15 [AMBIVALENCE]

395 45 19
                                    

Hi Readers!
Apa kabar?

AMBIVALENCE IS BACK!

HAPPY READING!
Have a Nice Day!!!
____________________________________________

Setelah semua rangkaian pesta tersebut diselesaikan, para tamu undangan secara bergantian memberi salam kepada Aland dan Celynne secara bergantian sebelum kembali pulang. Hingga kini tiba pada Glory.

Saat itu posisinya Glory berdiri tepat dihadapan Aland untuk memberinya ucapan selamat.

Aland maupun Glory sempat saling pandang satu sama lain dalam waktu yang cukup lama hingga keduanya kembali disadarkan oleh Celynne.

"Hei, kenapa kalian malah pada bengong?" Tanya Celynne bingung.

Aland kikuk ketika hendak menjawab, dan Glory segera menepisnya. "Selamat ya buat kalian berdua! Semoga keputusan kalian untuk menikah secepat ini sudah benar dan nggak bikin menyesal dikemudian hari." Ucap Glory membuat Aland meneguk ludahnya kasar sementara Celynne pun dipenuhi kebingungan akan maksud yang dilontarkan gadis tersebut.

"Kenapa bicaramu seperti itu Glory?" Tanya Celynne.

"Itu doa kan? Aku hanya mendoakan kalian, emang ada yang salah?" Tanya balik Glory.

"Bukan gitu maksudku, tapi kata-katamu seolah mengklaim pernikahanku dan Aland adalah keputusan yang salah." Jawab Celynne.

"Hah? Justru aku yang malah heran sama pemikiranmu. Kenapa kamu sensitif banget sama doaku? Oh atau emang kamu beneran nggak yakin sama pernikahan ini?" Ucap Glory dengan lantangnya membuat semua yang disanapun serempak menjadi geram.

Dikarenakan kedua orang tua Aland yang memang pada dasarnya tidak menyukai Glory masih ada disana, keduanya pun menghampiri Glory. Tanpa aba-aba dan pikir panjang, Jessie malah menampar keras pipi Glory dihadapan Aland, Celynne beserta keluarganya.

Glory memegang pipinya tersebut mencoba menahan perih akibat tamparan itu.

"Dasar anak nggak tau diri! Ngapain sih kamu kesini? Siapa yang ngundang kamu kesini? Hah?!" Bentak Jessie emosi.

"Saya tante! Saya yang mengajak Glory kesini!" Jawab Reynand dan langsung menghampiri Glory.

"Reynand?" Bingung Jessie.

"Iya! Saya ingin bertanya satu hal sama tante. Kenapa tante menampar Glory seperti tadi? Dan apa maksud tante ngomong kalo Glory anak nggak tau diri?" Gertak Reynand tak terima.

"Nak Reynand, kamu berteman sama dia?" Tanya Jessie dengan menunjuk ke arah Glory.

"Bukan hanya teman. Saya juga menyukainya! Saya nggak akan tinggal diam jika ada orang yang berani menyakiti Glory! Siapapun itu!" Tegas Reynand membuat semua orang disana membelalakkan matanya kaget.

"Reynand! Apa yang kamu katakan? Kamu menyukai gadis itu?" Tanya Kimmy.

"Iya ma! Reynand menyukai Glory!" Jawab Reynand berani.

DEG

Kedua mata Glory membulat sempurna dikala itu.

"Rey..." ucap Glory.

"Kamu nggak perlu takut. Aku akan selalu jagain dan lindungin kamu." Jawab Reynand mencoba menenangkan.

"Kak, apa kak Reynand lupa kalo Glory udah punya pacar? Gimana jadinya kalo sampe Justin tau soal ini?" Bingung Celynne.

"Glory sama Justin cum-"

Belum sempat meneruskan jawabannya, Glory segera menepisnya.

"Udah cukup! Cukup! Rey, kayaknya aku harus pulang sekarang! Makasih undangannya," ucap Glory pada akhirnya.

AMBIVALENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang