Bima mengalihkan pandangan setelah saling tatap beberapa detik dengan Daya. Orang yang tak ia harapkan untuk berjumpa lagi. Ia mendadak gugup. Dibawah meja, ia meremas jarinya yang perlahan mulai terasa dingin.
Kegugupan itu ia rasakan karena sejak putus dengan Daya dua tahun yang lalu, mereka tak pernah saling berkomunikasi lagi, mereka putus dengan cara yang buruk. Bima tahu, kalau Daya satu kampus dengannya, hanya beda jurusan, namun Bima tak pernah menduga Daya akan menghampirinya dan memulai berinteraksi lagi dengannya.
"Boleh gue duduk disini?" tanya Daya yang seketika memecah lamunan Bima.
"Ngg, b-boleh." sahut Bima terbata.
"Udah dua tahun aja ya, gue bukan siapa-siapanya lo lagi." Daya tersenyum singkat, seperti menahan rasa sakit. "Lo apa kabar, Bim?" tanya Daya lagi.
"Gue baik. Ada apa ya, Day?" tanya Bima sambil mengalihkan pandangannya dari Daya.
"Masih, sama Rain?" Daya menatap Bima lekat.
"Masih, kenapa?"
"Oh, engga." Daya tersenyum lagi. "Kuat ya lo, LDR sama Rain tanpa pernah gue denger kalian berantem. Padahal dulu waktu lo pacaran sama gue, kita sering ketemu, tapi sering banget marahan. Marahan karena cewek yang jadi pacar lo sekarang." Daya tersenyum sinis.
"Udahlah, ngapain dibahas lagi?" tanya Bima malas.
"Ngapain dibahas lagi? Lo gak mikir? Gue sakit hati sampai sekarang Bim. Kenapa sih, lo pilih Rain? Jelas-jelas dia jauh sama lo sekarang. Apa lo gak ngerasa kesepian pacaran sama dia?" tanya Daya yang sontak membuat Bima terkejut.
"Lo kenapa sih?" Bima mulai kesal. "Bukannya dulu, lo ya, yang minta kita putus? Kenapa sekarang nuntut gini, sih?" tanya Bima heran.
"Iya karena gue gak rela punya pacar tapi hatinya buat sahabat gue sendiri. Rain itu egois, Bim. Pernah gak sih lo sadar? Saat lo sama gue, dia malah deket sama lo. Disaat lo jadi punya dia, dia malah ninggalin, jauh dari lo." Kata Daya sambil menatap Bima lekat.
Perlahan Daya menggenggam tangan Bima, namun dengan cepat Bima menarik tangannya dari Daya.
"Heh, lo udah ninggalin gue, dua tahun kita udah gak ada hubungan, sekarang lo datang marah-marah nuntut ini itu? Gak waras lo! Aneh lo!" Bima mendelik kesal.
"Gue masih sayang lo. Gue harap kita bisa kembali, Bim." Ucap Daya. Tanpa menunggu jawaban Bima, Daya langsung bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan Bima.
Bima menatap tubuh Daya yang semakin hilang dari pandangan. Ia memalingkan wajah. Menghembuskan napas dengan berat.
Kenapa Daya harus datang lagi? Batinnya.***

KAMU SEDANG MEMBACA
No, I'm Not.
Teen Fiction"Sekarang aku tanya sama kamu, apa kamu pernah beneran cinta sama aku? Atau jangan-jangan selama ini kamu cuma kasihan sama aku?!" Tanya Bima pada Rain dengan tatapan sayu. Ternyata, apa yang selama ini Bima semogakan, tidak akan pernah terjadi dal...