Happy birthday!!!Keluarga Manuella kini tengah berkumpul di ruang tamu setelah mendapat panggilan dari Charvi. Mereka semua duduk beralaskan tikar sebab semua kursi masih berada di luar rumah.
"Karena sejak tadi kita semua tidak sempat untuk mengenalkan diri, sekarang adalah waktunya" ujar Charvi. Ia meminta untuk kakak iparnya lebih dulu.
"Seperti yang Didi dengar semalam dari pak Dayat, papa adalah orang tua kandung kamu, nama papa Damian Auriga Manuella, dan untuk seterusnya panggil papa 'papa', papa memiliki dua adik, mereka adalah adik papa" ujar Damian memulai perkenalan. Damian juga menunjuk dua adiknya untuk memberitahu Deva.
Ditrian berpindah duduk menjadi disebelah Deva, membuat Deva diapit oleh Damian dan Ditrian.
"I miss you so bad Didi" Ditrian memeluk Deva erat membuat Deva kesusahan bernapas.
"Sayang, kamu memeluknya terlalu erat, lihat Didi kesusahan bernapas" tegur Charvi.
"Yanda is sorry Didi, nama yanda Ditrian Caiden Manuella. Yanda adik pertama papa kamu" selesai memperkenalkan diri, Ditrian mengecup kening Deva sambil membisikkan kata-kata. "Terimakasih sudah kembali".
"Sekarang papi bisa panggil Deva dengan panggilan Didi. Kita bertemu beberapa hari yang lalu kalau Didi lupa. Nama papi, Dylan Oza Manuella, papi adik kedua papa Damian" Dylan mengecup punggung tangan Deva membuat Deva bingung atas tindakan Dylan.
Sebelumnya Deva sudah berpindah tempat menjadi dipangkuan Damian setelah Ditrian mengecup kening Deva.
"Halo Didi, nama buna, Charvi Osha Manuella, buna istrinya Yanda"
"Hai sayang, perkenalkan nama mami, Lalitha Zora Manuella, mami istrinya papi Dylan"
"Sandika Caden Manuella, anak pertama Yanda, Didi bisa panggil Koko San"
"Alex Oriel Manuella, Koko adik pertamanya ko San"
"Matthias Gyan Manuella, Koko adik kedua ko San"
"Jayendra Aezar Manuella, putra pertama papi Dylan"
"Kenalkan, nama Koko, Dante Oliver Manuella, Koko adik pertama ko J"
"Didi memang sudah tau nama Koko, tapi Koko akan beritahu nama lengkap Koko. Nama Koko, Ayden Chalis Manuella, Koko adik kedua ko J, panggil ko Ayden, ko Ay, atau ko Iden juga boleh"
Mereka semua sudah memperkenalkan diri, namun mereka hanya melihat Deva diam dengan wajah bingung.
"Kenapa sayang?" Tanya Damian.
"Deva bingung"
Mereka ada yang tertawa, ada yang menahan tawa, ada yang hanya tersenyum, ada juga yang hanya tersenyum tipis seperti Sandika dan Jayendra.
"Apa yang membuat Didi bingung?" Tanya Damian lagi.
"Orangnya terlalu banyak, Deva susah menghafalnya"
"Tidak perlu dipikirkan, yang perlu Didi ingat Didi hanya perlu memanggil dia yanda-" Damian menunjuk Ditrian, "-dia papi-" tunjuknya lagi pada Dylan, "-itu buna dan mami, dan panggil mereka Koko, seiring waktu nanti Didi akan mengerti dan ingat" ucapan Damian membuat Deva merasa lebih nyaman.
"Deva tau panggilan Koko, tapi kenapa Deva dipanggil Didi?, memang artinya apa?" Tanya Deva menuntaskan rasa penasarannya.
"Didi artinya adik laki-laki yang berasal dari bahasa Mandarin" kata Dante menjelaskan.
"Bahasan Mandarin itu bahasa Cina kan?" Pertanyaan Deva dijawab dengan anggukan oleh Dante dan Alex. Pertanyaan Deva tidak salah kok, pikir keduanya.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Heirs
General FictionIni hanya tentang Devananta dan kisahnya Meski sampulnya historical tapi isi ceritanya modern kok