Segitiga #2

51 3 0
                                    

Aku baru saja sampai di gedung Perusahaan EO, tempat di mana Nayna bekerja. Gedungnya lumayan tinggi dan besar. Hari ini adalah hari pertamaku kerja--kantoran.

Aku berjalan menuju information untuk menanyakan di mana ruangan CEO perusahaan ini, lebih tepatnya ruangan Mr Styles untuk menemuinya.

"Permisi, aku ingin bertemu dengan Mr. Styles. Dia ada?" tanyaku.

"Dia belum datang. Apa anda sudah membuat janji?"

"Sudah," jawabku.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku. Membuatku memutar badanku ke arahnya dengan reflek.

"Hai. Kau Briley? Briley Daxia?" tanya perempuan berambut blonde itu. Dia terlihat sangat cantik dan seksi.

Aku menelan air liurku saat melihat tubuhnya yang begitu seksi. "Um-- iya aku."

"Kau adiknya Nayna kan? Yang akan menggantikannya untuk sementara?"

"Benar. Ada apa ya?" tanyaku mulai penasaran.

"Baik. Pertama, kenalkan aku adalah Aaliyah Aubrecia," ujarnya sambil mengulurkan tangannya ke arahku yang bermaksud untuk memperkenalan dirinya. Aku pun meraih tangannya. Tangan begitu halus. "Um- Mr Styles tadi menelfonku saat di jalan. Ia bilang bahwa ia akan terlmabat dan dia menyuruhku untuk menemuimu terlebih dulu dan memberi tahu semua tugas-tugasmu."

"Ok. Terima kasih," balasku.

Aaliyah sepertinya gadis yang ramah dan murah tersenyum. Ia selalu melemparkan senyuman manisnya yang terlihat-- tulus.

"Ikuti aku!" pintanya sambil berlalu mendahuluiku berjalan.

Aku pun mengikutinya dari belakang. Kami menaiki lift untuk menuju ruanganku. Tangan Aaliyah menekkan angka 5. Baiklah, sepertinya ruanganku tidak terlalu jauh.

"Mr Styles itu sangat pintar dalam berbisnis. Dia juga CEO paling muda. Dia itu orangnya sangat tampan, dia sangat cuek, dia juga sulit untuk tersenyum. Senyumannya sangat mahal untuk dipancarkan di wajahnya. Tapi, jika sekali saja ia tersenyum, astaga aku tidak tahu bisa membeli senyuman itu dengan apa. Dia belum pernah memiliki kekasih di kantor ini. Aku heran lelaki setampan semodis sepertinya tidak pernah jatuh hati dengan perempuan di kantor ini. Padahal rata-rata perempuan di kantor ini selalu berdadan seksi deminya." ceritnya yang disertai kekehan saat ia mengucapkan kata 'perempuan di kantor ini selalu berdadan seksi deminya'

Ok, sepertinya perempuan di kantor ini terlalu berlebihan. Setampan apa sih CEO perusahaan ini? Sampai membuat para wanita di kantor ini rela melakukan hal yang menurutku terlalu berlebihan seperti itu. Penjelasan dari Aaliyah membuatku semakin penasaran melihat wujudnya.

Aku hanya tersenyum tipis menanggapi ceritanya.

Pintu lift  pun terbuka tepat di lantai 5. Aaliyah keluar mendahuluiku. Aku mengikutinya dari belakang sambil menggegam tasku dengan kedua tanganku di depan pahaku yang tertutup rok abu-abu ketat milik Nayna. Di lantai 5 ini sangat sunyi sekali. Dan tidak terlalu besar. Hanya sedikit luas. Terlihat hanya ada dua ruangan disini. Yang bertuliskan 'Ruang Sekertaris' dan 'President Direktur'.

"Ini ruanganmu! Di sebelah kanan ini adalah ruangan Mr. Styles. Di perusahaan ini, sekertaris memang memiliki ruangan sendiri. Itu permintaan dari ayah Mr Styles. Aku tidak tahu siapa namanya. Karena aku masuk saat Gemma yang memimpin. Dia teman baikku. Tapi, saat dia sudah menikah, dia menyuruh adiknya yang menggantikannya. Ayah Harry sudah pensiun," jelasnya. "Jadi, setiap orang yang ingin bertemu dengan Mr Styles harus terlebih dahulu menghubungimu lewat telpon. Menentukan hari, waktu, dan tujuannya. Setelah itu kau harus menunggunya dan mengantarnya ke ruangan Mr Styles. Itu sudah turun temurun di perusahaan ini. Memang aneh, tapi, ya memang begitu. Kau bawa kartu absen Nayna?" jelasnya sekaligus bertanya.

SEGITIGA(Harry Styles)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang