10

231 34 2
                                    

.

.

.

.

.

"ayahh!! Kakak!!" teriak Alaric sambil berlari menuju ayahnya dan kakak

Xavier dan Rafael segera melihat sumber suara yang ternyata di sana terlihat Alaric yang berlari, diikuti dengan Evaliana dan Lucas di belakang. wajah Alaric sangat berseri dan bersemangat sambil terus berlari menuju mereka berdua.

"hah.. ayah.. aku.. hah.. kak.. aku lelah.. lari.. hah" ucap Alaric sambil mengatur nafas, juga mereggangkan tanganya minta di gendong Rafael.

Rafael tertawa melihatnya, tapi juga senang karena dengan begitu artinya Alaric menerima nya dan mau di manja oleh nya. Xavier hanya bisa mengelengkan kepalnya dan merangkul kedua anaknya yang lain yang ikut berlari tadi dengan Alaric

dengan gemas Xavier mencubit kedua pipi anaknya "hmm.. gemas sekali anak-anak ku~ kenapa kalian sampai berlari-lari seperti itu, hm?"

Evaliana segera melepaskan cubitan di pipinya "ihh ayah! sakit tau", sedangkan adiknya Lucas hanya bisa pasrah saja pipinya di kunyel-kunyel oleh ayahnya.

"ada apa hm? kamu mau menunjukan apa Ala?" tanya Xavier pada Alaric yang berada di gendongan Rafael. Alaric segera mengeluarkan sebuah botol parfum kecil yang hanya seukuran genggaman nya.

"aku buat ini!" seru Alaric

"bolehkan aku pinjam?" tanya Rafael meminta parfum itu.

"nih" Alaric pun menyerahkan parfum itu pada kakaknya, Rafael pun sedikit membuka nya dan mencium aroma parfum tersebut

"Lavender?"

"ya!!" jawab Alaric dengan semangat

"benarkah? bolehkan ayah mencium nya juga?" tanya Xavier yang lumayan penasaran

Rafael menyerahkan parfum tersebut pada Xavier dan setelah itu Xavier menciumnnya. walaupun tidak sebagus parfum yang tertemuka dan terkenal, namun untuk ukuran pemula ini masuk kategori bagus.

parfum yang memiliki aroma Lavender yang segar dan tidak terlalu menyengat, Xavier menganguk "bagus-bagus"

"terima kasih!!' jawab Alaric sambil terus berseri dan sedikit menunduk karena ragu mengatakansesuatu. Rafael mengetahuinya dan bertanya "ada apa? bicaralah"

"em.. aku.. aku tertarik di bidang itu.. aku suka membuat sesuatu dan.. bolehkah aku mendalami nya?" tanya Alaric dengan ragu

"mengapa tidak? jika bakat mu dan kegemaran mu berada di bidang itu, maka tidak masalah" Alarit tersenyum lega mendengar jawaban Xavier yang membuat nya senang, Alaric bersyukur karena sebelumnya dirinya sngat di larang untuk menentukan keputusan.

"oh ya Ala, pakaian mu telah sampai"

.

.

.

.

malam hari dimana waktu yang telah di tentukan untuk acara peresmian Alaric.

kini, Alaric sudah sangat lengkap mengenakan pakaian yang sudah di pesan.

pakaian yang terdiri kemeja, jas, celana pendek itu memiliki warna dasar putih bersih dengan sedikit sentuhan warna emas yang indah. kaos kaki hitam yang sampai ke lulut juga dengan sepatu hitam, juga dengan gaya rambut Alaric yang di tata rapi menambah kesan nya juga.

Alaric kagum dengan pakaian tersebut karena selain pakaian ini sangat pas, dia juga memiliki tekstur bahan yang lembut dan tidak membuat Alaric berkeringat sesuai apa yang dia inginkan.

The Spirit Controller [Setiap Hari Rabu] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang