Persami (Req Khusus)

902 59 4
                                    

Marsha menyesali dirinya yang sok berani di depan Freya tadi. Sial, siapa juga yang berani melewati lorong yang menyatukan gedung kelas 11 dan kelas 12 di malam hari. Pohon-pohon rindang di sekitar, serta bangku-bangku taman tua yang ada diantara lorong itu. Katanya banyak penampakan sering terlihat, cerita sang penjaga sekolah.

Kita mundur ke beberapa jam sebelumnya. Malam itu SMA tempat Marsha bersekolah, mengadakan persami, atau perkemahan sabtu dan minggu di sekolah. Kadang kita juga heran, ngapain kemah di sekolah ya, tapi ya sudahlah. Marsha sebenarnya cukup bahagia karena dia satu gugus dengan gebetannya, Freya. Freya adalah gadis manis berkulit sawo matang, tubuhnya sedikit lebih pendek dari Marsha. Menurutnya, Freya itu gadis yang sangat ekspresif, apapun bisa langsung terlihat dari wajah gadis itu. Saat dia bahagia, gadis itu akan tersenyum atau tertawa sampai terlihat barisan gigi-gigi putihya. Kalau Sedang marah, maka alis tebalnya seperti menyatu dan matanya siap membakar siapapun yang dilihat. Kalau sedang sedih, bibirnya akan melengkung ke bawah, matanya berkaca-kaca. Jujur, Ekspresi Freya itulah yang membuat Marsha terpesona.

Sayangnya, efek hanya memiliki kakak laki-laki, Marsha tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan baik. Jadilah Marsha seperti bocah SD saat naksir seseoran. Dia hobinya menggoda Freya, menjahilinya, menajadi orang paling menyebalkan bagi gadis itu, sesederhana karena ingin perhatian dari Freya.

 "Fre, tau ga, mitos dari senior,  lorong penghubung gedung kita sama gedung anak kelas  12, kan ngelewatin taman yang ada bangku dan banyak pohonnya, itu kalau malem suka ada yang duduk tau, pakai baju SMA putih abu-abu gitu sambil nunduk" ucap Olla bercerita sambil menggebu, Freya di sampingnya sedang asyik menata matras di dalam tenda.

"Kalau elu samperin, nanti sosok yang nunduk itu bakal pelan-pelan ngeliat elu, tatapan matanya kosong, tapi setelah itu dia bakal langsung teriak dan nerkam lo gitu" Olla bercerita sendiri, merinding sendiri "serem abis"

"Mitologi doang itu mah" ucap Freya tak acuh.

"Mitos kali" Marsha yang juga sedang makan permen ChaCha di dalam tenda mengoreksi Freya "Tapi kalian tau ga?" Marsha bertanya pada Freya dan Olla.

"Tau apa meng?" tanya Azizi teman dekat Marsha yang baru saja dari toilet, lantas ikut bergabung masuk ke tenda.

"Tau pak sapto, tukang bakso yang kalau siang suka mangkal di depan pas pulang sekolah?" jelas Marsha, semua mengangguk.

"Ini gue dapet cerita dari beliau, jadi waktu itu, baru sekitar jam 8an malam, belum terlalu malam kan?" ucap Marsha "Beliau abis ngider, pas pulang lewat sekolah kita, tiba-tiba di depan gerbang ada yang manggil 'mang bakso!', otomatis pak Sapto berhenti, dia ngeliat di balik gerbang ada anak kecil pakai kaos hijau, bentukannya kayak anak kecil pada umumnya" Marsha bercerita menggebu. Semua temannya asyik memperhatikan.

"Pak Sapto pikir, ini anak penjaga sekolah, karena setau beliau, anak penjaga sekolah seumuran segitu, nah dibuatin lah, pas lagi serius buatin, tiba-tiba dia ngerasa pundaknya disentuh sambil ada yang bilang 'pak ini duitnya', pas pak sapto balik badan" Marsha menarik nafas, menciptakan ruang untuk jumpscare "Ternyata itu tangan sang anak tadi, yang bikin pak sapto kaget, tangan anak itu memanjang dari gerbang sampai jalan depan, ngeliat tangan itu Pak Sapto langsung lari ninggalin gerobaknya, gila serem banget kan?"

"Anaknya Luffy dari Onepice kali meng" kekeh Azizi. Teman-teman lain yang sudah takut langsung jadi tertawa termasuk Marsha.

"Iyaya, gue kok ga kepikiran" kekeh Marsha.

"Tapi gue ga percaya gituan ah, semuanya itu cuma mitologi" ucap Freya, lantas gadis itu merebut begitu saja permen ChaCha dari tangan Marsha dan memakannya tanpa dosa. Marsha mendengus malas.

"Kalau bener elu ga percaya, gue tantangin ntar jam 2an malem, kita jalan bolak balik lewat lorong yang tadi kata Olla serem, berani ga?" tantang Marsha.

NEW SHIPS! (Oneshoot JKT48)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang