9. Abnormal Suction

1K 206 327
                                    

Note :
coba yang mau malam ini double up, reply paragraf ini dengan nama panjangnya Ludoc. jangan lupa untuk vote dan komen juga ya. kalau banyak yg minat, saya up part 10 sebelum jam 12 malam ini

.
.
.

Recommend to Listen :
Flower Face - Maybe

~•○•~

Ting....

Ting....

Suara denting piano makin keras, begitu juga suara jeritan Haery yang menggema di seluruh penjuru rumah.

Theo masih duduk di ruang tengah. Pria itu enggan menatap tuts piano yang dimainkannya jari jemarinya dengan lincah. Pria itu hanya menatap kosong ke depan sembari menghentak-hentak kakinya seirama dengan nada yang menari bebas di rongga telinganya.

"TOLONG!"

"LEPAS!

"ARGHHH!"

"SAKIT!"

Suara Haery tak ada habisnya. Sementara Theo mulai kalut dalam ingatan masa lalunya.

Theo pernah berada di situasi yang sama, 9 tahun yang lalu, tepatnya saat ia menyaksikan bagaimana mobil yang ditumpangi kekasih dan anak kembarnya mengalami kecelakaan hebat setelah ditabrak oleh bawahan sang ayah. Mobil itu terguling di depannya, kemudian meledak dan terbakar hebat sampai tak bersisa.

Arghh!

Sakit!

Theo⸻

T-tolong....

T... t-tol... tolong....

BRAKKK⸺

DUARR!

Ingatan itu menyiknya Theo. Di dalam telinganya, suara Haery malah berubah seperti suara kekasihnya dulu. Setelah 9 tahun lamanya, akhirnya Theo kembali mendengar bagaimana suara jerit, tangis, dan kata terakhir yang diucapkan wanita yang pernah dicintainya.

Saat itu Theo tak bisa berbuat apa pun selain diam di dalam mobil dan menyalakan musik klasik yang dimainkan dengan piano. Theo ingin menolong mereka, namun hatinya telanjur hancur begitu sang ayah menunjukkan bukti-bukti bahwa kekasihnya memiliki niat buruk padanya. Kedua anak kembarnya pun hanya dijadikan alat untuk keberhasilan rencana busuk wanita itu. Theo berada di dalam kebimbangan, Theo kebingungan.

Ting... ting⸻

Kini piano itu menjadi pelampiasannya. Tangan Theo bergerak lebih cepat hingga nadanya makin tak karuan, saling tumpang tindih dan penuh emosi. Sampai di mana ia berada di puncak emosinya begitu suara jeritan Haery berada di titik tertinggi.

JRRRANGG!

Theo menggebrak piano itu sehingga beberapa tuts tertekan oleh jari jemarinya yang panas. Pria itu mengatur napasnya, matanya telah menjadi merah dan berkaca-kaca. Meski begitu, ekspresi Theo masih datar dan tatapannya sangat kosong. Pria itu telah mati rasa dan sulit menunjukkan emosi yang dirasakannya. Ia langsung beranjak dari duduknya dengan tangan terkepal kuat.

Di sisi lain, Damian tampak panik setelah Haery dengan sangat-sangat keras, kemudian tak bersuara lagi. Kunci pintu dan kunci cadangan ada pada Theo. Damian tidak bisa membukanya.

"Haery⸺" Brak! Brak! Damian tak memiliki pilihan lain, pria itu mundur satu langkah dan⸻

BRAKK!

FERAL GAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang