Bel mulai berdering menandakan jam istirahat telah dimulai, beberapa murid berhamburan keluar untuk segera ke kantin. Sooji langsung merapihkan buku dan alat tulisnya, lalu segera berjalan menuju kantin. Tapi saat hampir sampai di kantin, dia merasakan ponselnya berdering.
Segera ia membuka layar ponselnya untuk melihat siapa yang mengirim pesan
setelah membaca pesan itu Sooji segera bergegas pergi menuju ruangan harin, dia tidak mau bernasib buruk jika tidak segera kesana.
Saat tiba di depan ruangan, terlihat Pintu sedikit terbuka, tanpa mengetuk pintu sooji segera masuk kedalam. di ruangan itu hanya ada harin yang sedang duduk dengan kaki disilangkan, dan menatap lurus tajam ke arah sooji.
"Ah aku beruntung hari ini tidak akan dipukuli oleh teman-temannya" gumam Sooji lega karena dia tidak melihat teman-teman harin bersamanya.
Sooji berjalan pelan menuju tempat duduk harin "Ada apa?"
"Apa yang kamu ingin kan sooji?"
"apa maksud kamu?" tanya sooji penasaran
"Apa yang kamu mau saat ini akan aku kabulkan, asal kamu menjauhi jaeun"
Sooji menggeleng pelan. "Tidak, aku tidak ingin apa-apa. Terima kasih." Dia menatap Harin dengan tegas. "Kalau hanya ini yang ingin kamu bicarakan, aku permisi."
Sooji berbalik dan mulai melangkah keluar dari ruangan. Namun, tiba-tiba terdengar suara dering seseorang yang sedang melakukan panggilan telepon.
"Halo appa, apakah appa ingat perusahaan wavetech milik appa teman ku?" ucap harin yang saat ini sedang melakukan panggilan telepon.
Sooji yang mendengar harin sedang melakukan panggilan telponnya langsung membalikan badannya dan menatap harin dengan raut wajah emosi, dia mengepalkan tangannya menahan rasa amarah. Melihat Sooji yang tampak ragu untuk keluar, Harin menatapnya dengan ekspresi penuh kemenangan.
"Ah tidak jadi appa, maaf" ucap Harin sambil mengakhiri panggilan, lalu mematikan layar ponselnya.
"Bagaimana Sooji?" tanya Harin dengan nada menggoda.