Tiba-tiba aku merasa seseorang mengguncang-guncang tubuhku. Aku mulai mencoba mengontrol diriku dan matuku untuk terbuka. Aku memijit tulang leherku..
"Bangunlah, Bril!" ucap seseorang itu.
Lalu membuka mataku dengan malas. Aku mendapati ibuku yang sedang mengguncang-guncangkan tubuhku.
"Mom? Kau sudang pulang rupayanya." kataku sambil mengucak-ngucak mataku dengan malas.
"Bangunlah sayang, tidak sopan tidur di bahu bosmu!" ucapnya setengah berbisik di telingaku.
Mataku langsung melebar mendengar ucapan ibuku. Aku mendongak dan mataku dengan reflek mengarah ke arahnya yang sedang tertidur pulas sambil melipat kedua tanganya. Aku langsung membenarkan posisiku menjadi duduk dan menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal.
"Mom, sejak kapan kau sampai?" tanyaku basa-basi.
"Sejak sebelum melihatmu tertidur pulas di bahunya dan membangunkanmu." katanya tersenyum meledek. Sambil mengikat rambutnya.
Nayna yang terlihat sedang memainkan telpon genggamnya tertawa meledek. Aku meliriknya dengan tatapan tidak-lucu-Nay.
"Mom!" Sambil menggelengkan kepalaku. Berisyarat bahwa seharusnya dia tidak mengatakan itu.
"baiklah, lebih baik rapihkan rambutmu sebelum dia(Harry) melihatmu dan terkejut melihat seseorang gadis berantakan di sampingnya," suruh ibuku.
"Mom jangan selalu melebih-lebihkan." Sambil merapihkan rambutkan yang—baiklah hanya sedikit berantakan.
Aku menoleh ke arah dimana Harry sedang tertidur pulas. Oh—dia begitu manis. Wajahnya yang sedang tidur seperti mengundangku untuk mengecup kening dan pipi manisnya. Aku tersenyum ketika memandangi wajahnya yang begitu sejuk.
Harry membuka matanya dengan malas. Aku yang menyadarinya langsung membuang tatapanku dan melipat kedua bibirku menahan rasa bibirku yang ingin mengecupnya. Sepertinya aku salah tingkah. Haha baiklah.
"Ahh." desahnya sambil mngusap wajah indah penuh ketenangannya.
"Astaga! Aku tertidur?" tanyanya entah dengan siapa.
Aku menoleh ke arahnya. "Iya kau tertidur."
Ia membenarkan posisinya menjadi duduk. Ia menopang kedua sikutnya di pahanya dan sedikit mengakang. Ia mengusap kembali wajahnya yang di teruskan dengan menyisir rambut rapihnya. Astaga-- rambutnya masih terlihat rapih.
"Mr Styles? Kau sudah bangun?" tanya ibuku tiba-tiba yang baru saja keluar dari toilet.
Aku, Harry, dan Nayna reflek melirik keberadaan ibuku.
"Yah-- sudah. Mrs--"
"Mrs Lyca."
"Oh-- baik Mrs-- Lyca?" tanya Harry melirikku dengan kebingungan.
"Dia ibukku," ucapku berbisik tepat di telinganya.
"Ouh," kata Harry.
Harry melirik jam tanganya.
"Good evening, Mrs Daxia," sapanya berdiri dari dudukunya dan mengulurkan tanganya hormat.
"Good evening," balas ibuku dan menjabat tangan Harry.
"Nice to meet you, Mr Styles," kata ibuku. Ia tersenyum kepada Harry.
"Nica to meet you too," balas Harry. "Just Harry, Mrs Daxia."
Ibuku hanya mengangkat kedua alisnya dan mengangguk mengerti. Harry kembali duduk di sampingku. Aku hanya memperhatikan gerakan bokongnya saat mendarat di kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGITIGA(Harry Styles)
FanfictionSemua berawal ketika Briley Daxia bekerja sebagai sekertaris di kantor Even Orginizer yang di pimpin oleh Harry Styles. Harry adalah pemuda kaya raya, tampan, pintar dan cuek dia juga keras kepala. Briley adalah perempuan lugu yang belum pernah menj...