16. Aku menyukainya

58.7K 5.2K 378
                                    

Yuhuuu... Spesial buat kalian nih,
aku up pagi🌹

HAPPY READING SAYANGKUUU

Manik coklat yang sedikit menyendu, rambut yang sedikit berantakan, bibir yang membentuk kurva dengan amat manis, binar wajahnya yang menunjukkan kelegaan.

Dengan kondisi seseorang yang habis diculik, bagaimana mungkin dia masih bisa secantik itu?

"Shit!" Nathan mengumpat, ia mengusap wajahnya kasar, laki-laki itu kembali menghisap nikotin di tangannya, pikirannya benar-benar kacau sekarang.

Sosok gadis itulah yang sudah dua kali menyelamatkan dirinya?

Nathan mematikan puntung rokoknya, lelaki itu keluar dari kamarnya, turun ke lantai bawah dan menuju dapur.

Ia mengambil paper bag, membuka kulkasnya dan mengambil semua jenis makanan ringan yang ada. Lalu keluar menuju pintu belakang yang mengarah ke rumah seseorang.

***

Di sisi Bianca, gadis itu baru selesai membersihkan diri, ia sedang berselfie ria di depan cermin, piyama bermotif coklat beruang itu kembali ia kenakan.

"Andai tubuhku di dunia nyata secantik ini, pasti sudah jadi artis papan atas," kikiknya seraya memandangi hasil jepretan kameranya.

Tok!

Tok!

Tok!

"Non di dalam?"

Bianca menoleh, rambut panjangnya ia urai, kedua kakinya melangkah mendekati pintu.

Ceklek!

"Iya, Bi?" tanyanya bingung

"Non dipanggil Tuan, di suruh ke bawah katanya," ujar Bi Marta dengan lembut.

Meski bingung Bianca mengangguk, ia turun untuk menemui sang Ayah, gadis itu sesekali melompat riang menuruni tangga.

"Hati-hati Bia, nanti jatuh." Suara Antonio memperingati, membuat Bianca menatap sang ayah dengan cengengesan.

Gadis cantik bertubuh mungil itu tidak menyadari adanya seseorang di seberang Antonio duduk sedang menatapnya intens. Wajahnya memang datar, tapi sorot matanya tak bisa menepis kekagumannya.

"Ayah ada apa?" tanya Bianca saat sampai di dekat Antonio, hingga matanya menatap objek di seberang pria paruh baya itu

"Eh?"

"Tuan Nathan ingin menjenguk Bia," kata Antonio, ia menarik tangan Bianca agar duduk di sampingnya.

"Tapi kan Bia nggak sakit," ucapnya polos.

Antonio tersenyum, ia menatap Nathan dengan raut tak enak. "Menjenguk tidak harus sakit, Tuan Nathan ingin menjenguk atas kejadian yang baru menimpa Bia," jelas Antonio perlahan. Ia seperti menjelaskan sesuatu kepada anak sekolah dasar, padahal Bianca sudah berkuliah.

Tidak tahu saja jika gadis itu sengaja untuk menutupi kegugupannya akibat di tatap intens oleh orang di seberangnya.

Dia nggak mau bunuh aku, kan? batin Bianca was-was.

"Boleh bicara berdua dengan Bi-an-ca Paman?" celetuk Nathan, manik matanya tak beralih, terus menatap Bianca dalam, menekan setiap kalimat nama Bianca.

Kening Antonio mengerut, ia menatap Nathan dan Bianca bergantian namun tak lama mengangguk.

"Kalau ada apa-apa, Bia teriak saja," tukasnya seraya mengecup sekilas kening Bianca.

"Ha?" otak Bianca lola

Figuran : Change Destiny of The Antagonist (END) || Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang