8. Kritis

837 123 72
                                    

Di sebuah desa terpencil yang jauh dari hiruk-pikuk kota Seoul, Haein mencoba menjalani hidup baru di rumah mendiang kakeknya. Tempat itu tenang dan jauh dari ingar-bingar, membuatnya merasa sedikit damai meski hanya untuk sesaat. Hari itu, Haein sedang bersih-bersih di kebun belakang, memikirkan minggu-minggu terakhir kehamilannya. Namun, saat dia sedang asyik bekerja, tiba-tiba seseorang menutup mulutnya dari belakang.

Segala sesuatu terjadi begitu cepat. Haein meronta-ronta mencoba melepaskan diri, tetapi cengkeraman tangan kasar itu begitu kuat. Sebelum kesadarannya hilang, dia sempat merasakan getaran ketakutan yang mendalam. Gelap.

Ketika akhirnya tersadar, Haein mendapati dirinya berada di sebuah ruangan gelap dan dingin. Tangannya diikat di belakang, sementara kakinya juga diikat erat ke kursi. Kepalanya masih terasa pusing, tapi kesadaran segera kembali ketika dia menyadari bahwa tubuhnya hanya dibalut pakaian dalam. Hanya pakaian dalam. Kepanikan langsung menyelimuti pikirannya, dan dia berusaha meronta.

Namun, usahanya sia-sia. Beberapa pria yang menjaga di sana menatapnya dengan tatapan menjijikkan, bahkan ada yang berani bersiul ke arahnya, mengolok-oloknya. Haein merasakan kemarahan dan rasa malu yang tak terhingga, tetapi lebih dari itu, rasa takut akan keselamatan dirinya dan bayinya mulai menyeruak.

"Pantas saja Jang Taeyoung bertekuk lutut di hadapanmu, Nona Hong. Haruskah kami merasakanmu juga?"

"Foto dia, foto dia."

Haein merasa tak lagi memiliki harga diri, lebih baik dia mati saja daripada hidup menanggung malu.

Tak lama kemudian, seorang pria yang tampak lebih berwibawa, dengan senyum sinis di bibirnya, memasuki ruangan. "Akhirnya kita bertemu, Nona Hong," ucap pria itu dengan nada mengejek. "Kau tahu, aku sudah lama menunggu kesempatan ini. Kau adalah kelemahan satu-satunya dari si brengsek Jang Taeyoung. Dan sekarang, kau ada di tanganku."

Haein hanya bisa menatapnya penuh kebencian, meski di dalam hatinya dia merasakan ketakutan yang mendalam. Pria itu mendekat, matanya menelusuri tubuh Haein dengan tatapan yang mengerikan. Dia mulai mengucapkan kata-kata yang penuh hinaan dan pelecehan, membuat Haein merasa sangat terhina. "Kau, mantan polwan yang sia-sia. Berpikir bisa melawan kekuasaan dan uang. Lihatlah dirimu sekarang." ia mencoba menyentuh lengan Haein.

"Jangan sentuh aku!" Haein berteriak dengan sekuat tenaga saat pria itu mulai mendekat lebih jauh, tetapi teriakannya hanya membuat pria itu tertawa.

"Oh, kau masih punya keberanian untuk melawan, ya? Kau saja menjajakan dirimu cuma-cuma ke Taeyoung, masa ke aku tidak mau, sih?" Pria itu mendekatkan wajahnya ke wajah Haein, kemudian berbisik dengan suara licik. "Aku akan menikmati ini, dan Taeyoung akan tahu bahwa dia sudah kalah telak."

Kemudian pria itu mengambil foto Haein yang terikat dan tidak berdaya, lalu mengirimkannya ke Taeyoung bersama dengan rekaman suara Haein yang berteriak dan menangis, menolak disentuh. Di tempat lain, saat Taeyoung menerima pesan itu, amarahnya langsung memuncak. Dia menggertakkan giginya, tangannya gemetar menahan kemarahan yang hampir tak terkendali. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengumpulkan seluruh anak buahnya dan melacak lokasi Haein.

"BAJINGAN!"

"CEPAT, LACAK LOKASI FOTO INI!"

Para anak buahnya menurut, segera melacak lokasi, "Dua jam dari sini, bos."

"SEMUANYA, BERANGKAT SEKARANG. BAWA PISTOL DAN SAJAM, SEKARANG!"

Sementara itu, di ruangan penyekapan, Haein mencoba melawan sekuat tenaga saat pria itu mulai menyentuhnya. Ia memegangi area sensitifnya, membuat Haein merasa begitu jijik dan marah. “Jangan sentuh aku!” Haein berteriak lagi, kali ini lebih keras.

✅Love In Disguise | Kim soohyun Kim jiwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang