Bab 4

379 31 8
                                    

Sooji kini duduk di sofa ruang keluarga bersama yujin kakaknya dan woo jin adiknya. Mereka sedang menikmati hari libur dengan bersantai-santai, dan menonton film favorit mereka di televisi. Setelah kemarin dihajar oleh dayeon dan seolha. Sooji merasakan nyeri di sekujur badannya, jadi hari ini sooji memutuskan untuk tidak terlalu banyak beraktifitas agar tenaganya kembali pulih.

Saat mereka sedang asyik menyaksikan adegan di film, Yujin tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke arah Sooji yang masih fokus menonton.

"Sooji" panggil yujin dengan suara lembut

"Ya? Ada apa, Yujin?" Sooji menoleh, sedikit terkejut.

"Bukankah sebentar lagi hari ulang tahun doah?. Bagaimana kalau kita mencoba mengunjungi rumah lamanya, atau pergi ke pemakaman, siapa tahu doah mampir kesana" Yujin berkata dengan nada lemah, dan sedih.

Sooji memandang Yujin yang duduk di sebelahnya. Ekpresi di wajah Yujin memperlihatka rasa sedih dan rindu yang jadi satu.

Sooji ingin sekali mengatakan bahwa dia sudah menemukan doah. Tapi Sooji merasa takut dan bingung. Takut jika Yujin tidak bisa menerima perubahan pada diri Doah, Sooji takut Yujin akan sakit hati dengan sikap doah yang kini berbeda. Sooji juga takut jika Doah tau dia menceritakan keberadaannya pada Yujin, Doah akan marah dan semakin menjauh.

Dia ingin mendekati doah perlahan-lahan, mencari cara untuk membuka hati Doah kembali. Sooji ingin menyusun kembali kehidupan Doah yang berantakan sejak hampir satu setengah tahun yang lalu.

"Yujin, Doah tidak mau bertemu kita lagi" Sooji menatap mata yujin dengan sedih

"aku tahu sooji, tapi bagaimana bisa aku membiarkannya sendirian? Aku selalu ingin jadi orang yang bisa doah andalkan, menjadi tempat pertama untuk menampung ceritanya, aku ingin jadi tempat dia pulang Sooji" Suara Yujin mulai bergetar, matanya kini berkaca-kaca, dia benar-benar rindu dengan sosok yang dia cinta itu

"Bagaimana kalau di luar sana doah tidak bisa mengatasi masalahnya sendiri? bagaimana kalau dia tidak bisa bertahan dan mencoba pergi untuk selamanya dari kita seperti dulu"?

Air mata Yujin kini sudah mengalir deras, dia membungkukan badannya dan menutup wajahnya dengan kedua tangan.Suasana di ruang keluarga seketika berubah kelam, dan diisi oleh suara isakan yujin.

"Yujin!! Kenapa kamu menangis?" Eomma mereka tiba-tiba muncul, dan kaget saat melihat Yujin menangis. Dia segera duduk disamping Yujin, menarik badan Yujin ke dalam pelukan yang hangat.

"Yujin Rindu doah eomma" jelas Sooji, karena yujin tidak menjawab.

Eomma hanya mengangguk paham. Dia sudah mengerti permasalahan anaknya

"Yujin, Eomma yakin jika Doah sudah siap ,pasti dia akan mencari kamu dan Sooji" ucap Eomma sambil mengelus rambut Yujin dengan lembut

"Beri doah waktu ya, wajar jika waktunya lama, karena apa yang Doah lalui sangat berat"

Eomma mendorong tubuh yujin dari pelukannya, memegang kedua bahunya, dan menatap mata Yujin yang masih menangis, tangannya mulai menyentuh pipi Yujin untuk menghapus air mata yang mengalir.

"Eomma tahu kamu sangat ingin membantu Doah di masa sulit dia, Tapi hanya Doah yang tau obat yang tepat untuk lukanya. Dan ternyata obat yang tepat menurut dia adalah mencoba menjauh dari kenangan masa lalunya, dan mengatasi semuanya sendirian"

"Jika kamu percaya doah, maka kamu juga harus percaya dengan keputusannya itu. Oke?" eomma menepuk-nepuk bahu yujin, berusaha menenangkan anaknya.

Yujin hanya mengangguk, mencoba memahami dan menerima penjelasan eomma.

MONOCHROMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang