Aku hanya bisa mematung menatapnya. Jantung terus berdetak kencang tidak karuan. Aku benar-benar terkejut dengan perkataanya barusan. Dia—mencintaiku?
"Aku mencintaimu sejak aku dekat denganmu. Aku merasa sangat nyaman bersamamu," katanya lagi.
Aku hanya bisa terdiam. Mulutku seketika kaku.
"Jadilah kekasihku, Bril...," ujarnya.
Ya tuhan. Hatiku begitu berdegup kencang. Aku tidak bisa mengendalikan jantungku. Aku benar-benar tidak menyangka bahwa ini akan kenyataan.
Harry masih mengggenggap tanganku dan mengusapnya lembut. Tatapan sangat lurus ke mataku.
"Aku-- juga mencintaimu Harry," ujarku sambil terus menatap matanya. Aku benar-benar tidak bisa mengatakan apa pun selain itu.
Bisaku lihat kesenangan yang terpancar dari matanya saat aku mengatakan bahwa aku juga mencintainya. Harry tersenyum lebar. Harry mencium keningku denga lembut. Memelukku dengan kehangatan dari tubuhnya.
"Jadi kau menerimaku?" tanyanya masih dalam pelukan kami.
Aku menganggukan kepalaku di dalam pelukannya.
Harry melepaskan pelukannya. Tanganya menyapu rambutku kebelakang telingaku. Ia menatap manik mataku lurus. Mata hiaju itu benar-benar menghipnotis.
Harry memiringkan wajahnya mendekatkan ke arahku. Harry mencium bibirku dengan lembut, ia melumat bibirku dengan penuh perasaan. Harry terus melumat bibirku hingga terdengar suara mendecit akibat ciuman kami.
Harry melepaskan ciumannya. "Kau adalah gadisku," ucapnya tersenyum lebar menatapku.
Aku membalas senyumannya. "Dan kau milikku," ujarku membuat aku dan Harry terkekeh bersama.
Aku benar-benar tidak menyangka aku bisa memilikinya.
***
Karena waktu yang semakin malam, aku dan Harry memutuskan untuk pulang.
Kami sudah berada di mobil sekarang. Baru saja Harry menjalankan mobilnya.
"Bril," panggilnya.
"Ya?"
"Menginaplah di rumahku. Aku—ingin bersamamu malam ini." Harry menggenggam tanganku.
Aku menoleh ke arahnya. Lalu tersenyum memandangi Harry. "Baiklah."
Selama perjalanan pulang, tangan kanan Harry terus menggengam tangan kiriku.
***
Aku dan Harry telah sampai. Ia terlebih dulu turun, dan membukakan pintu mobil untukku dengan sikapnya yang manis.
Aku dan Harry berjalan bersama menuju rumah, Harry menggegam tanganku dan berjalan di depanku. Genggamannya menuntunku mengikutinya berjalan di belakangnya.
Setelah sampai di depan pintu rumah, Harry mengeluarkan telfonnya. "Untuk apa?" tanyaku.
"Menelfon Angel untuk membukakan kita pintu."
Harry pun menelfon Angel untuk membukakan aku dan Harry pintu rumah. Aku sangat penasaran dengan perempuan yang bernama Angel itu. Tiba-tiba Harry meraih pinggangku membuat aku dan harry tidak ada jarak.
Tidak lama, pintu rumah pun terbuka. Angel menaikkan alisnya dengan membuka sedikit mulutnya menandakan bahwa ia terkejut dengan pemandangan di depannya. Oh. Dia Angel. Cukup manis. Tapi sepertinya dia lebih tua dari Harry.
Aku memberikan senyuman manisku kepada Angel. Dia membalasnya.
"Angel, dia adalah gadisku sekarang. Jadi, tolong lebih sopan dengannya. Jika kau melakukan kekacauan kepadanya. Aku akan memecatmu," ujarnya dengan nada sedikit membentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGITIGA(Harry Styles)
FanfictionSemua berawal ketika Briley Daxia bekerja sebagai sekertaris di kantor Even Orginizer yang di pimpin oleh Harry Styles. Harry adalah pemuda kaya raya, tampan, pintar dan cuek dia juga keras kepala. Briley adalah perempuan lugu yang belum pernah menj...