1. Kebun

130 15 0
                                    

"bapak, ibu" seruan ceria dari anak laki-laki berwajah manis mengalihkan para pekerja kebun. Mereka terlihat tersenyum saat anak laki-laki itu mendekati orang tuanya yang tengah bekerja dengan membawa tas berukuran sedang berisi makan siang.

Semuanya sudah terbiasa dengan kedatangan anak laki-laki berusia 8 tahun itu sebab setiap kedua orang tuanya berkerja anak itu akan datang dengan membawa makan siang.

Nama anak itu Devananta, anak dari pasangan Dayat dan Santi. Bagi yang tidak tahu keluarga Dayat dan Santi mungkin akan mereka heran jika keduanya yang sudah berusia lebih dari 60 tahun memiliki anak berusia 8 tahun. Namun bagi warga desa yang sudah mengenal keluarga Dayat dan Santi akan sangat tersentuh bagaimana mereka mendapatkan Devananta.

Dayat dan Santi bukan pekerja tetap di perkebunan milik sebuah perusahaan besar, mereka hanya pekerja panggilan saat perkebunan itu kekurangan orang dan jika Dayat dan Santi mengandalkan hanya bekerja panggilan itu akan sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan mereka terutama Deva yang semakin tumbuh akan semakin besar juga kebutuhannya. Maka untuk menambah penghasilan mereka Dayat dan Santi menyewa sebidang tanah tak terpakai yang masih milik perusahan perkebunan tempatnya bekerja.

"Deva sekolahnya gimana?" Tanya Dayat, saat ini ketiganya tengah menikmati makan siang yang dibawa Deva.

"Tadi ada ulangan harian, Deva dapat 100 dong terus nilai praktek IPA Deva sama kelompok Deva dapat paling tinggi" Deva menceritakan hal yang ia alami di sekolah dan memamerkan nilai yang ia dapat disekolahnya tadi.

Di desanya terdapat sekolah yang tidak banyak muridnya sebab murid paling banyak di satu kelas hanya 15 orang dan hanya ada satu kelas setiap tingkatan. Deva saat ini kelas 3 dan terdapat 12 siswa dikelasnya. Deva juga termasuk siswa terpintar di sekolahnya. Dayat dan Santi merasa sayang jika Deva sekolah yang ada di desa mereka dengan kecerdasan yang Deva punya sebab fasilitas yang kurang dari sekolah itu namun keduanya tidak memiliki pilihan lain sebab tidak adanya biaya yang mereka punya untuk menyekolahkan Deva di tempat yang lebih bagus.

"Pintar sekali anak bapak ini" Dayat mengelus kelapa Deva sebagai apresiasinya.

"Oh iya, tadi wali kelas Deva kasih ini katanya Deva diminta ikut olimpiade mewakili sekolah, katanya juga Deva akan jadi yang pertama ikut kalau bapak sama ibu setuju" Deva menunjukkan surat persetujuan yang berisi bahwa Deva akan diikutsertakan pada olimpiade.

"Kalau bapak terserah Deva saja, Deva sendiri gimana, mau ikut?" Ucap Dayat. Meski belum ikut serta Dayat merasa bangga pada Deva.

"Deva mau, wali kelas Deva bilang menang atau kalah gak masalah yang penting Deva dapat pengalamannya dulu dan tau sampai mana kemampuan Deva"

Santi ikut bangga dengan putranya, meski Deva bukan putra kandungnya tapi Deva yang mengisi hari-harinya dan sang suami setelah penantian lebih dari 40 tahun.

"Deva boleh ikut, kapan olimpiade nya?" Tanya Santi.

"Bulan depan, sebenarnya Deva sudah diajari dari 2 bulan lalu dan abis ini Deva akan lebih intens lagi belajarnya sama tutor yang disiapin sekolah"

"Sudah selama itu kenapa Deva gak bilang bapak sama ibu!?" Dayat terkejut dengan pernyataan Deva sebab Deva menjalani hari-harinya di rumah seperti biasa tidak terlihat Deva belajar untuk persiapan olimpiade.

"Deva belajarnya sepeti biasa saja kok pak, soalnya pas kemarin katanya belum pasti kalau sekolah Deva akan ikut tapi Deva belajarnya keterusan sampai 2 bulan hehehe" Deva menjelaskan disertai dengan senyuman bodoh.

Dayat dan Santi hanya bisa menggeleng dengan tingkah Deva sebab mereka tau Deva lebih memilih bertindak dibandingkan berbicara.

"Doain Deva ya pak, Bu biar Deva olimpiade nya nanti lancar"

"Bapak sama ibu selalu doakan kamu supaya kamu dapat yang terbaik" Santi menciumi seluruh wajah Deva merasa bangga dan gemas.

Setelah selesai makan siang Dayat dan Santi kembali melakukan perkejaan mereka dan baru pulang setelah hari menjadi gelap.

🏡🏡🏡

Dilain tempat, tepatnya di kediaman Manuella keadaan sangat hening padahal mereka tengah berkumpul di ruang keluarga, tapi mereka memilih menyibukkan diri mereka masing-masing entah pada laptop, tab ataupun ponsel mereka.

"Apa kak Dami tidak ingin kembali?" Tanya salah satu pria berusia 40 tahunan entah pada siapa.

"Pasti berat buatnya kembali kesini setelah kehilangan 2 orang sekaligus" jawab seorang wanita yang usianya tidak jauh darinya.

Damian Auriga Manuella, atau Dami adalah adalah sulung Manuella generasi ke-5 yang sudah ditetapkan sebagai pewaris Manu's group. Saat ini Damian tidak berada di Indonesia melainkan berada di Canada sejak setahun yang lalu. Damian sudah berpindah ke beberapa negara untuk mengurusi perusahaan cabang sejak 5 tahun yang lalu dan Damian belum pernah kembali ke Indonesia sampai saat ini.

"Bagaimana persiapan olimpiade mu Ayden?" Tanya pemuda berusia 20 tahunan. Sandika Manuella, sulung Manuella generasi keenam saat ini.

"Lancar lancar saja, aku sempat melihat daftar sekolah yang akan ikut olimpiade dan sepertinya ada beberapa sekolah yang baru ikut di tingkat elementary" jawab anak laki-laki berusia 14 tahun yang bernama Ayden. Ayden Manuella saat ini berada di kelas 2 Junior high school dan sekolahnya sekaligus sekolah milik Manuella akan menjadi tuan rumah diadakannya seleksi hingga final olimpiade dari tingkat SD-SMA.

"Ada yang kamu butuhkan sayang untuk persiapan olimpiade mu?" Tanya sang ibu.

"Tidak ada mi, Ayden sudah siapkan semuanya dan akan Ayden buktikan kalau Ayden yang jadi pemenangnya" Ayden berucap yakin.

"Aku akan mengabulkan keinginanmu kalau kamu menjadi pemenangnya" tantang Sandika.

"Jangan tarik ucapanmu lagi" Ayden menerima tantangan dengan percaya diri.

Setelahnya tidak ada lagi percakapan sebab mereka kembali ke aktivitasnya masing-masing.

Beginilah keadaan keluarga inti Manuella dibalik publik, terasa dingin dan bicara seperlunya sejak mereka kehilangan 2 anggota keluarga sekaligus.



















Tes ombak dulu

Slow update, jadi kalau mau tau kelanjutannya masukin ke library

The Real HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang