Segitiga #9

51 4 0
                                    

Hari tidak terasa. Hari ini adalah hari dimana aku harus bekerja kembali. Aku sedang menyantap roti dengan selai coklat dan susu vanilla di meja makanku yang menyambung dengan dapur. Ya-- terlihat seperti kursi bar? Atau pub mungkin? Semacam itu. Aku tidak tahu apa nama design ini. Yang jelas lebih terlihat modern. Namun aku juga punya meja makan pada umumnya.

Setelah aku selesai dengan sarapanku, aku langsung pergi bergegas ke kantor.

Saat aku membuka pintu rumahku, betapa terkejutnya aku melihat wujud Harry Styles di depan pintu rumahku.

"Ah! What the-- you scared me!" kataku terkejut.

"Selamat pagi, Ms Daxia," katanya.

Aku masih mencoba mengatur jantungku yang terkejut sambil menyentuh dadaku berusaha menenangkan jantungku. "Pagi. Kau-- ada apa kesini? Ini-"-aku melirik jam tanganku-"-ini jam setengah 9 pagi. Kau harusnya pergi menemui klienmu."

"Yep! Aku hanya ingin bertanya kepadamu," katanya.

"Apa?"

"Apa posisimu di kantor?"

"Sekretaris pribadimu."

"Ok. Apa tugasmu selain duduk di kantor menerima telfon dan berurusan dengan kertas-kertas?"

"Membuatkanmu jadwal?"

"Benar. Selain itu?"

"Menemanimu bertemu dengan klien jika kau memintanya."

"Termasuk tugas apakah itu?"

"Intruksi?"

"Benar sekali gadis pintar. Sekarang aku memintamu menemaniku. Jadi itu adalah?"

"Tugas intruksi?"

"Benar sekali. Dan aku mungkin atasan terbaik karena mau menjemputmu. Dan harusnya kau yang melayaniku. Jadi, jangan buang waktu!" Ia bertepuk tangan sekali berisyarat menyuruhku agar tidak lelet lalu ia mendahuluiku pergi ke mobilnya.

Aku mengerutkan dahiku bingung. Ada apa dengan manusia satu itu? Apa dia pernah menjadi wartawan? Atau dia habis meminum ramuan? Aku menggelengkan kepalaku frustasi menanggapi kelakuannya. Lalu berjalan menuju mobilnya.

Harry sudah berada di dalam mobilnya. Aku  membuka pintu penumpang dan masuk ke dalamnya lalu memakai seatbelt untuk pengamananku.

Setelah itu Harry kembali merogoh benda di atasnya. Yep! Ia kembali memakai kacamata aviator-nya. Dia terlihat begitu tampan. Pagi yang menyengankan. Baru pukul segini, sudah di jemput pria tampan.

"Ok. Jadi sekarang kita langsung ke perusahaan Elora?" tanyaku.

"Yep."

"Apa yang mengurunkan niat baikmu menjemputku?" tanyaku menoleh ke arahnya dan sedikit menekankan kata 'baik'

"Haruskah aku menjawab?" ucapnya.

"Tentu."

"Ya-- untuk mencatat semua urusan penting. Kau ini gadis menyedihkan sekali."

Aku melebarkan mataku tak terima. "Harry! jaga ucapanmu!"

"Bawa perasaan. Aku hanya bercanda, nona."

Oh-- dia menggodaku? Kenapa laki-laki ini rasanya ingin sekaliku tinju. Untung dia atasanku dan tampan. Jika tidak sudahku gergaji tubuhnya.

Aku memutar kedua bola mataku. Dan mendengus kesal.

"Maaf." Ia melirikku singkat dan-- nada suaranya datar. Seperti tidak sepenuh hatinya.

Aku tidak menggubrisnya.

SEGITIGA(Harry Styles)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang