Rain bergegas memasuki rumahnya begitu tadi ia melihat Bundanya sedang berbelanja di warung dekat rumah kontrakan mereka. Rain langsung mengeluarkan sekotak ponsel baru dari tasnya dan mengeluarkan kue cokelat dari dalam kotak kue yang ia bawa. Ia sengaja membuatkan kue ini tadi di toko untuk Bundanya.
Rain merogoh ponselnya, ia berencana mengajak Bima untuk memberi kejutan untuk Bundanya melalui video call. Telepon berdering.
Wajah Bima muncul di telepon Rain. Bima tersenyum lebar, ia melambaikan tangan.
"Hai sayang!" sapa Bima. "Ada apa? aku baru aja sampai di sekolah nih, mau ngajar basket sejam lagi." jelas Bima sambil mengedarkan kameranya mengelilingi lapangan basket.
"SMA kita masih gitu-gitu aja ya, belum ada perubahan?" Rain tertawa.
"Masih sama banget sayang, makanya tiap aku lihat setiap sudut di sekolah ini selalu ingat kamu." Bima tertawa.
"Bim, kulit kamu tambah eksotis deh." ucap Rain sambik tertawa.
"Namanya juga ngajar basket tiap siang-siang sampe sore, gimana gak eksotis. Tapi lihat ototku, udah oke gak?" Bima melihatkan otot di lengan tangannya.
Rain menggangguk. "Udah keren Bim." Rain mengacungkan jempolnya. "Bim, bentar ya. Temenin kasih kejutan buat Bunda. Bentar lagi Bunda pasti datang. Lagi di warung gak tahu beli apa." Ucap Rain sambil menghidupkan lilin.
"Ohiya Bunda ulang tahun ya. Okedeh yuk-yuk." Bima bersemangat.
Benar saja, tak lama pintu rumah terbuka, Rain langsung muncul dari balik tembok dapur sambil membawa kue yang sudah dihiasi lilin. Bundanya tersenyum haru.
"Selamat ulang tahun Bundanya Rain!" Seru Rain.
"Happy Birthday Bunda!" seru Bima dari video call.
"Loh, nak Bima? ikut juga." Bunda tersenyum senang.
Setelah berdoa dan meniup lilin, Bunda memeluk Rain dan mencium kening serta pipi Rain dengan kasih sayang.
"Makasih ya Rain, makasih ya Bima." Ucap Bunda sambil tersenyum.
"Rain masih ada kado buat Bunda." Rain menyodorkan ponsel baru itu.
"Rain, ini pasti mahal. Kamu gak perlu kasih kado mahal buat Bunda. Masih dikasih kesempatan umur panjang dan tinggal dengan kamu disini adalah kado terindah buat Bunda."
"Gak apa Bunda, Rain emang udah niat belikan Bunda ponsel baru. Punya Bunda kan udah rusak, pasti kangen kan buka sosial media lagi?" goda Rain sambil tersenyum.
"Makasih ya, nak Bima makasih ya." Bunda melambaikan tangan pada Bima.
"Iya Bunda, maaf ya Bima belum bisa kesana. Mudah-mudahan kalau udah ada rejeki lebih Bima kesana ya." ucap Bima.
"Iya nak. Baik-baik ya sama Rain. Bunda doakan kalian lancar sampai pelaminan." ucap Bunda tulus.
"Amin makasih Bunda." jawab Bima dan Rain hampir bersamaan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
No, I'm Not.
Teen Fiction"Sekarang aku tanya sama kamu, apa kamu pernah beneran cinta sama aku? Atau jangan-jangan selama ini kamu cuma kasihan sama aku?!" Tanya Bima pada Rain dengan tatapan sayu. Ternyata, apa yang selama ini Bima semogakan, tidak akan pernah terjadi dal...