part. 28

474 71 10
                                    

_
_
_

Bapak itu sangat ketakutan, tak menyangka Jimin ada dihadapan nya, karna yang mereka tau Jimin meninggal
dalam insiden penculikan itu.

"Jimina, appa benar-benar gak tau kamu anak siapa. Appa hanya disuruh membawa dan membesar kan mu"

"Siapa yang suruh ?"tanya Jimin

"Aku pasti akan dibunuh jika mengatakannya. Jimina tolong appa. Ampunn"

"atau aku yang akan membunuh mu" ancam Jimin yang makin erat
mencekik leher appa nya itu.

"Ke...ketua Namjoon" Jawab nya ragu

Jimin melepaskan tangan nya. Terdiam, tak menyangka jika Namjoon yang menyerahkannya
pada orang lain, itu artinya eomanya mungkin bukan membuangnya.

"waktu itu appa bekerja pada Ketua Namjoon, Suatu hari dia menyerahkan bayi dan menyuruh appa membuang mu kemana saja, asal jangan di panti asuhan. Appa melaporkan padanya saat berita kamu di culik, lalu setelah anak direktur di temukan, Ketua Namjoon bilang kamu meninggal.

"Setelah kamu dikabarkan meninggal, Ketua Namjoon tiba-tiba memecat ku.
Dan tiba-tiba juga hari ini dia menyuruh appa mengantarkan amplop itu ke MY Hotel.

Seketika Jimin menyadari bahwa ini adalah jebakan. Memang ini yang Namjoon inginkan, Mengacaukan
konsentrasi Yoongi dan mengancam Jimin.

"Lalu apakah appa mengenal Park Jiwoon ?"

"Park Jiwoon ? Nama itu seperti tidak asing, tapi aku tidak ingat" jawab nya.

"Aku akan kembali mencari mu jika sampai aku lihat appa mendatangi Direktur lagi" ancam Jimin dan pergi

"Jimina, appa ingat Nona Park Jiwoon dulu adalah pacar Ketua Namjoon.
Tapi dia sudah meninggal karna kecelakaan. sudah lama sekali"

"Pacar Namjoon ?. Teka-teki
apalagi ini" Gumam Jimin. dan lalu pergi.

Sampai di depan rumah. Jimin melihat lampu kamar Yoongi menyala. Yoongi
yang masih belum tidur sampai selarut ini. "Dia pasti sangat kacau" batin Jimin

Rasanya ingin menemui Yoongi, memberinya kata-kata semangat atau paling tidak sekedar menemaninnya. Wajah K9
yang selalu Jimin rindukan, dan selalu ingin melihatnya lagi.

Menyebabkan matanya buta, membuatnya kehilangan appa dan mungkin saja eoma Jimin memang benar adalah selingkuhan appa Yoongi. Begitu banyak rasanya
kesalahan Jimin dan membuatnya takut
bertemu Yoongi.

"Berada di posisi appa ku ternyata lebih menakutnya dari pada saat kita berada
di tempat disekap dulu. K8 saat ini aku butuh senyum mu dan bilang semua pasti baik-baik aja" Batin Yoongi

"aku rela tetap jadi yang dulu, walaupun hidup seperti di neraka, tapi aku bisa melihat wajah tenang mu. Dari pada seperti sekarang, berada diposisi yang sulit. Bagaimana cara menjelaskan semua pada mu" batin Jimin

Namjoon langsung menerobos masuk ke ruangam Direktur, begitu tau kalau proyek pengerjaan kasino di hentikan.

Mencak-mencak, marah - marah tak karuan. Namjoon tak bisa mengontrol emosi nya, perjalanan usaha yang
panjang untuk proyek impian nya itu terlaksana, tapi tiba-tiba dihentikan
begitu saja.

Appa ku tak pernah menyetujui proyek itu, kenapa tetap di lanjutkan?. Dan juga lahan itu sudah di hibahkan pada karyawan, bukan milik kita lagi" Jawab
Yoongi

Kamu tau berapa besar dana investor yang perlu diganti ?, mereka akan
menuntut kita karna tidak komitmen dengan perjanjian kontrak.

"Perjanjian dengan investor itu hanya di tandatangani oleh Direktur sementara
yang tak seharusnya membuat keputusan jangka panjang " tegas Yoongi.

"Benar kata Park Jiwon, anak ingusan seperti mu belum layak memimpin
perusahan se besar ini, kamu hanya akan membuat bangkrut perusahaan" serang Namjoon

"Panggil Manajer Park !!!" teriak Namjoon pada asisten Direktur yang ada diruangan itu.

Jimin terburu-buru menuju ruangan Direktur karna khawatir Yoongi akan jadi sasaran emosi Namjoon

"Manager Park, ini bagaimana ?. Bukankah project ini sudah kamu
tandatangani dan" tegas Namjoon

"Akhirnya Yoongi Yoongi menemukan apa yang harus diperbaiki di perusahaan" Batin Jimin

"Atas dasar apa anda menandatangani surat perizinan pembangunan itu
Manager Park ?, bukan kah kamu tau appa ku tak pernah menyetujuinya

Tatapan Yoongi menakut kan, seperti yang pernah dia katakan, tak akan sama
rasanya jika yang membuat nya kecewa adalah orang yang pernah dipercaya

Lagi-lagi kemarahan Yoongi tertuju pada Jimin. Entah cara apa Jimin bisa menjelaskannya

Perdebatan makin sengit dan tegang. Tapi yang menarik perhatian Yoongi
sepanjang pertemuan itu adalah Jimin yang dari awal sampai akhir hanya diam
saja sedikitpun tak bicara

Seperti tak ada titik temu, Yoongi tetap demgam pendirian nya dan Jimin juga tak membantu sama sekali, Namjoon akhirnya walkout meninggalkan ruangan dengan emosi.

Jimin membalas tatapan Yoongi dengan senyum tertahan setelah Namjoon keluar. Senyum senang dan bangga dengan keputusan yang di ambil Yoongi.

Senyum yang pastinya nanti harus Jimin bayar dengan pukulan dan serapah Namjoon, tapi saat ini Jimin
tak peduli itu, yang paling penting bagi Jimin sekarang hanyalah apa yang terbaik buat Yoongi.

Sebaliknya Yoongi tak mengerti arti dari senyum yang tersungging dari bibir Jimin, diluar perkiraannya, dia akan berhadapan dengan Jimin hari ini, tapi ternyata malah Namjoon yang mengamuk.

"Jin Hyeong.." panggil Jimin.

Seokjin yang dari tadi hanya menyimak,heran mendengar Jimin memanggilnya dengan sebutan hyeong dimana dia dan Jimin belum seakrab itu sebenarnya

"Teliti dalam keuangan, karna kalau sampai defisit Yoongi pasti dianggab gagal dalam masa percobaan. Mereka pasti akan menuntut perusahaan."
jelas Jimin

Lalu Jimin berlari mendekati Yoongi dan merangkulnya kegirangan.

"Keren !!!" Bisik Jimin lalu bergegas keluar dari ruangan itu. meninggalkan Yoongi yang saling tatap dengan wajah keheranan.

Pertama kali melihat Jimin tersenyum dan bergelayut manja seperti itu. Yoongi merasa ada yg aneh dengan
reaksi Jimin itu.



- to be continued -

BLIND SUSPICION [YOONMIN] || ENDМесто, где живут истории. Откройте их для себя