Malam berganti menjadi pagi. Aku membuka mataku dengan semangat. Sudah terekam di otakku untuk bangun lebih awal karena hari ini adalah hari yang spesial untukku. Aku membenarkan tubuhku menjadi duduk lalu melakukan sedikit stretching. Setelah itu aku langsung pergi ke kamar mandi, membersihkan badanku, membuatnya lebih wangi dari biasanya. Aku benar-benar senang hari ini. Entah. Padahal sudah beberapa hari ini aku selalu bersamanya.
Setelah selesai untuk urusan mandi, aku keluar dari kamar mandi dengan membungkus badanku yang basah dengan handuk ungu kesayanganku. Rambutku pun aku bungkus dengan handuk putih untuk membuatnya lebih cepat kering. Aku pun memilih-milih beberapa baju yang menurutku pantas untuk aku pakai hari ini. Satu per satu aku mencocokannya di badanku melalui kaca. Setelah aku menemukan baju yang cocok untukku kenakan hari ini, aku memakainya. Sangat sederhana.
Setelah beres dengan berpakaian, aku langsung mengeringkan rambutku dengan hairdryer. Lalu sedikit memakai eyeliner, mascara dan lipgloss. Sangat simple.
Tiba-tiba telpon genggamku berdering tanda pesan masuk. Aku pun meraih telpon genggamku di meja riasku yang sedang aku charge. Tercantum nomor tidak di kenal disitu. Nomor siapa ini?
From: 943-621-001
Aku akan segera sampai 15 menit lagi di rumahmu.
Harry.
Oh—dia Harry. Aku tersenyum membacanya. Jantungku kembali berdebar tak karuan. Entah—padahal ini hanya sebuah pesan. Mungkin inilah rasanya jatuh cinta?
Aku langsung menyimpan nomor Harry dan mengganti nama menjadi 'Harry' dengan tangan yang bergetar dan basah.
To: Harry
Aku akan menunggu.
***
Aku duduk di sofa ruang tamuku sambil memakai sepatu wadges heels-ku. Tiba-tba terdengar bunyi klakson mobil dari luar rumahku. Membuatku mengalihkan fokusku ke arah suaranya. Jantungku mulai berdebar. Tanganku mulai basah. Aku menelan air liruku, untuk mengontrol diriku. Aku bangkit dari dudukku. Aku pun tersenyum lalu bergegas keluar dari rumahku. Tidak lupa aku menguncinya.
Saat aku memutar badanku, pemandangan mobil Range Rover terpampang disana. Namun, aku tidak melihat keberadaan Harry. Aku rasa ia menungguku di dalam mobil.
Dengan jantung yang berdebar, aku menghampiri mobilnya. Saat aku sampai di depan pintu mobil, Harry membuka kaca mobilnya. Aku sedikit terkejut.
"Kau terlihat cantik dengan flannel itu," katanya. Ia kembali melemparkan senyuman menawan itu.
Aku sedikit terkejut melihat Harry. Ia-- Oh-- betapa gagahnya laki-laki ini. Ternyata ia juga menggunakan kemeja flannel yang warnanya sama denganku. Merah dan hitam. Rambut ikalnya benar-benar terurai seksi.
Aku pun tersenyum malu dan menggelengkan kepalaku. Aku membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalamnya.
"Gombalan yang bagus, Harry." kataku. Ketika duduk di kursi penumpang tepat di sebelahnya dan menutup pintu mobilnya. Oh-- aroma mobil ini-- aku merindukannya. Tidak terkalahkan dengan aroma tubuh Harry yang juga menusuk hidungku. Aroma yang menyenangkan ini begitu sangat harum saat tercampur. Oh-- parfum apa yang laki-laki ini pakai?
Harry menancapkan mobilnya. "Aku tidak gombal. Aku tidak suka menggombal. Aku hanya menyampaikan apa yang ada di hati dan pikiranku-- jika itu wajar. Dan menurutku mengatakan hal itu wajar." Katanya sambil merogoh sesuatu di atas langit mobil ini. Entah apa yang ia cari disana.
Oh-- apa dia bilang? Hatinya? Apa hatinya mengatakan bahwa aku menarik perhatiannya? Oh tuhan. Hatiku baru saja seperti di hujanin bunga saat ia mengatakan hal itu. Baiklah—aku pikir dia bukan laki-laki yang gampang menyukai atau jatuh cinta dengan mudah. Jika aku menerawang kata-katanya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGITIGA(Harry Styles)
FanficSemua berawal ketika Briley Daxia bekerja sebagai sekertaris di kantor Even Orginizer yang di pimpin oleh Harry Styles. Harry adalah pemuda kaya raya, tampan, pintar dan cuek dia juga keras kepala. Briley adalah perempuan lugu yang belum pernah menj...