8

285 36 6
                                    

.

.

.

.

.

malam telah berganti menjadi pagi, sinar matahari mulai memasuki ruangan. Alaric membuka perlahan matanya seperti biasa alarm tubuhnya, hal yang dia lihat adalah Lucas yang masih tidur.

Alaric memperhatikannya sejenak, lalu mulai membangunkannya.

"kakak? bangun"

"em..? hem?"

"kak Lucas?" panggilnya lagi

"em? ada apa? ini masih terlalu pagi.. Ala.. tidurlah lagi oke" Lucas dengan segera memeluk Alaric kembali dan mengepuk-ngepuk pinggangnya berharap Alaric kembali tidur, namun Alaric tidak bisa kunjung tidur lagi sedangkan Lucas sudah kembali tidur.

Alaric melihat sekitar dan mulai turun dari kasurnya secara perlahan lalu setelah turun Alaric berjalan keluar kamarnya. Alaric berjalan menuju dapur, meninggalkan Lucas sendiri di kamarnya.

'Lapar' gumam Alaric sambil memegangi perutnya, entah mengapa akhir-akhir ini dirinya mudah lapar. setelah berjalan beberapa lama akhirnya Alaric sampai di tujuan.

"ya ampun pangeran? ini masih sangat pagi" ucap salah satu pelayan yang kaget dengan kehadiran Alaric.

Alaric mengerutkan keningnya melihat gelagat pelayan itu yang menurutnya aneh "aku lapar"

"oh.. baik pangeran, sa-saya akan menyiapkannya" ucap pelayan itu dengan sedikit gugup.

"tak usah, aku bisa sendiri" Alaric maju untuk mengambil alih, namun lagi-lagi si pelayan tadi bersikap aneh karena dirinya begitu ketakutan dan membuat Alaric makin curiga

"ada apa" tanya Alaric yang lagi-lagi membuat pelayan itu kaget

"i-iya, sa-saya hanya-"

"hanya apa?"

"eh? em.."

"mengapa kau berkeringat?" tatapan Alaric masih tajam melihat ke arahnya.

"eh? ini- karena saya kegerahan"

"ini masih pagi"

kini pelayan itu sudah sangat terpojok dan langsung bersiap-siap menyerang Alaric mengunakan belati yang dia sembunyikan di dalam roknya "sialan kau!!" seru dia sambil menyerang Alaric

Alaric langsung menghindari serangan tersebut dengan sangat mudah dan menciptakan jarak yang lumayan jauh dari pelayan tersebut. Alaric ingat dengan samar beberapa hal yang di beritahukan oleh kembarannya dulu saat menyiksanya, memang dia sering kali menjadikan samsak hidup tetapi juga menjelaskan beberapa hal perihal bela diri dan cara mengamati lawannya agar terlihat hebat di depannya 'dia penguna belati, kemungkinan dia petarung jarak dekat. aku harus tetap menjaga jarak'

"cih!" pelayan tadi langsung berlari mendekat dan menyerang Alaric kembali.

Alaric mencoba menghindar dan mengaga jarak kembali, namun tentu pengalaman bertarung pelayan tersebut lebih lama dan lebih ahli di banding dirinya yang mengakibatkan dirinya dapat memprediksi gerakan Alaric dan membuat Alaric terpojok.

dalam hitungan detik, belati itu hampir mencapai depan wajahnya

"Ayu!!"

Ayu langsung menciptakan perisai untuk melindungi Araic sampai seluruh badannya. karena perubahan yang terjadi sangat cepat dalam hitungan detik membuat pelayan tadi terpental cukup jauh, namun dirinya lasngung bersiap kembali.

"tuan! apa tuan baik-baik saja?!" - Ayu

"tuan!! "- semua

"hah.. aku baik-baik saja.." jawab Alaric pada semua spiritnya

The Spirit Controller [Setiap Hari Rabu] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang