.
.
.
.
.Happy Reading^^
"Jadi kesimpulannya adalah kita harus melaksanakan misi ini secara tertutup tanpa diketahui pihak mana pun. Bagaimana pun caranya tangkap orang itu tanpa menimbulkan kegaduhan."
BRAK!
Sakura menggerbak meja dengan cukup keras.
Itachi dan Deidara pun menoleh pada gadis pink yang baru saja menggerbak meja.
"Bukankah itu berbahaya, Kak Dei! Kenapa kita tidak mengevakuasi penduduk dulu baru menyerang mereka? Jika kita menggunakan rencana itu, kemungkinan besar akan timbul korban jiwa dari penduduk sipil Kota Suna! Apa tidak ada cara lain?"
"Tidak ada cara lain, Sakura...karena Wali Kota Suna memaksa untuk melaksanakan misi diam-diam tanpa membuat warga sipil tahu. Apalagi beberapa hari lagi ada festival di Suna, kan? Kita tidak boleh mengacau!" Ketiga orang itu menoleh ke sumber suara, di mana pemuda berambut orange berdiri di depan pintu Ruangan yang terbuka.
Dia tidak sendiri, melainkan ada tiga orang lagi yang berdiri di sisinya. Salah satunya adalah Sasori yang juga sudah datang, walau terlambat-_-
Itachi dan Deidara sama-sama berdiri, ketiga orang itu langsung menegakkan tubuh mereka tanda hormat pada pemimpin mereka yang telah datang.
Yahiko tersenyum manis lalu masuk ke dalam ruangan diikuti oleh ketiga orang di belakangnya.
Dia juga duduk di samping Deidara yang menjadi Ketua rapat saat ini. Sasori duduk di samping Sakura, sementara dua orang lainnya duduk di samping Itachi.
Deidara menatap datar Sasori yang baru saja duduk di samping Sakura, begitu pun Sakura. Bisa-bisanya pemuda Akasuna itu masih bisa santai duduk padahal sudah terlambat datang.
Tapi gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya pada Yahiko sang Ketua. Dia penasaran dengan jawaban Yahiko tadi.
"Ketua!" panggilan Yahiko membuat pemuda yang baru saja duduk itu menoleh pada anggota termuda kelompoknya. "Ya?"
"Apa maksud ucapan anda tadi? Wali Kota memaksa kita untuk menjalankan misi diam-diam tanpa ketahuan penduduk? Tapi menurut pengamatan tim khusus selama dua tahun ini, mereka selalu bersembunyi di antara penduduk sipil. Bagaimana jika ada penduduk sipil yang menjadi korban?"
"Maka sebisa mungkin kita harus menangkap target tanpa diketahui siapa pun termasuk masyarakat sipil. Kita harus menjalankan misi ini dengan ekstra hati-hati. Jangan sampai rapat serta penyusunan rencana kita ini diketahui orang lain, serta kita harus sebisa mungkin tidak membuat keributan yang mengundang perhatian warga. Kita juga sebisa mungkin menangkap pelaku itu sebelum festival Suna nanti berlangsung, itu pesan Wali Kota Suna."
Beberapa anggota yang hadir di situ menghela nafas lelah dan cukup keras.
"Haruskah sebelum festival?" tanya Sakura.
"Kubilang sebisa mungkin,"
"Bagaimana jika kita belum menangkap target itu sampai festival?" kali ini Deidara yang bertanya.
Yahiko tersenyum pada Deidara. "Maka kita harus lebih berhati-hati lagi dari sebelumnya, sebisa mungkin warga sipil tidak tahu bahwa wali kota mereka menyewa kita untuk menangkap beberapa orang yang bersembunyi di dekat mereka."
"Itu akan memicu keributan serta ketakutan penduduk sipil." tambah pemuda berambut merah yang duduk di samping Itachi.
"Benar!" seru Yahiko.
"Tapi aku tidak menyukai rencana pertama ini!"
"Kita akan susun rencana baru, sayang. Rencana pertama ini tidak terlalu penting dan hanya digunakan sebagai tahap awal," salah satu perempuan yang datang bersama Yahiko menjelaskan dengan lembut pada Sakura.
Sakura pun terdiam. Keheningan pun melanda Ruangan itu seperkian detik. Semua orang dalam Ruangan itu tahu kenapa Sakura sangat takut menggunakan misi itu.
"Jangan khawatir, Sakura!" Sakura menoleh si pemilik suara. Orang itu adalah Nagato.
"Walaupun kita menggunakan rencana itu, aku yakin kita akan berhasil." ucapnya dengan mata penuh kelembutan pada Sakura.
"Tentu saja!" seru Yahiko.
"Di sini kita punya pembuat Bom terbaik," (Deidara)
"Kita punya ahli penyamaran," (Sasori)
"Kita punya ahli memanipulasi lawan," (Itachi)
"Kita punya ahli mengintai," (Konan)
"Kita punya ahli teknologi," (Nagato)
"Dan kita punya ahli racun dan mampu melumpuhkan lawan." Yahiko menatap Sakura sembari tersenyum manis.
Sakura tetap gelisah walau telah melihat senyuman menenangkan milik Yahiko.
"Baiklah!" seru Yahiko yang kemudian meregangkan tubuhnya lalu berdiri.
"Rapat hari ini sampai sini saja, kita akan menyusun rencana tanpa tatap muka. Tunggu pesan dariku, lalu aku harus segera pergi karena aku harus bertemu dengan klienku sekarang." ucapnya sambil menatap jam tangannya.
Sebagai tambahan, ketua organisasi ini adalah seorang pengusaha minyak yang cukup terkenal. Dia berpergian ke berbagai daerah, untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk kepentingan ekspor minyak. Di samping itu juga dia dapat dengan mudah melakukan rapat dengan anggota-anggotanya, yang tersebar di berbagai wilayah tanpa dicurigai oleh siapa pun.
"Ada yang mau ikut? Sekalian aku traktir kalian makan karena aku akan meeting dengan klienku di sebuah restoran terkenal di Suna?"
"Ditraktir ketua? Boleh juga tuh!" seru Deidara, dia pun ikut berdiri dengan Yahiko. Yahiko senang Deidara ikut, dia pun menoleh pada anggota-anggotanya yang lain. "Ada yang mau ikut lagi?"
Itachi yang sejak tadi hanya diam saja ikut menyahut. "Aku tidak akan ikut karena harus kembali ke Rumah Sakit,"
"Kembali ke Rumah Sakit? Bukannya Sakura libur hari ini?" tanya Sasori yang langsung menoleh pada Sakura.
"Sakura memang mendapatkan jatah libur, tapi aku tidak. Lebih lagi ada pasien yang harus aku perhatikan," setelah mengatakan itu, pemuda Uciha itu pun berdiri dan mulai berjalan menuju pintu keluar.
Yahiko yang melihat Itachi meninggalkan Ruangan lebih dulu tercengang. "Hei! Itachi! Bisa-bisanya kau keluar lebih dulu dari Ruang rapat daripada diriku!" serunya. Tapi diacuhkan oleh Itachi yang masih lanjut berjalan keluar.
"Hoi! Bawahan kurang ajar!"
Sasori pun menyeringai kemudian berdiri, Deidara yang melihat Sasori berdiri pun juga ikut berdiri.
"Lumayan juga ditraktir oleh Ketua," ucap Sasori yang ikut berjalan menuju pintu keluar Ruangan.
Yahiko menatap tidak percaya pada Sasori dan Deidara yang juga mengikuti kelakuan kurang ajar Itachi padanya. Kenapa akhir-akhir ini bawahannya kurang ajar, ya walau Deidara menundukkan kepalanya pada Yahiko sebelum dia keluar mengikuti Sasori.
Konan hanya tertawa melihat wajah bodoh Yahiko. "Sudahlah, sayang! Mari kita pergi, bukankah klienmu sudah menunggu sekarang?" ucap Konan sambil berdiri dan menatap Yahiko. Yahiko menoleh pada Konan dan menganggukkan kepalanya.
Konan tersenyum pada Yahiko, kemudian menoleh pada Nagato yang masih setia menutup mata dan duduk di tempatnya sejak tadi. Tidak bergerak sedikit pun.
"Kau tidak mau ikut kami makan, Nagato? Sakura?" tanya Konan pada mereka berdua. Sakura tersenyum kemudian ikut berdiri.
"Aku dan Sakura tampaknya tidak bisa ikut..." ucap Nagato membuat Sakura menatap padanya.
Nagato yang tadinya menutup matanya, kini membuka matanya dan bertatapan dengan Sakura yang juga menatap dirinya.
"...karena ada hal yang ingin aku bicarakan pada Sakura, hanya berdua saja."
Bersambung.
.
.
.
.
.Chapter ini telah dipublikasikan pada tanggal 16 Maret 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uciha's Love Story : We Will Conquer You
Fiksi PenggemarStart : 29 Januari 2023 Finish : - Jumlah kata : 1000+ Story by : Azalearhododendron4 Cover by : Google (Maaf, Author lagi males buat cover🥲) Genre : Romansa, Misteri, Remaja, Family, Friends Warning : Semua karakter adalah milik Masashi Kishimoto...