Kenapa jadi rumit?

7 2 0
                                    

"Anjir, kan! lo sih, kenapa isi salah kirim segala?  Lo kan tau kalau Daya masih berharap sama gue?! Kalau kayak gini, apa dia gak makin berharap? Terus gue harus bilang apa? Salah pencet? Yang logis ajalah, kalaupun salah pencet, tapi artinya gue sengaja emang lagi lihat kontak dia. Lo sih!" Bima berdecak sebal.

Tomas terpaku ditempatnya. Baru kali ini ia benar-benar kena omelan dari sahabatnya itu. Tapi ia benar-benar tak sengaja.

"Maafin Tomas ya, Bim." Tomas menunjukkan wajah bersalahnya yang malah sungguh terlihat menjengkelkan bagi Bima.

"Gue telepon Daya sekarang, lo yang minta maaf bilang salah pencet. Gue gak mau tahu. Gue gak mau ikut-ikut. Gue gak mau kalau setelah ini Daya akan sering hubungin gue." ucap Bima sambil menekan tombol 'panggil'.

Tomas mengangguk setuju. Ia dan Bima memandang ponsel Bima dengan serius.

"Maaf, nomor yang anda hubungi sudah tidak aktif-"..

"YESSS!!! YA TUHAN TERIMAKASIH!" Bima bersorak senang.

Ia dan Tomas berpelukan sangking senangnya. Bodo amat dengan pandangan orang disekitar mereka. Bima sangat gembira kalau ternyata nomor Daya sudah tak aktif lagi.

"Tuhan telah menyelamatkan lo dan gue." ucap Tomas senang.

"Kok nyelamatin lo juga?" tanya Bima bingung.

"Ya iya, gue hampir mati kalau Daya sampai baper lagi sama lo." ucap Tomas bersalah.

"Makanya hati-hati. Kalau lo mau kenalan sama dia, cari tahu sendiri aja deh jangan bawa-bawa gue. Gue mau hidup tenang sama Rain." kata Bima.

"Iya. Maaf ya bro.." Tomas menepuk pundak Bima sambil tersenyum.

Disaat sedang asik berbincang, tiba-tiba seorang pelayan datang dan meletakkan sepiring cheesecake diatas meja Tomas dan Bima. Sontak Bima terkejut saat melihat pelayan itu. Daya tersenyum pada Bima.

Sontak Bima terkejut, ia sampai memundurkan tubuhnya sangking tak percayanya melihat Daya ada dihadapannya. Terlebih ia panik apa Daya mendengar obrolannya dengan Tomas? Sementara itu, Tomas hanya melongo melihat reaksi Bima yang seperti melihat setan. Ia tak tahu kenapa Bima terkejut melihat pelayan itu.

"Gue kerja disini, Bim. Gue lihat ada lo sama temen lo. Jadi ini kue buat kalian ya, anggap aja sogokan biar kalian sering kesini. Ini Ifree kok. Semoga suka. Sering-sering kesini ya. Siapa tau kita bisa sempet ngobrol." Daya tersenyum dan kemudian pergi.

Bima menatap Daya yang kini sudah kembali ke meja kasir. Ia melongo, kenapa tadi  saat sampai ia tak melihat Daya ada disana? Tahu Daya kerja disini, Bima mungkin sudah mencari cafe lain.

"Anjir, kok jadi gini, sih?" Umpat Bima.

"Siapa? kok lo segitunya?" tanya Tomas bingung.

"Itu Daya, anjir." Bisik Bima.

Ia menghembuskan napas berat. Bima seketika merasa tak nyaman disana.

"Astaga. Bisa-bisanya. Lo gak ngeh apa daritadi ada dia disini? emang lo gak liat dia?" tanya Tomas bingung.

"Kalau gue tau juga dari awal gue gak akan masuk kesini." Bima mendelik kesal.

"Serius yang ini gue gak ikut-ikut dan bukan salah gue ya." Ucap Tomas sambil mengalihkan pandangannya.

Tomas dan Bima terpaku dengan kebetulan yang tak diharapkan ini.

***

No, I'm Not.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang