Eps 12: Silent Battles

12 5 70
                                    

❄❄❄

“Dalam pencarian kebenaran, setiap petunjuk bisa membuka tabir misteri yang lebih besar dari yang kita bayangkan.”

❄❄❄

Chiara mengaduk ice chocolate secara perlahan, memandangi butiran es yang berputar dalam cangkir. Liora duduk di depannya, sesekali menyeruput es kopi buatannya. Mereka duduk santai di bangku tinggi pantry kantor, membahas rencana akhir pekan sambil menikmati suasana yang tenang.

"Eh, udah lama kita gak nongkrong, ya?" Chiara bertanya sambil tersenyum tipis.

Liora mengangguk sambil tersenyum. "Iya nih, kapan-kapan yuk. Kita butuh refreshing. Semalam aja gue sampai mimpiin kerjaan."

Obrolan mereka terhenti saat dua perempuan masuk ke pantry, menuju mesin kopi sambil berbicara pelan. Keduanya tampak tidak menyadari keberadaan Chiara dan Liora, masih sibuk dengan gosip yang mereka bicarakan.

"Lo tau gak, kemarin gue denger lagi soal Chiara," bisik salah satu dari mereka, suaranya cukup jelas terdengar oleh Liora. "Katanya dia suka ngejatuhin orang lain demi naik jabatan."

"Gue sih gak kaget," sahut perempuan satunya, mengangguk setuju. "Dia emang keliatan ambisius banget."

Chiara menarik napas panjang, berusaha tetap tenang meskipun raut wajahnya sedikit berubah. Namun, Liora tidak bisa diam. Dia memutar kursinya dengan cepat, menatap tajam ke arah kedua perempuan itu.

Liora memicingkan matanya, rahangnya mengeras seiring dengan bibirnya yang mulai tertarik membentuk senyuman dingin. "Kalau mau ngomongin orang, ngomong aja langsung depan orangnya." Sindirannya membuat kedua perempuan itu tersentak kaget.

"Gue denger kok, lanjut aja. Gue penasaran apa lagi gosipnya." Liora melanjutkan sambil berdecih pelan.

Kedua perempuan itu saling memandang dengan canggung, lalu salah satunya memberanikan diri menjawab. "Kita cuma denger dari orang lain, sorry."

"Jangan asal nyebar gosip kalau gak tau fakta," sahut Liora dengan nada tajam. Chiara yang berusaha tetap tenang, menyentuh lengan Liora, mencoba menenangkan temannya.

"Udah, Li. Gak apa-apa." Chiara menatap Liora dengan mata tenang.

Kedua perempuan itu segera meninggalkan pantry dengan raut wajah malu. Beberapa detik setelah mereka pergi, Aileen muncul, membawa gelas kosong sambil memasang ekspresi arogan khasnya. Dia mengangkat alis, seolah bingung dengan situasi yang baru saja terjadi.

"Ada apaan sih rame-rame? Ada gosip baru?" tanyanya sambil membuka mesin kopi, tampak tidak benar-benar tertarik, hanya berpura-pura ingin tahu.

Liora langsung bangkit, melangkah cepat mendekati Aileen. Dia menepuk bahu Aileen dengan keras, hingga Aileen hampir kehilangan keseimbangannya. "Pasti lo kan! Gue tau lo biang keroknya. Fitnah orang, terus bikin gosip busuk buat naikin nama lo sendiri! Lo pikir lo siapa, ha?"

Aileen hanya menyeringai sambil memutar mata, seolah semua tuduhan itu tidak berarti. Dengan santai, dia memasukkan kopi bubuk ke dalam gelas, sikapnya tetap tenang seakan tidak terjadi apa-apa.

"Gue?" balas Aileen dengan nada santai, tanpa menoleh. "Ngapain juga gue buang waktu buat ngefitnah dia? Orang-orang bebas kali ngomong apa yang mereka mau."

Liora hampir tidak bisa menahan dirinya lagi, tangannya sudah terangkat, siap menjambak rambut Aileen. Namun, Chiara sigap menariknya mundur, menahan amarah Liora yang nyaris meledak.

"Liora, udah!" Chiara berusaha menengahi, lalu menatap Aileen dengan tegas meski suaranya tetap tenang. "Kita gak perlu berantem di sini. Gue minta lo buat klarifikasi. Biar masalah ini selesai, dan nama gue gak tercemar lagi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Charmolypi 2 : CarapherneliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang