Bagian 2

228 21 1
                                    

Darah Zhan mendesir hangat, dia segera bangkit dari meja makan dan menghampiri Yibo yang sibuk di depan kompor. Memeluknya dan mengendus leher sang pria muda dan tersenyum.
"Apa yang kamu masak?"

"Tadi.. aku ingin gurita dan udang, tapi karna Gege alergi seafood aku juga membeli daging babi, serta beberapa telur."

Zhan menumpu dagu dipundak Yibo, hatinya menghangat setiap kali Yibo mengetahui apapun tentangnya, dan menyadari dan tak ingin membuat Zhan kecewa.
"Kamu sangat mengerti, apa itu sudah matang?"

"Hampir selesai, tunggulah, sebentar lagi."

Zhan menepi dan kembali duduk dia mengambil hadiah yang sudah dia siapkan tadi, dia menyukai pria kecil ini, walau sekali bertemu semua ada harganya termasuk hari ini.
"Yibo, kamu ingin masuk universitas? kamu ingin yang mana?"

Yibo menoleh dan berkata, "Aku akan berusaha sendiri, jangan menjadi orang dalam disana."

"Ayolah, gege hanya ingin tau."

Yibo tak menggubris dan menghampiri membawa hidangan lezat khusus untuk tuan mudanya ini, dia juga mendapat bagiannya tanpa menunggu langsung duduk bersebelahan dengan Zhan.  Tanpa menunggu moment apa pun Zhan menyodorkan sebuah kotak kecil dengan menyeretnya di meja menuju ke depan Yibo.
"Ini hadiah."

Yibo melihat seketika matanya berbinar cerah, bagai di timpa gunung emas dia mencium pipi Zhan yang membuat Zhan tertawa kecil, "Jam tangan custom, gege ingin kamu memakainya nanti."

"Ge, ini sangat mahal, ya ampun.. ini jam tangan impianku, aku mencintaimu Ge." Yibo terlihat begitu antusias dan Zhan senang dengan sikap kecil itu ketika menerima hadiah darinya.

"Gege melihatmu menatap jam itu berjam-jam di ponsel, katakan apa yang kamu inginkan, Gege akan memenuhinya sebisa mungkin."

Yibo memeluk Zhan dengan erat, Zhan menerimanya dengan baik, dia ikut tertawa kecil mengusap punggung Yibo.
"Babi kecilku.."

Tengah malam Zhan menginap, Yibo sudah tertidur pulas sedangkan Zhan dia tidak bisa tidur dia lupa obat tidurnya tertinggal di mobil tadi. Sibuk sendiri di balkon melamun melihat bintang yang masih bertaburan dan juga bulan purnama yang menyorot wajah Yibo, ia diam-diam tersenyum kecil, terpesona dengan wajah bak pangeran itu Zhan menghampiri mengecupnya sekilas, menyentuh pipi bak porselen itu.
"Manis sekali.."

Zhan memandangi wajah itu begitu dalam, dia bisa berandai jika saja Yibo benar-benar miliknya dia akan merajakan, dia menjadi tempatnya pulang dan menjadi pelabuhan untuk menyembuhkan lukanya yang sudah hampir tak terhingga. Jika saja, Jika saja, semua berlandaskan berandai-andai di dalam diri Zhan itu sendiri.

Dirinya membuat ia nyaman, Yibo mengerti bagaimana perasaannya, Zhan berani jor-joran untuk bisa menikmati waktu bersama dengan Yibo, dia rela melakukan apa pun jika itu berhubungan dengan Yibo.

.
.
.

Yibo sejatinya pria manis yang kebo, sudah hampir jam ke sekolah, anak ini enggan untuk bangun, seribu kali Zhan membangunkannya namun dia tetap kembali menjatuhkan tubuhnya dan menjadi kepompong.
"Gege hitung sampai tiga, jika tidak bangun, jam tangan kemarin malam ditarik."

Yibo seketika beranjak bangun mengambil kotak kecil di atas nakas, "Iya sudah, sudah."

Zhan melirik Yibo sambil menaruh sarapan yang dibawakan sekretaris Jim untuk mereka tadi pagi-pagi sekali. Zhan masak?ohh tidak mungkin dia malas sekali, walau dia memiliki keahlian untuk membuat makanan lezat dia tidak tertarik membuang-buang tenaga.
"Mandi dan segera berangkat sekolah, Gege harus pergi sekarang."

Yibo menatap lama pria berjas rapi sedang menata makanan mencicipi satu persatu setelah itu mencuci tangannya dengan khidmat. Hadiah pelukan dari belakang membuat Zhan hampir saja memukul pria kecil.
"Yibo!"

Harga Sebuah Cinta ( Zhanyi Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang