Santri Buaya 2 (Req Khusus)

587 41 5
                                    

Meskipun canggung, Adel bisa melewati masa-masa kritis di rest area dengan cukup smooth, bagaimana bisa? Jadi, saat menyadari Ashel, Indira dan Muthe memiliki hubungan, Adel langsung menyetir obrolan yang membuat seolah dia memang berteman atau kenal dengan gadis-gadis itu.

"Loh, Ukh Muthe sepupu kamu Shel, keren loh, beliau Nakibah tahun lalu kan?" tanya Adel pada Ashel. Nakibah itu semacam ketua OSIS khusus santri putri.

"Iya, akhi Adel kenal?" tanya Ashel.

"Kenal lah, siapa yang ga kenal beliau, desain seragam OSIS dan pengurus yang beliau buat kan keren banget, sampai sekarang masih di pake" ucap Adel.

"Syukron Akhi atas pujiannya" ucap Muthe malu-malu.

"Afwan" ucap Adel sembari mengangguk

"Kalau yang hijab Putih itu siapa Del?" tanya Ayahnya pada santri putri yang sepertinya ingin juga berkenalan tapi malu-malu.

"Nah, kalau ini Ukhti Indira, adik kelas aku Yah, dia cukup terkenal juga, kemaren menang lomba Khitobah waktu lomba antar kelas pas milad pesantren kemarin.

Indira mengangguk malu-malu, hatinya cukup senang diperkenalkan kepada, ehm, calon mertuanya dengan baik. Ashel memutar matanya malas, harusnya dia paham, kedua saudarinya itu cukup terkenal kalah jauh dibanding dia yang hanya santriwati biasa-biasa saja. Satu-satunya kelebihan dia dibanding kedua saudari jauhnya itu adalah, dia dan Adel satu angkatan, itu saja.

"Kalau Adel sama nak Ashel seangkatan ya? Apa tuh namanya?" ucap Ibu Adel mengingat-ngingat. Nama generasi/angkatan di pesantren memang unik-unik, dan itu sudah ciri khas, kalian coba saja tanya teman atau saudara kalian yang mondok.

"Gravity amah, Generation Eleventh full of diversity" jelas Ashel sembari tersenyum.

"Haha panjang banget ya" kekeh Adel "Tapi unikan Angkatan Indira tuh mah, apa tuh namanya Dir?"

"Rollaz, usulan santri ikhwan waktu rapat angkatan, kita setuju-setuju aja, dari Rolas-nya bahasa jawa, dibuat gaul dikit" kekeh Indira menjelaskan sambil malu-malu.

"Angkatan aku dong, Ampuh" kekeh Muthe berkomentar, obrolan sudah mulai cair.

"Angkatan Marvelous Kesepuluh ya?" tebak Adel.

"Iya, pake marvelous biar kayak jarjit" kekeh Muthe.

=-=

Liburan kali ini, Adel berencana untuk promosi pesantren ia sekarang ke sekolah SMP-nya dulu, barangkali ada yang minat. Saat ini dia  sedang di ruang guru, untuk meminta izin. Karena Adel cukup berprestasi dan dikenal baik oleh kalangan guru, kekurangannya emang rada playboy saja dia. Adel mendapat izin untuk  sharing session dengan anak-anak kelas 9 besok lusa saat pelajaran terakhir.

Adel pun membuat status di whatsappnya, bukan pamer kok, sekadar bersyukur. Pria remaja itu berfoto di depan plang sekolah dengan caption.

"Alhamdulillah, sudah dapat izin untuk promosi pondok"

Tak lama setelah di upload, hape Adel langsung dipenuhi banyak chat. Ada beberapa teman santri yang satu daerahnya ingin bergabung, tentu Adel iyakan, makin banyak makin baik. Termasuk dari Ashel, Muthe dan Indira. Ashel juga ingin ikut, bersama Muthe dan Indira yang belum juga dijemput pulang ke bandung.

Adel : Ga kejauhan dari rumah kamu?
Ashel 11 : Naik KRL, lagian kak Muthe sama Indira juga pengen ikut.
Adel : ga kesekolah kamu aja yang disitu?
Ashel : Kamu lupa ya? Aku kan sekolah SMPnya di bandung, jauh lagi.

Adel baru ingat, seharusnya Ashel itu Idad dulu, namun karena dia dulu SMPnya juga sekolah islam yang berbasis bahasa arab, setelah ujian keseteraan ketika mendaftar, Ashel langsung bisa seangakatan dengan Adel.

NEW SHIPS! (Oneshoot JKT48)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang