EPILOG

51 5 0
                                    

Keyla POV

Aku menatap diriku di depan cermin, berbalut dengan dress selutut berwarna hitam, aku menghiasi leherku dengan kalung agar terlihat lebih elegan. Ini adalah malam terakhirku di sekolah tercinta. Tiga hari yang lalu aku sempat memikirkan kepergian Nathan tapi kini aku sadar, Nathan sudah tenang disana dan Tuhan pasti memberikan tempat terbaik untuknya. Dulu Nathan pernah berkata bahwa ia akan menemaniku pergi ke promnight tapi kata hanya tinggalah kata, bertemu dengannya di promnight pun aku tak bisa. Sudahlah, aku mulai mengingatnya lagi.

Beep!

From: Jeevan
Udah siap? Aku menunggu di depan pintu, Keyla. Cepat sedikit, ok?

Aku tersenyum kecil, ku tutup pintu kamar lalu berpamitan pada ayah dan bunda. Mereka sempat memujiku karena terlihat cantik tapi aku terburu-buru karena promnight akan dimulai setengah jam lagi. Aku membukakan pintu rumah, di hadapanku ada Jeevan yang terlihat sangat tampan tapi tunggu mengapa dia hanya menggunakan sweater? Aku tersenyum bahagia karena cintaku terbalas dan seseorang yang selalu aku impikan akhirnya datang padaku membawa sebuket bunga mawar yang indah.

"For you my princess." Ucap Jeevan memberikan sebuket bunga.

Aku menerimanya lalu tersenyum, "Thank you, my prince." Balasku lalu mencium pipi kanannya.

Jeevan terlihat kaget dengan tindakanku, sepertinya aku terlalu agresif menurutnya itu karena aku sangat bahagia sekarang. Aku dan Jeevan bernyanyi mengikuti alunan lagu You and I, sesekali Jeevan tersenyum dan aku sangat menyukai senyuman itu.

"Lo kenapa cuma pakai sweater? Kita kan bakal ke promnight?" Tanyaku.

Jangan heran kenapa aku dan Jeevan masih memanggil dengan gue-elo bukan aku-kamu, itu karena aku memang belum menjadi pacarnya. Bagiku dekat dengannya seperti inipun sangat cukup tapi ya memang wanita itu butuh kepastian.

"Sebelum ke promnight, gue mau ajak lo ke suatu tempat." Jawab Jeevan tersenyum ke arahku lalu kembali fokus pada jalan.

Aku berpikir sejenak, kemana Jeevan akan membawaku pergi?

"Lo gak ada niatan buat bunuh gue kan?" Tanyaku parno.

Jeevan tertawa kecil, "Mana mungkin! Gue udah kehilangan satu sahabat dan gue gak mau kehilangan lo, Chiller." Ucap Jeevan meyakinkan.

Aku sempat terharu mendengarnya karena ia memanggilku dengan panggilan Chiller, mungkin karena itu adalah nama panggilan favorite Jeevan padaku. Mataku ditutupi oleh sebalut kain berwarna hitam, semoga saja make up ku tidak rusak.

Aku mengikuti perintah Jeevan, masuk mobil dan keluar mobil. Kini aku menelusuri sebuah taman, aku dapat merasakan suasananya karena tempat ini serasa tak asing bagiku.

"Jeev kita ada dimana?" tanyaku pada Jeevan.

Diam.

Tak ada yang menjawab.

"Jeev sumpah ini gak lucu!!" teriakku.

Tapi tetap saja Jeev tak menanggapi.

Aku memutuskan untuk membuka sebalut kain hitam yang menutup mataku dan saat aku membukanya...

Jeevan berada disebrang sana dengan sebuah gitar ditangannya, apa maksudnya ini?

It's a beautiful night,
We're looking for something dumb to do.
Hey baby,
I think I wanna marry you.

Is it the look in your eyes,
Or is it this dancing juice?
Who cares baby,
I think I wanna marry you.

Well I know this little chapel on the boulevard we can go oh oh oh,
No one will know oh oh oh,
Oh, come on, girl.
Who cares if we're trashed got a pocket full of cash we can blow oh oh oh,
Shots of patron,
And it's on, girl.

Don't say no, no, no, no-no;
Just say yeah, yeah, yeah, yeah-yeah;
And we'll go, go, go, go-go.
If you're ready, like I'm ready.

Cause it's a beautiful night,
We're looking for something dumb to do.
Hey baby,
I think I wanna marry you.

Is it the look in your eyes,
Or is it this dancing juice?
Who cares baby,
I think I wanna marry you.

I'll go get a ring let the choir bells sing like oooh,
So what you wanna do?
Let's just run girl.

If we wake up and you wanna break up that's cool.
No, I won't blame you;
It was fun, girl.

Don't say no, no, no, no-no;
Just say yeah, yeah, yeah, yeah-yeah;
And we'll go, go, go, go-go.
If you're ready, like I'm ready.

Cause it's a beautiful night,
We're looking for something dumb to do.
Hey baby,
I think I wanna marry you.

Is it the look in your eyes,
Or is it this dancing juice?
Who cares baby,
I think I wanna marry you.

Aku hampir menangis, tidak---tidak airmataku bahkan sudah mengalir di pipiku.

"Will you marry me, Chiller?"

Kata-kata itu sungguh indah ditelingaku.

Aku bahkan tak bisa berkata lagi, rasanya bibirku kelu dan aku hanya mengangguk.

Jeevan begitu senang mendapatkan jawabanku dan paling mengejutkan untukku ternyata semua teman-teman dan keluargaku juga ada disini.

Sebenarnya aku malu tapi aku juga senang bisa berbagi kebahagiaan pada mereka. Semoga kau juga bahagia disana, Nathan.

SELESAI.

HopeloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang