1. PERTUKARAN PELAJAR

31 9 4
                                    

Happy reading!!

.

Tandain kalo ada yang typo!

.

Seorang pemuda kini resmi menjadi salah satu siswa di sekolah paling terkenal di kota Bandung. Hal itu ia rasakan karena dirinya mendapat beasiswa sekaligus pertukaran pelajar. Sebut saja pemuda itu bernama lengkap Ayyash Malik atau lebih kerap disapa Malik. Pemuda bertubuh tinggi itu terkenal dengan prestasinya yang luar biasa, sehingga membuatnya harus mengikuti kegiatan pertukaran pelajar selama 2 semester.

Hari ini, tepatnya pada tanggal 8 Juli 2024, Malik sudah resmi menjadi murid di SMK Bumi Pertiwi atau yang lebih terkenal disebut sebagai BuPer School. Sebenarnya ada rasa ragu di dalam hatinya. Apakah ia akan mendapat teman di sana? Ditambah lagi, dengar-dengar di sekolah itu juga memiliki seorang siswa yang kepintarannya hampir sama dengan dirinya.

Beberapa hari sebelum dirinya memasuki sekolah, Malik sempat berjalan-jalan terlebih dahulu, menghirup udara segar yang sangat asri di pagi hari. Berjalan melewati café-café yang terkenal di kota itu. Hanya tinggal menyesuaikan diri saja, Malik sudah bisa menyimpulkan bahwa ia akan betah di sini.

Malik juga mengunjungi sebuah pantai di sana. Deburan ombak yang bersautan sangat kontras jika dipadukan dengan birunya sang cakrawala di atas sana. Pemandangan yang menyejukkan, mampu membuat sensasi di dalam otaknya seperti terhanyut ke dalam alunan musik, sangat tenang dan indah. Ia juga memainkan salah satu ayunan yang berada di tepi pantai itu. Pikirannya menerawang jauh, membayangkan betapa serunya jika ia dapat ke sini terus-menerus, apalagi dengan suasana yang ramai.

Netra indah miliknya terpejam sementara. Menikmati hembusan angin yang menerpa kulit putihnya. “Kalo gue udah dapet temen nanti, gue janji deh bakal bawa mereka ke sini, pasti seru!” Batinnya girang. Membayangkan suasana ketika ia dan teman-temannya bermain air, kemudian saling merangkul seraya menatap indahnya sang surya yang tenggelam.

Kelopak matanya kembali terbuka, menampakkan iris hitam pekat yang berkilauan di matanya. Malik seketika termenung. Ia melupakan sesuatu, ayah dan ibunya. Malik sudah berjanji untuk menelepon mereka kalau dirinya telah sampai di Bandung. Malik tau betul jika kedua orang tuanya kini terlihat cemas menunggu kabar darinya.

Malik mengambil sesuatu dari sakunya, sebuah benda tipis yang berbentuk persegi panjang. Ditekannya sebuah tombol di sana, lalu mencari kontak salah satu orang tuanya. ‘Bunda’ nama itu yang tertera jelas dilayar. Ia menekan tombol hijau lalu mengarahkan speaker itu ke telinganya, menunggu suara di seberang sana menjawab panggilannya.

Tiga kali pemuda itu mencoba menghubungi keluarganya, tapi tak ada seorang pun yang menjawab panggilan darinya. Malik menekan tombol panggil itu sekali lagi, berharap panggilan keempatnya diterima oleh sang tujuan.

“Halo, Assalamu’alaikum…” Sapanya di seberang sana. Senyuman terbit di bibir Malik, akhirnya bundanya menjawab panggilannya. Dengan girang ia langsung membalas sapaan itu.

“Wa’alaikumsalam, Bunda. Bun, Malik udah sampe nih di Bandung. Maaf ya, baru sempet ngabarin Bunda, kemaren Malik sibuk beres-beres, eh malah ketiduran,” Seru Malik penuh rasa bersalah.

“Aduh, jagoannya Bunda… Gak apa-apa sayang, Bunda ngerti kok. Kamu jaga diri ya di sana. Inget! Jangan lupa makan sama jangan terlalu cape juga, jaga kesehatan ya, sayang…” Nasihat sang bunda dari seberang sana.

“Iya, Bun, Pasti!” Cetus Malik untuk meyakinkan bundanya.

“Yaudah, belajar rajin-rajin ya, Nak… Bunda di sini selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu,” ucapnya lembut.

7 DEATH CHALLENGERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang