Note :
hai beb. seperti biasa.
goalsnya 150 vote + 600 komen. disini mafianya kerasa banget.
.
.(Part mengandung MC🚫)
Recommend to Listen :
Jake Daniels - Overnight
Sevdaliza - Alibi~•○•~
"Engh⸺"
Haery menyipit, lalu mengerjapkan matanya selama beberapa kali. Cahaya matahari tembus dari celah jendela yang tak tertutup tirai. Pandangannya kembali normal, semuanya tampak jelas. Wanita itu menatap lurus ke depan. Wajah Theo hanya berjarak beberapa centimeter darinya. Theo masih tertidur dalam posisi miring dan berhadapan dengannya.
Haery menjadikan lengan kiri Damian sebagai bantalan kepala. Ia menoleh sedikit untuk melihat Damian yang tidur di belakangnya. Damian juga posisi miring ke arahnya, wajahnya berada di tengkuk Haery dan satu tangannya memeluk pinggang Haery dengan kuat. Mata Damian terpejam dengan erat. Berbeda dari Theo yang tidur tanpa suara, Damian tidur sedikit mendengkur dan pulas sekali.
Wanita itu mencoba melepas pelukan Damian, namun tangan bertato itu cukup berat. Bagaimana tak berat? Lingkar lengan berotot Damian hampir sama dengan lingkar paha Haert. Dirinya berusaha keras, sampai ia melihat tangan Theo bergerak ke arahnya. Tangan Theo cukup kuat menuntun tangan Damian agar naik sehingga Haery tak terjepit.
Setelah itu, Damian baru menarik tangannya dan mengubah posisinya menjadi telentang. Damian lanjut mendengkur tanpa peduli lengan kirinya yang mati rasa gara-gara ditiduri kepala Haery semalaman. Theo sudah membuka matanya. Ia menatap wajah Haery yang berada di hadapannya.
"Pagi," sapa Theo sambil mengusap-usap kepala Haery.
Haery tersenyum. "Pagi, Theo." Suaranya pelan, hampir berbisik. Karena ia takut menganggu tidur pagi Damian.
Mendengar Haery berbisik, Theo ikut mengecilkan suaranya. "Tidurmu nyenyak?"
"Sangat nyenyak."
"Kau masih lelah?"
Haery menggeleng sedikit. "Tidak. Istirahatku cukup."
Theo mengangkat kepalanya. Ia menggeser tubuhnya sedikit demi sedikit ke arah Haery dan... cup! Pria itu mengecup bibirnya sekali. Haery hanya diam dan menatap bibir Theo dari jarak yang lumayan dekat.
"Kenapa kau suka mencium bibirku?"
"Parce que tes lèvres sont belles." Theo menjawab dengan bahasa Prancis. (Karena bibirmu cantik)
Pipi Haery agak bersemu. Ia langsung menepuk pelan pipi Theo sampai pria itu tertawa kecil. Gigi rapi Theo terlihat, tawanya lepas dan bebas. Haery memperhatikannya dan kembali termenung. Pria di depannya tak tampak lagi sebagai sosok Cantheo VeenSon, namun pria itu adalah pemuda Navigli yang pernah membantunya. Beberapa bulan yang lalu, Theo tak mengizinkan Haery untuk melihat tawa cerianya. Tapi pagi ini Theo menyuguhinya dengan keindahan itu.
Senyum Haery pudar ketika pikirannya mulai berputar. Ia merasa senang dan cukup dengan apa yang didapatkannya saat ini. Ia menyukai setiap kemanisan yang diberikan Theo. Namun, ia juga memikirkan perasaan Damian. Dirinya tak boleh menjadi wanita jahat seperti ibunya. Damian lebih berhak untuk mendapatkan Theo, karena Damian jauh-jauh lebih tulus darinya.
Haery tetap menolak apa yang dirasakannya. Ia menganggapnya hanya euphoria sesaat. Rasa itu tak akan bertahan lama dan akan hilang tanpa jejak.
Theo menatap Haery yang termenung. "Sedang memikirkan sesuatu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FERAL GAME ✔
FanficM | BTS Fanfiction Dark Romance . . . Istilah Feral Game sudah tak asing di kalangan elit keturunan Korea yang bertempat tinggal di Italia. Feral Game adalah sebuah permainan dadu yang banyak memakan korban. Awalnya permainan ini dibuat hanya untuk...