AMBIVALENCE 2 - 10

33 8 2
                                    

"Mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama ..."

"Vrischa?"

Vrischa tersenyum pada Glory.

"Vrischa pamit ya Mah, Mama jaga diri baik-baik sama Papa Aland, Valen, dan calon adek Vrischa ..."

"Kamu bicara apa sayang? Kamu mau pergi kemana?"

"Vrischa ikut sama Papa Vincent Mah ... Mama tenang aja, Vrischa akan baik-baik aja disini. Vrischa akan selalu ada di hati Mama ..."

"Vrischa kamu bicara apa nak? Tolong jangan kemana-mana, katanya mau tetep tinggal sama Mama heum? Ayo sini ikut Mama ..."

Vrischa menggeleng pelan.

"Nggak bisa Mah, Vrischa sudah terlanjur ikut bersama Papa Vincent. Maafin Vrischa Mah ..."

"Nggak! Jangan pergi Vrischa! VRISCHA!"

DEG!

Glory terbangun dari mimpinya. Disana juga sudah ada Aland dan Valen. Tidak terasa 1 hari yang berat itu terlewati.

"Mama ... Mama udah sadar?" tanya Valen antusias.

"Dimana Vrischa? Vrischa kemana?" cemas Glory.

DEG!

Aland dan Valen terdiam seketika.

"Vrischa ..."

"Kak Vrischa masih dirawat Mah, Mama tenang aja, kak Vrischa nanti sedih kalo tau Mama juga sedih ..." bual Valen berupaya tidak membuat Glory bertambah pikiran.

"Tapi dia baik-baik aja kan? Bisakah aku ketemu sebentar? Dia dirawat disini juga kan?" tanya Glory.

"Sayang, kamu baru aja sadar dan tolong jangan banyak gerak, jangan banyak pikiran dulu. Dokter bilang kondisimu dan bayimu memburuk. Jadi mau tidak mau setelah kamu membaik nanti, kamu akan segera melahirkan meski usia kandungannya belum tepat waktu. Tolong jangan keras kepala heum?" tutur Aland.

"Land, tapi Vrischa ... Aku takut Vincent bawa Vrischa pergi ..." gumam Glory.

"Bisakah kamu juga mikirin bayi yang ada dalam kandunganmu itu? Kesehatanmu terus menurun dan berpengaruh sama bayi kita. Apa kamu mau membahayakan kandunganmu sendiri dan mau anakmu lahir dalam keadaan nggak bernyawa lagi? Aku capek, sungguh! Tolong jangan keras kepala dan egois kali ini aja!" gertak Aland untuk pertama kalinya. Ia merasa tidak dapat berpikir jernih karena bebannya terlalu berat. Ia juga takut akan kehilangan orang yang disayanginya lagi. Aland menjadi sensitif sekarang.

Hal tersebut membuat Valen dan Glory juga terkejut. Aland pun mengoyak surainya kasar lalu keluar ruangan. Ia sadar telah biar kasar dan melukai perasaan Glory.

"Land ..." panggil Glory namun Aland terlanjur pergi keluar.

"Apa aku terlalu egois selama ini? Maafin Mama ya nak ... Mama nggak bermaksud buat kamu dalam bahaya, Mama minta sangat menyayangimu juga sama seperti kedua kakakmu ... Harusnya aku bisa lebih jaga diri ..." gerutu Glory.

AMBIVALENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang