Sasuhina....
Hinata menangis, menangkup kedua tangan Mebuki yang ada di hadapannya
"Aku mohon, sensei. Jangan beritahu ayah dan ibuku.""Ini bukan masalah sepele, Hinata. Kau tidak akan bisa menyembunyikan kehamilan mu selamanya."
Di dalam isakannya yang terdengar nyaring, Hinata mengangguk cepat.
"Aku tahu... Aku tahu, sensei. Tapi beri aku waktu sebentar saja. Aku mohon....."Akhirnya dengan berat hati, Mebuki memberikan sedikit waktu untuk Hinata. Dia adalah seorang guru dan seorang ibu, terlebih dia juga seorang perempuan. Jadi dia tahu, bagaimana keadaan Hinata saat ini.
Gadis sekecil itu harus menghadapi masalah yang begitu besar. Bahkan tidak menutup kemungkinan kalau masalah ini bisa merenggut masa depan dan kehidupannya kedepan.Setelah beberapa hari, Hinata tetap menjalani hari-hari di sekolahnya seperti biasa.
Hinata juga masih mengikuti semua mata pelajaran, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan pelajaran jasmani yang kadang membuat tubuhnya begitu cepat lelah.
Namun rasa lelah dan lemas itu sama sekali tidak menghalangi keinginan Hinata untuk tetap menjalani hari-harinya.Hinata tahu kalau di dalam perutnya ada sesuatu yang tumbuh dan hidup dengan bergantung pada dirinya. Jadi meskipun Hinata menjalani kesehariannya dengan berat, sebisa mungkin Hinata juga menjaga agar sesuatu yang ada di dalam perutnya tetap baik-baik saja.
Karna mau bagaimana pun, janin ini adalah calon anaknya. Dan Hinata sangat menyayanginya.Rencananya akhir minggu ini dia akan bertemu dengan Sasuke. Dan Hinata juga berencana untuk memberitahu Sasuke terlebih dahulu sebelum memberitahu orang tuanya.
Beberapa hari ini, Hinata sengaja menghindari semua panggilan dari Sasuke. Entah itu telepon ataupun pesan singkat dari pria itu, Hinata tetap enggan membalasnya.
Hinata butuh waktu untuk sendirian, dan menerima semua yang telah terjadi padanya.Terutama Hinata sering membayangkan, bagaimana nanti reaksi orang tuanya ketika mengetahui kalau dirinya tengah hamil. Entah apapun resikonya, asal Sasuke mau menerima dan mau menemaninya, maka Hinata siap menerima apapun hukuman dari orang tuanya.
Dan jika nanti dirinya mendapat kemungkinan yang paling menyakitkan, seperti Sasuke yang tidak mau menerima calon bayinya ini, maka Hinata siap menggugurkan kandungan ini jika itu diperlukan nantinya.Hinata benar-benar sudah tidak peduli dengan pandangan orang lain lagi terhadap dirinya, yang saat ini dia pikirkan hanya bagaimana caranya memberitahu Sasuke, kedua orang tuanya, dan teman-temannya di asrama.
Hinata yakin, mereka semua pasti akan menyalahkan Hinata dari sudut manapun, bahkan yang paling mengerikan, Hinata takut kalau semua orang akan menolaknya."Kau lapar ya, Sayang?" Gumam Hinata mengusap perutnya yang sedikit membuncit.
Kata Mebuki-sensei, usia kandungan Hinata sudah menginjak empat bulan. Itu artinya janin yang ada di dalam perutnya sudah cukup besar dan mungkin sudah memiliki nyawa layaknya manusia. Bahkan untuk menggugurkannya pun, sepertinya sudah terlambat.
Jika pun harus di gugurkan, pasti memiliki resiko yang cukup besar untuk dirinya sendiri. Hinata paham akan hal itu.
Jadi untuk saat ini, Hinata akan mencoba menerima dan menjaga apa yang ada di dalam perutnya saat ini."Ayo kita beli jajan." Gumam Hinata lagi sambil berjalan menuju kantin.
Padahal ini masih jam pelajaran sekolah berlangsung, dan jam istirahat masih dua jam lagi, tapi Hinata sudah tidak sanggup menahan rasa lapar ini. Jadi Hinata pamit ke toilet, tapi beloknya ke kantin.Hinata juga sudah membeli seragam baru yang ukurannya lebih besar. Ukuran yang benar-benar bisa menutupi perutnya yang terlihat membuncit.
Itu pun Hinata masih menggunakan korset agar perutnya bisa lebih tertutup. Meskipun rasanya begitu sesak, Hinata tidak peduli. Dia lebih memilih untuk menahan sesak, agar tidak ketahuan oleh siapapun termasuk teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing
FanficLili hanya ingin tahu, kenapa ayah dan mamanya bisa bercerai ? Apakah mereka bercerai karna ada dirinya yang lahir ke dunia ini? 🏆#1 Hastag Sasuhina 🏆#5 Terbaik 🏆#1 Hinata 4-11-24