Aku melempar tasku ke kasur, lalu duduk di sisi kanan kasurku. Aku melepas sepatu heels-ku dengan malas. Hari ini begitu melelahkan tapi juga menyenangkan.
Aku terdiam sejenak dan tersenyum mengingat kejadian tadi dengan Harry. Dia begitu berbeda dengan sosok Mr Styles yang ku tau.
Harry adalah sosok menyenangkan. Tunggu-- sejujurnya aku belum pernah menemukan pria sepertinya.
Entah, dia begitu berbeda dengan laki-laki lain. Wajahnya memang sangat cuek dan dingin, namun aku merasa nyaman jika di dekatnya. Ini sungguh aneh.
Aku menggelengkan kepalaku berusaha menghilangkan pikiranku tentangnya. Lalu aku bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku yang lengket.
***
Setelah aku selesai dengan urusan membersihkan badanku, aku memakai pyama-ku.
Jam sudah menunjukkan angka 00.07 am. Aku memutuskan untuk pergi tidur. Tubuhku yang mulai merengek ingin di rebahkan dan juga mataku yang mulai menarik-narik untuk segara di tutup.
***
Aku bangun dari tidurku. Aku mengejapkan mataku berkali-kali. Mencoba mengumpulkan nyawa untuk pagi ini.
Setelah merasa cukup, aku tersenyum menyambut pagi ini. Mengingat hari ini aku akan bekerja tanpa harus meresa kebingungan setiap kali bertemu dengan Mr Styles-- tunggu aku harus memanggilnya Mr Styles atau Harry?
Seperti biasa aku melakukan hal yang sama seperti kemarin.
Setelah itu aku bergegas ke kantor yang di iringin kupu-kupu yang menebarkan kebahagiaan.
***
Aku sampai di kantor. Aku melangkahkan kakiku dengan senyuman lebar di bibirku.
Aku menuju lift untuk pergi ke ruanganku.
"Briley!!!" teriak Aaliyah dari kejauhan.
"Aaliyah!"
Pintu lift pun terbuka. Aku pun masuk ke dalam lift bersamanya.
"Pagi yang cerah," ujarnya.
Aku meliriknya dan tersenyum ke arahnya. "Kau ingin ke mana?"
"Aku ingin ke lantai 6."
"itu tempat apa?" tanyaku.
"Disana bagian Marketing. Aku ingin memberika berkas ini," ujarnya sambil menunjukkan beberapa berkas kepadaku. Menunjukkan bahwa ia ingin memeberikan lembarakn kertas itu.
"Ouh." Menganggukan kepalaku mengerti.
Selama bekerja disini, aku memang belum mengelilingi kantor ini. Jadi wajar saja jika aku belum tahu.
"Aaliyah, aku duluan!" ujarku ketika lift terbuka di lantai 5.
"Selamat bekerja, Bril!" teriaknya ketika aku mulai sedikit jauh dari lift.
Aku menoleh ke belekang untuk mengucapkan 'terima kasih' sambil berjalan. Tapi sayangnya pintu sudah tertutup.
Aku pun kembali dengan posisiku semula.
Sepeti biasa aku mengeluarkan kartu absen Nayna untuk absen di alat yang entah apa namanya.
Setelah itu aku masuk ke dalam ruanganku.
Aku kembali duduk di kursi kerjaku. Aku menyenderkan badanku sambil memejamkan mataku. Mencoba membuat diriku senyaman mungkin.
Setelah aku merasa cukup. Aku kembali menyalakan komputerku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGITIGA(Harry Styles)
Hayran KurguSemua berawal ketika Briley Daxia bekerja sebagai sekertaris di kantor Even Orginizer yang di pimpin oleh Harry Styles. Harry adalah pemuda kaya raya, tampan, pintar dan cuek dia juga keras kepala. Briley adalah perempuan lugu yang belum pernah menj...