Gue salah ya?

17 1 0
                                    

Sejak kehadiran Daya, Bima menjadi uring-uringan. Sebenarnya ia paham seharusnya ia tak memikirkan tentang Daya lagi. karena memang kenyataannya Daya yang meminta untuk mengakhiri hubungan mereka saat itu.

"Lo kenapa sih, dari tadi melamun aja. Dingin tuh kopi." kata Tomas.

Mereka sudah sampai di cafe dua puluh menit yang lalu, tetapi sejak kopi itu diantar, Bima sama sekali belum menyentuh kopinya. Ia hanya melamun dengan tatapan kosong.

"Gue mau cerita sama lo," kata Bima sambil menatap Tomas dengan serius.

"Sok atuh," kata Tomas sambil menggeser kursinya mendekati Bima.

Bima terdiam sejenak, ia menatap Tomas dengan ragu. 

"Jadi, dulu sebelum gue sama Rain ini, gue punya mantan. Namanya Daya. Kita udah pacaran lumayan lama. Nah si Daya ini dulunya sahabatan sama Rain, tapi semenjak gue putus sama Daya, Rain sama Daya jadi jauh. Terus-"

"Pasti lo selingkuh sama si Rain kan? Makanya Daya marah gitu?!" tuding Tomas.

"Enggalah! Dengerin gue dulu, belom lese iniiii.." kata Bima kesal.

"He he,  lanjut bro.."

"Sebenarnya gue udah suka dari lama sama si Rain. Sebelum pacaran sama Daya. Tapi karena si Daya ngungkapin perasaannya ke gue, dan gue ngeliat Rain juga deket sm cowok lain, yaudah, gue deket sama Daya, perasaan itu mulai muncul ke Daya dan akhirnya gue pacaran sama Daya." jelas Bima.

Tomas sedikit terkejut mendengarnya, namun ia menatap Bima lebih lekat, ia nampak tertarik dengan cerita Bima.

"Tapi seiring berjalannya waktu, gue gak bisa lupain Rain. Gue malah sayang sama dia. Gue sayang sama dia dalam diam Tom, gue juga jarang ngobrol sama dia waktu itu. Dan bodonya gue, gue gak tahu kalau sebenarnya Rain juga suka sama gue udah lama, tapi karena Daya juga suka sama gue, akhirnya Rain jauhin gue untuk Daya. Tapi ternyata waktu memang memberikan jalan untuk gue sama Rain. Jadi, Rain sekarang pacar gue." jelas Bima.

"Enak ya jadi cowok ganteng direbut cewek-cewek. Gue juga mau" Tomas menekuk wajahnya, berusaha menunjukkan ekspresi tersedih yang ia miliki.

"Anjir, lo kenapa gitu?" Bima tertawa. "Gue belum lese, Kibo!" kata Bima sambil menarik pelan rambut Tomas.

"Cerita lo penuh drama yak, lanjut" Kata Tomas sambil tertawa.

"Nah, permasalahannya. Saat itu yang mutusin gue, si Daya. Lantaran dia gak mau pacaran sama gue karna dia tau gue ada rasa sama Rain. Tapi tadi nih, baru aja, dia samperin gue! Dia bilang segala macem tentang hubungan gue sama Rain. Dan malah dia bilang masih sayang sama gue. Gimana coba maksudnya?" tanya Bima.

"Sorry bro, tapi dia gak salah sih. Misal, gue punya pacar yang sifatnya macem lo. Ya gue putusin aja sih, dibanding pacaran tapi hatinya buat orang lain. Ya sakit hati lah bego. Apalagi sahabatnya sendiri. Gila aja lo nyalahin dia juga." kata Tomas jujur, yang seketika membuat Bima termenung.

"Gue salah ya?" tanya Bima pelan.

"Gak salah juga sih. Lo punya hak untuk memilih. Lagian lo rasa lebih bahagia sama siapa? Daya atau Rain?" tanya Tomas.

"Rain. Karena, dia gak pernaha nuntut banyak. Gue ngerasa enjoy pacaran sama dia. Kalau sama Daya, dia banyak maunya, ngekang juga. Bukan gue bilang Daya gimana ya, gue cuma jelasin apa adanya sama lo." kata Bima lagi.

"Kalo begitu, ya gak masalah. Seenggaknya lo lebih bahagia sama Rain, jadi gak apa-apa. Mungkin si Daya masih perlu waktu untuk lupain lo. Dan salahnya lo naruh hati buat Rain disaat lo masih sama Daya." kata Tomas.

Bima mengangguk pelan, menyetujui ucapan Tomas.

"Bagi nomor Daya dong, kali aja gue bisa nyembuhin sakit hatinya." kata Tomas sambil menaik-turunkan alisnya.

"Serius lo?" Bima tertawa.

"Iyalah, sekampus sama kita, kan? Cantik gak?" tanya Tomas.

"Semua cewek cantik, dengan caranya sendiri. Ya lo besok gue liatin deh di kampus kalau gak sengaja ketemu. Oke?" ucap Bima.

"Yaelah pakek besok, yaudah nomornya aja dulu." desak Tomas.

"Iya-iya. Tapi gue gak tahu ya itu masih aktif apa engga. Udah lama gak chat soalnya." kata Bima sambil mencari kontak Daya.

"Ini nih, Whatsapp-nya," Ucap Bima sambil membuka kontak Daya.

Dengan sigap, Tomas merebut ponsel Bima sangking semangatnya. Namun, Tomas langsung terpaku saat menyadari sesuatu.

"Bim, maaf, gue gak sengaja pencet pesan ke Daya!" kata Tomas panik.

"Bego!! Lo ah!" Bima merebut ponselnya dengan kesal.

- Ppppp. -
Terkirim.

***

No, I'm Not.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang