Entah kenapa akhir-akhir ini Seli merasa jika hubungannya dengan Sela mulai merenggang. Sela seperti menjaga jarak dengan dirinya. Seli bahkan lupa kapan terakhir kali ia dan Sela mengobrol ketika di rumah. Satu minggu yang lalu kah? Ah tidak, sepertinya sudah lebih dari dua minggu. Sela sekarang selalu pulang terlambat, ya ya Seli tahu jika kakaknya sekarang menjadi guru les privat Mikko si anak baru itu. Sejak kedatangan Mikko ke sekolah ini kakaknya mulai berubah. Mulai dari Mikko yang merebut tempat duduknya, Sela yang menjadi lebih sering istirahat di kelas bersama Mikko, dan sekarang lihatlah bahkan kakaknya nyaris tidak memiliki waktu untuk dirinya karena sepulang dari rumah Mikko Sela pasti langsung masuk dan mengunci dirinya di dalam kamar, seolah tidak mengijinkan Seli untuk masuk ke kamar kakaknya. Sela sekarang sungguh asing di matanya, dan ini semua karena Mikko, orang itu alah sumber kerenggangan hubungan antara ia dan kakaknya.
Pagi ini Seli sengaja berangkat lebih awal dibandingkan biasanya, ada yang perlu ia tanyakan kepada Sela. Biasanya ia akan masuk kelas jika bel tanda pembelajaran sudah berbunyi, namun tidak dengan pagi ini, sampai sekolah Seli langsung berlari menuju kelas mencari keberadaan kakaknya.
"Kak gue ada salah ya sama lo?" Tanya Seli to the point ketika sudah sampai di bangku kakaknya.
Sela yang tengah fokus membaca novel langsung menoleh ke arah Seli yang sudah duduk di sampingnya.
"Lo kenapa sih? Tiba-tiba banget nanya kaya gitu, " Ucap Sela heran dan sedikit kesal karena kedatangan Seli.
"Gue ngerasa kalo sekarang lo ngejauh dari gue, "
Siapa yang bakal sanggup terus-terusan dibandingin? Gue udah capek banget Sel, asal lo tahu lo itu bikin gue makin menderita, gapapa kok kalo emang papa nggak sayang sama gue, tapi dengan adanya lo yang dapat kasih sayang papa bikin gue iri, sakit banget Sel. Jawab Sela dalam hati.
"Ga ah itu cuma perasaan lo doang," Sangkal Sela, kata yang keluar dari mulutnya berbanding terbalik dengan isi hatinya.
"Kak jangan kaya gini, lo tau nggak sih gue sekarang ngerasa kalo lo itu ngejauh dari gue, lo asing, bukan Sela yang gue kenal, gue nggak bisa kalo terus-terusan lo giniin kak, "
"Apaan sih lebay lo, gue aja bisa tuh hidup tanpa mama, gue bisa hidup tanpa kasih sayang dari papa, gue bisa hidup tanpa cinta Asraf, gue bisa hidup walau semua saudara gue cuma sayang sama lo, " Sarkas Sela.
Seli terdiam mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh kakaknya, perkataan itu menusuk tepat ke jantungnya. Tidak ada yang salah dengan apa yang Sela katakan, hanya saja mendengarnya membuat dada Seli terasa sesak.
"Kak..." Lirih Seli
Banyak teman Sela yang bilang enak banget ya hidupnya, udah cantik pintar punya saudara kembar seasik Seli walaupun mamanya udah meninggal setidaknya ia punya ayah yang kaya keluarga besar yang baik dan ramah. Ya, orang bisa berkata seperti itu karena hanya melihat dari luarnya saja. Kalau kata guru bahasa jawanya urip kui sawang sinawang, dan memang benar-orang-orang nggak tahu kehidupan kita yang sebenarnya seperti apa. Nggak ada yang tahu seberapa seringnya Sela menangis di malam hari, nggak ada yang tahu sesakit apa menjadi anak yang selalu dibanding-bandingkan dan dipandang sebelah mata oleh keluarganya dan setelah bertahun-tahun ia merasakan semua penderitaan ini ada satu kenyataan baru yang membuat Sela semakin hancur.
Beberpa waktu lalu setelah berpikir panjang Sela memutuskan untuk periksa ke dokter tanpa memberi tahu siapapun, awalnya mengira bahwa dirinya hanya sakit kepala biasa sampai pada akhirnya dokter menyuruh Sela untuk melakukan MRI. plis MRI biayanya nggak murah jadi tolong hasilnya yang bagus-bagus aja ya jangan ada diagnosa macem-macem. Dan ternyata hasil dari pemeriksaan yang dilakukan itu tidak sesuai dengan apa yang Sela harapkan. Uang tabungan untuk kuliah yang Sela gunakan untuk MRI memberinya kenyataan menyakitkan, bahwa ternyata ada tumor yang bersarang di otaknya.
Ya Tuhan... Ujian macam apa lagi ini. Belum cukupkah engkau melihatku menderita sejauh ini? Apakah manusia sepertiku tidak berhak untuk bahagia? Kenapa engkau buat hidupku sehancur ini Tuhan?

KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
Teen FictionDibalik tawa ceriaku, terdapat luka yang menganga. Aku rindu hangatnya pelukan dan kasih sayang. Rindu? Aku bahkan sudah lupa bagaimana rasanya semua itu. Start : 19 Oktober 2022 End : - Cover and cast by © pinterest