Truth or Death

93 8 0
                                    

Keyla POV

Aku memutuskan berlibur bersama Nathan dan teman-temannya di sebuah villa di daerah Bandung milik keluarga Jeevan, ya laki-laki yang dulu sangat aku sukai tapi entahlah sekarang aku masih menggilainya atau tidak yang jelas dia tak pernah membalas perasaanku sejak dulu. Bunda Maria memang mengizinkanku berlibur tapi hanya 3 hari karena kata bunda anak perempuan tidak baik lama-lama bersama lelaki tapi aku yakin mereka berempat takkan berani macam-macam dengan singa betina sepertiku. Lagipula liburanku pasti suntuk jika harus ikut bersama kak Kezia bersama kekasihnya itu, yang ada aku menjadi nyamuk. No way!

Sekarang aku sedang menikmati udara malam di gazebo belakang villa, sedangkan ketiga laki-laki itu sedang memasak di dapur. Bukankah wanita yang biasanya memasak? Ya, tapi karena mereka yang meminta, aku hanya bisa meng-iya-kan. Entah apa yang mereka sedang lakukan, aku tidak mencium sedikitpun bau masakan. Apa mereka sedang mengerjaiku? Ah benar saja! Perutku kan sudah raung-raung minta di isi.

"Gak baik cewek cantik malem-malem di luar."

Suara itu.

Aku menoleh ke arah suara berasal dan benar saja, itu Jeevan. "Gue gak cantik jadi baik-baik aja kalau gue diluar malem-malem gini."

Jeevan tampak terkekeh geli, "Cewek cantik pasti gak ngerasa cantik."

Entahlah aku merasa Jeevan sedikit hangat padaku akhir-akhir ini. Aku menepis penyakit baperku itu, jangan sampai aku terpesona untuk keribuan kalinya dengan kharisma seorang Jeevan.

"Tapi banyak kok cewek cantik ngerasa cantik." Jawabku.

"Berarti mereka kurang cantik."

Dejavu. Aku merasa percakapan ini ada di salah satu film yang pernah aku lihat.

"Ekhem!" Seseorang berdeham cukup keras membuat aku dan Jeevan menoleh ke arah suara itu berasal, ternyata itu Nathan.

"Disini dingin, kamu gak mau masuk?" tanya Nathan padaku. Aku hanya menggeleng pelan dan membalas senyuman Nathan.

Nathan memang mempunyai senyuman yang sungguh membuat para gadis pasti akan luluh dibuatnya. Ya lelaki disampingku pun seperti itu, senyuman manis tapi sayang orangnya kelewat dingin jadi percuma deh!

"Kenapa gak mau masuk? Lagi selingkuh sama Jeev ya?" curiga Nathan padaku, aku hanya meggeleng pelan dan mengurucutkan bibirku kesal tapi Nathan malah tertawa. Dasar menyebalkan!

"Aku tipe gadis setia." Ucapku jujur. Memang iya aku adalah gadis setia sampai-sampai aku setia menunggu Jeevan sejak kami masih duduk dibangku SMP. Hah kenapa aku malah membahas soal Jeevan lagi?!

"Baguslah." Itu yang menjawab bukan Nathan, melainkan Jeevan. Entahlah kenapa lelaki disampingku ini malah menjawabnya padahal tadi aku sedang berbicara dengan Nathan.

Saat di gazebo aku, Nathan dan Jeevan malah terdiam lama, keheningan membuatku merasa canggung. Aku sengaja mengajak mereka untuk masuk ke villa daripada harus berdiam diri mendengar jangkrik berbunyi karena salah satu dari mereka tak mengeluarkan suara sedikitpun.

"Oh iya, kok gue gak lihat Kevin sih? Kemana dia?" tanyaku pada Bryan yang sedang asyik memakan keripik kentang sambil menonton film.

"Biasa. Ada urusan gitu dia sama pacarnya." Jawab Bryan tapi pandangannya masih tertuju pada film di depannya. Hah pantas saja ini cowok gak pernah punya pacar, orang asyik sama dunianya sendiri!

"Gue baru tau Kevin punya pacar." Ucapku lagi, ya memang aku baru tahu Kevin punya pacar walaupun aku tahu dia memiliki wajah tampan tapi tetap saja aku baru mengenalnya beberapa bulan.

HopeloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang