Kehilangan

46 6 0
                                    

Alunan lagu Taylor Swift mengalun indah di pendengaran Keyla, ia sesekali bersenandung dan menatap ke arah kupu-kupu yang berterbangan di taman sekolah.

"Jus strawberry?" Tanya seseorang.

Keyla menoleh, "thanks, Nath." Ucap Keyla sambil tersenyum.

Nathan memandang ke arah Keyla yang sedang menyeruput jusnya, ia mengamati setiap inchi wajah gadis itu. Nathan pasti akan merindukannya.

"Key.." ucap Nathan lalu memegang tangan Keyla.

"Ya?"

"Gue tau lo masih cinta sama Jeevan." Ucap Nathan.

Keyla terdiam.

"Gue pikir gue bakal bisa buat lo move on tapi nyatanya nggak."

"Nath..." ucap Keyla dengan airmata yang sudah mengalir dipelupuk matanya.

Nathan melepaskan genggamannya, "gue bakal pergi ke Jerman, gue rasa hubungan kita cukup sampai disini, sekarang lo bisa kayak kupu-kupu itu." Ucap Nathan menunjuk ke arah kupu-kupu yang hinggap di atas bunga.

"Lo bisa terbang cari cinta lo, lo harus janji sama gue lo bakal bahagia sama Jeevan." Ucap Nathan lalu memeluk Keyla dengan lembut.

Keyla terisak, "Thanks, Nath. Sorry kalau selama ini gue gak bisa jadi pacar yang baik buat lo." Ucap Keyla.

Nathan menggeleng, "setidaknya gue pernah bikin lo ketawa dan lo pernah jadi pacar gue."

Keyla tertawa kecil namun hatinya masih tak bisa menerima kenyataan bahwa lelaki yang menyayanginya selama ini akan meninggalkannya jauh.

"Kapan lo berangkat?" Tanya Keyla

"2 jam lagi gue pergi ke bandara, lo mau anter gue kesana?"

Keyla mengangguk.

---

Sampainya di bandara, Bryan dan Kevin saling memeluk Nathan, Keyla hanya menatapnya dengan tatapan sedih. Jeevan tak tahu kepergian Nathan dan Nathan pun tak mau memberitahu Jeev karena ia sendiri yang akan menghubungi Jeevan.

"Lo jangan selingkuh disana, beib." Ucap Bryan pada Nathan.

Nathan bergidik ngeri, "homo, lu!" Ucap Nathan sedangkan Kevin hanya tertawa.

"Lo harus bahagia Key." Ucap Nathan disela pelukannya dengan Keyla.

"NATHANIELLLLL!!!!" Teriak seseorang.

"Jeevan?"

"Nyet lo mau pergi tanpa pamit sama gue? Mau kualat lo ya?!" Ucap Jeevan terlihat kesal.

Nathan tertawa kecil, "tadinya gue mau bikin kejutan gitu sama lo. Lo gak mau ya gue tinggalin, beib?" Tanya Nathan dengan alisnya yang naik turun.

Jeevan bergidik ngeri, "najis lu!"

"Gue titip Key sama lo, jangan pernah nyakitin dia! Kalau lo sampai nyakitin Key, gue bakal langsung balik ke indonesia buat rebut Key dari lo." Ucap Nathan serius.

Jeevan menepuk pelan bahu Nathan, "tenang aja, dia selalu gue jaga."

Setelah perpisahan itu, Nathan langsung pergi meninggalkan sahabatnya dan Keyla, gadis itu terlihat sangat sedih karena kepergian Nathan, Jeevan memeluknya erat.

"Gue sama Bryan duluan ya? Lo sama Key kan?" Tanya Kevin

Jeevan mengangguk, ia mengacungkan jempolnya pada Kevin.

"Kamu mau langsung pulang aja, Key?" Tanya Jeevan

Keyla mengangguk.

"Eh itu bukannya Ashilla, ya?" Tanya Keyla saat mereka di dalam mobil. Jeevan menghentikan mobilnya sedangkan Keyla dengan cepat keluar dari mobilnya.

"Key! Itu bahaya!" Teriak Jeevan

Rupanya Ashilla sedang dikepung oleh beberapa preman berbaju hitam dengan senjata tajam ditangannya. Ashilla terlihat ketakutan sekali tapi Keyla memberanikan dirinya untuk menyelamatkan Ashilla.

"Lo ngapain disini sih?!" Tanya Ashilla.

"Gue mau selamatin lo, Shill. Kenapa lo bisa dikepung gini?" Tanya Keyla panik.

"Emh...lo gak perlu tahu!" Jawab Ashilla.

"KEY AWAS!!!" Teriak Jeevan

Duarrr

Kini dunia terasa gelap bagi Keyla.

----

Keyla POV

Semuanya terasa gelap disini, dimana aku?

Disana, aku melihat secercah cahaya yang terang.

Aku berjalan menujunya, dibalik cahaya itu ternyata ada surga.

Tunggu.

Bukan, ini bukan surga.

Ini taman yang sangat indah, burung berkicau, kupu-kupu berterbangan dan rumput ilalang yang sangat indah.

Mengapa aku ada disini?

"Keyla..." panggil seseorang disampingku

Aku menoleh, disana ada Nathan, "kenapa kamu disini Nath?" Tanyaku, Nathan sangat bercahaya wajahnya memancarkan cahaya sangat terang.

"Aku..."

"Keyla!!" Teriak seseorang tak jauh dari tempatku berdiri.

"Jeevan?" Lelaki itu menungguku disana, tapi kenapa Jeevan tak menghampiriku? Apakah dia tak mau bersamaku?

"Pergi, Key. Pergi kesana, tempatmu bukan disini." Ucap Nathan.

Aku mengernyit bingung, "Nggak! Kita harus pergi bersama, Nath."

Nathan menggeleng, ia menyuruhku pergi sedangkan Nathan berjalan menuju pintu terang tak jauh dari sana.

"Key! Keyla bangun!"

"Maafin gue, Jeev. Ini salah gue."

Suara orang-orang terdengar ditelingaku, aku mencoba membuka mataku pelan tapi rasanya sakit. Kini aku dapat melihat Jeevan, Ashilla, mami, papi, Sam, dan kak Kezia. Mengapa mereka menangis?

"Key, akhirnya kamu sadar, sayang." Ucap mami.

Aku tersenyum tipis, suaraku masih sakit bila harus berbicara.

"Key, maafin gue. Ini salah gue." Ucap Ashilla dengan airmatanya yang sudah basah di pipinya.

Ashilla menceritakan secara kronologis alasan aku berada ditempat bau obat-obatan ini, Ashilla mengakui kesalahannya padaku, ternyata alasan dia dikejar para preman adalah ayahnya meninggalkannya banyak hutang dan meninggalkan Ashilla ke Perancis, negara dimana ayahnya tinggal. Ashilla juga meminta maaf padaku karena telah mengganggu hubunganku dengan Jeevan, aku merasa sedih mendengar Ashilla akan pergi ke Perancis untuk menyusul ayahnya.

Dulu memang aku berencana untuk melawan Ashilla memenangkan hati Jeevan tapi aku pikir itu hal yang sia-sia karena selama bertahun-tahun Jeev menunggu kehadiran gadis masa lalunya. Tapi nyatanya rencana Tuhan itu lebih indah, Jeevan kembali dalam pelukanku. Terdengar seperti murahan tapi tak apa, yang terpenting aku bisa bersamanya.

Setelah tiga hari berlalu, aku dibolehkan pulang oleh dokter Joni, ia berkata bahwa aku harus masih banyak istirahat, Ashilla kini sudah pergi, hanya tinggal aku dan Jeevan.

"Key, gue mau ngomong sesuatu sama lo." Ucap Jeevan saat kami ada di taman rumahku.

Aku menoleh ke arahnya, "Apa?"

Jeevan tampak kebingungan, "Nath kecelakaan, pesawat yang ditumpanginya jatuh dan tak ada korban yang selamat dari kecelakaan itu."

Nath....

Aku merasa telingaku tak bisa mendengar apapun, mataku mulai menggelap dan aku merasa tubuhku sangat lemas.

Kenapa Nath meninggal? Kenapa ceritanya kayak sinetron? Pasti banyak yang berpikiran seperti itu. Fyi, ceritanya emang udah aku rencanain dari dulu kalau nanti Jeev atau Nath bakalan meninggal. Kalau misalkan Jeev yang meninggal, akhirnya bakal sad ending dan itu pasti akan mengecewakan readers. So, jangan lupa vote and comment wkwk

HopeloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang