Pinky Promise?

63 8 0
                                    

Keyla menatap layar handphone nya terus menerus, tak ada telepon masuk maupun pesan. Ini sudah tiga hari sejak mereka pulang liburan dari Bandung, sikap Nathan padanya tidak berubah. Sepertinya Nathan memang benar-benar marah karena kekasihnya telah membohonginya.

Keyla mengakui kesalahannya, ia mencoba tuk meminta maaf pada Nathan tapi tetap saja lelaki itu selalu menghindari pertemuannya dengan Keyla. Selain itu, persahabatan antara Jeevan dan Nathan melonggar. Mereka tak pernah terlihat di jajaran kantin kumpulnya anak-anak most wanted. Dan soal Jeevan, lelaki itu juga menjaga jarak dengan Keyla. Mungkin Jeevan juga merasa bersalah pada Nathan.

"Aaarghh!! Mau sampai kapan kayak gini, Key." Erang Keyla kesal.

Ia mencari-cari ide yang tepat untuk menyelesaikan masalahnya ini karena menurutnya semua masalahnya membuat ia tak tenang hati.

Satu-satunya cara untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Hanya satu. Keyla harus berbicara dengan Jeev dan Nathan.

Cafè upnormal jam 3 sore. Permintaanku yang terakhir.

To: Jeevan dan Nath

Klik!

Keyla mengirim pesannya pada Jeev dan Nathan, semoga keputusannya ini memang yang terbaik. Keyla melirik ke arah jam di dinding kamar putihnya, pukul 2 siang. Ia masih mempunyai waktu sekitar satu jam untuk membersihkan badannya.

Keyla hanya mengenakan blue jeans, kaus sepertiga berwarna peach dan sepatu converse senada jeansnya. Ia membiarkan rambutnya tergerai. Simple but sempoa!

"Mau pesen apa mbak?" Tanya seorang pelayan menghampiri Keyla.

"Orange juice aja dulu, selebihnya nanti nunggu teman saya." Jawab Keyla tanpa melihat daftar menu, pelayan itupun tersenyum dan berlalu.

15.05

Sudah lima menit berlalu tapi mereka tak kunjung datang. Yang Keyla tau, Nathan adalah seorang yang tepat waktu.

"Nunggu lama?"

Keyla menoleh dan mendapati Jeevan yang tengah berdiri dihadapannya, "umh, nggak kok."

"Gue kira Nathan udah disini." Ucap Jeevan. Keyla hanya tersenyum tipis tak menanggapi.

15.20

"Coba deh lo telpon Nathan nya." Ucap Jeevan memandang ke arah handphone milik Keyla.

"Uh? Iya ya, gak kepikiran." Jawab Keyla polos membuat lelaki didepannya tersenyum tipis.

Beep!

Lo harus ke Rumah sakit Renville, Nathan kecelakaan.
From: Bryan

Deg!

"Gimana?" Tanya Jeevan.

Keyla masih mematung, bibirnya mengatup dan jantungnya terus berdegup. Jeevan penasaran apa yang membuat Keyla begitu, akhirnya Jeev merebut handphone milik Keyla.

"Ayo cepet." Jeevan mengulurkan tangannya.

Keyla menengadah bingung, "hah?"

"Ayo kita ke Rumah Sakit." Ucap Jeevan dan disetujui oleh anggukan Keyla.

Keyla menatap lurus ke arah jalan tujuannya saat ke rumah sakit. Pikirannya melayang-layang entah kemana, rasa bersalahnya pun hadir. Mengapa saat Nathan seperti ini dia tak ada disisinya? Ia menatap ke arah Jeevan yang sama paniknya. Entahlah, ia makin bingung dengan semuanya.

Keyla dan Jeevan telah sampai di rumah sakit Renville, untung saja mereka bertemu Bryan di koridor rumah sakit. Jeevan memegang tangan Keyla erat, sedangkan gadis itu pikirannya masih melayang-layang.

"Gimana Nathan?" Tanya Jeevan.

Bryan melirik ke arah Keyla, "dia masih belum siuman."

Keyla langsung menoleh ke arah Bryan, "ke--kenapa dia bisa kecelakaan? Ini pasti salah gue."

"Sshh, jangan menyalahkan diri sendiri Key." Ucap Jeevan lembut lalu mengelus rambut milik Keyla.

"Gue bukan pacar yang baik buat dia, justru saat dia kecelakaan gue malah gak ada disamping dia." Ucap Keyla ditengah isakannya.

Bryan menepuk pelan pundak Keyla, "Nath itu cinta sama lo. Percaya deh."

Keyla hanya mengangguk pelan sedangkan Jeevan merasakan hatinya sesak, gadis yang dicintainya sedang menangisi lelaki lain tapi Jeevan sadar lelaki itu adalah kekasihnya Key sekaligus sahabatnya, Nathaniel.

22.30

Nathan masih belum sadarkan diri, Keyla mendengar semua penjelasan dari Bryan dan Kevin alasan Nathan bisa sampai kecelakaannya. Keyla berpikir itu kesalahannya karena Nathan mengendarai mobil dengan kecepatan maksimal sehingga membuatnya tidak bisa mengendalikan diri saat kendaraan lain menghampiri.

Coba kalau gue gak ngajak dia ketemuan, batin Keyla.

"Gak usah dipikirin, ini bukan salah lo." Ucap Jeevan sambil mengelus rambut Keyla.

Gadis itu bangkit dari duduknya, "bukan salah gue gimana? Jelas-jelas ini salah gue, Nath jadi kecelakaan. Coba kalau gue gak ngajak dia ketemu."

"Iya gue tau tapi lo harus tenang. Gue yakin pacar lo bakal siuman." Ucap Jeevan lalu meninggalkan Keyla yang masih terdiam.

Keyla telah melukai hatinya Jeevan.

"Mending lo pulang, biar Nath kita yang urus. Besok kan udah mulai masuk sekolah." Ucap Kevin.

Keyla menggeleng, "gue mau nunggu dia sampai siuman."

Jeevan membawa kantong kresek putih berisikan minuman dan camilan, ia memberikannya pada Keyla.

"Lo belum makan kan daritadi sore." Ucap Jeevan lalu memberikan kantong berwarna putih itu.

Key menatap lama, "thanks."

"Jeevan." Ucap Keyla.

"Ya?"

"Gue mau minta maaf soal tadi. Gue bener-bener hilang kendali." Ucap Keyla.

Jeevan menatap ke arah Keyla, "segitunya ya?"

"Hah?" Ucap Keyla bingung.

Bryan menghampiri, "Nath udah siuman, dia manggil lo Key."

Dengan cepat Keyla melangkahkan kakinya menuju kamar Nathan, Jeevan yang memandangnya hanya tersenyum miris.

Apa ini yang namanya karma? Batin Jeevan.

"Nath.."

Nathan tersenyum kecil, ia mengusap airmata yang mengalir dipipi Keyla. "Shhh, gak usah nangis. Aku gak kenapa-napa, nih buktinya gak mati."

Keyla mengerucutkan bibirnya membuat Nathan tertawa kecil, "gak boleh ngomong gitu Nath."

"Key.."

"Ya?"

"Janji ya jangan tinggalin gue." Ucap Nathan menatap mata milik Keyla

Keyla tersenyum, "Pinky promise." Ucap Keyla lalu menautkan kelingkingnya dengan Nathan.

Diambang pintu Jeevan menatapnya, menyaksikan kejadian yang benar-benar membuat hatinya terluka. Apakah harapannya sudah putus?

HopeloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang