BAB 42 Semua pernah sakit

370 44 7
                                    

Kini, mereka bertiga sudah berada di dalam mobil. Yujin mengemudikan kendaraan dengan hati-hati, sementara Harin duduk di kursi sampingnya, dan Woojin duduk di kursi belakang.

"Woojin, tolong beritahu Eomma dan Appa tentang Sooji. Mereka pasti akan marah jika kita terlambat memberitahu, dan bilang juga jika Tuan Park Youngmin sudah bebas," pinta Yujin kepada adiknya.

"Baik," jawab Woojin sambil merogoh ponsel di sakunya dan mulai mengetik pesan.

Yujin mengendarai mobil perlahan, menyusuri jalan yang cukup lengang, karena awan mendung perlahan menutupi langit. mereka mengawasi dengan tajam sekeliling, berusaha mencari keberadaan Sooji. Beberapa saat kemudian, hujan mulai mengguyur deras. Perasaan mereka semakin tidak karuan karena khawatir dengan keadaan Sooji di luar sana.

Dengan pandangan yang terbatas, mereka terus berusaha mencari Sooji, mengelilingi area yang ada di sekitarnya. Mereka yakin Sooji tidak pergi jauh, karena dia hanya berlari. Setelah beberapa saat mencari, Yujin akhirnya menemukan siluet seseorang yang sangat dia kenal dari kejauhan. dia berusaha mendekati sosok yang berjalan tak tentu arah di tengah rintikan hujan itu. Saat sudah dekat, Yujin segera menghentikan mobilnya.

Harin yang akan membuka pintu segera ditahan oleh Yujin. "Pakai payung," ucapnya.

Woojin yang berada di belakang langsung menyerahkan satu payung yang ada di mobil kepada Harin, agar dia bisa menjemput Sooji dan membawanya masuk ke dalam mobil. Harin melangkah cepat menghampiri Sooji yang masih terus berjalan.

"Sooji!" panggil Harin, berjalan mendahului Sooji dan menghadangnya. dia mendekatkan tubuhnya ke arah Sooji agar Sooji bisa terlindungi oleh payung yang dibawanya.

Namun, Sooji tidak menanggapi. dia hanya diam dan terus menunduk, baju yang dia kenakan sudah basah kuyup.

"Sooji, kita masuk ke mobil ya. Di sana ada Yujin dan Woojin juga," bujuknya agar Sooji mau mengikutinya. Dia lalu merangkul Sooji dan menuntunnya untuk mendekati mobil.

Melihat itu, Woojin segera berpindah tempat duduk ke depan agar Harin dan Sooji bisa duduk berdua di belakang. Setelah Harin dan Sooji sudah masuk ke dalam mobil, Yujin langsung menyalakan mesin mobil agar mereka segera pulang ke rumah.

"Ini agar Sooji tidak terlalu kedinginan," kata Woojin, menyodorkan jaket yang dia pakai kepada Harin untuk digunakan Sooji. Harin mencoba memakaikan jaket itu ke tubuh Sooji, merangkul bahunya, dan menyandarkan kepala Sooji di bahunya agar Sooji bisa beristirahat dengan nyaman sepanjang perjalanan pulang.

Setelah sampai di rumah keluarga Sung, Harin langsung membawa Sooji masuk ke dalam rumah agar dia bisa segera beristirahat. Memasuki rumah, mereka melihat Appa dan Eomma sedang duduk di ruang tamu, menunggu kedatangan mereka dengan keadaan cemas.

Eomma yang melihat mereka masuk langsung menghampiri Sooji dengan terburu-buru. "Sooji, nak, kamu tidak apa-apa kan?" tanya Eomma dengan panik.

Melihat Sooji hanya menunduk diam, Eomma segera memeluknya, berusaha memberikan ketenangan. Dalam pelukan Eommanya, Sooji kembali menangis hebat, tubuhnya bergetar karena isakan tangis. "Eomma, Sooji takut," ucap Sooji lirih di tengah tangisannya.

"Tidak apa-apa, sekarang kamu ada di sini. Kita semua akan menjaga kamu," ucap Eomma lembut sambil mengelus kepala Sooji.

"Harin, tolong segera bawa Sooji ke kamar. Bibi akan buatkan makan dahulu," ucap Eomma kepada Harin sambil melepaskan pelukannya.

Harin segera membawa Sooji menuju kamar dan menyiapkan baju ganti untuknya. "Sekarang, mandi dulu ya, setelah itu kamu bisa istirahat," ucap Harin lembut.

Selesai mandi, Sooji keluar dari kamar mandi dengan wajah lesu dan tubuh terasa berat. Tanpa banyak bicara, dia langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Perlahan, dia mulai merasakan badannya meriang dan kepala pusing. Harin yang memperhatikan perubahan di wajah Sooji langsung merasa khawatir. Dengan cepat, Harin meletakkan tangan di dahi Sooji untuk memastikan dan benar saja, suhu tubuh Sooji panas. Harin segera bangkit, berniat turun untuk mengambil obat penurun panas. Namun, sebelum dia sempat melangkah, tiba-tiba tangan Sooji menahan pergelangan tangannya.

MONOCHROMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang