Bersama Soraya

17 2 7
                                    


Sebelum serius, mari saling mengenal keluarganyaa. benar?!


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nay, ini ada titipan dari Mama."

Firaz terkejut. Perempuan yang membalikkan badan ternyata bukan tetangga pemilik kamar indekosnya.

"Mbak Nay masih di kamar mandi. Mau dititipin atau mau menunggu?" kata Soraya.

"Kalau boleh tahu kamu siapanya Kanaya?"

Soraya mengulurkan tangan. "Kenalin, saya Soraya. Adiknya Mbak Kanaya."

Firaz pun mengangguk dan mempercayai. Wajah keduanya sedikit mirip. Bila tampak dari belakang, konsultan keuangan itu sulit mengenali. Terlebih lagi ada pengecohan, Soraya menggunakan baju rumahan milik Kanaya.

"Firaz, tetangga sebelah. Kalau begitu saya titip saja. Ini ada wingko babat sama lumpia."

Soraya menerima pemberian Firaz. Di saat itu gorden yang menjadi pembatas antara ranjang dan area depan dibuka. "Loh, Mas Firaz. Ada perlu apa, Mas?" tanya perempuan yang membuka kelambu tersebut.

"Ada oleh-oleh dari Mama, Nay. Di makan ya!"

Kanaya menghampiri adik dan orang yang menghuni sebelah kamarnya. "Terima kasih, Mas. Memangnya Tante Rindu habis dari mana?"

"Semarang."

Kanaya mengangguk. "Oh ya, Mas. Ini adik Nay, sudah kenalan?"

"Sudah Mbak. Mas Firaz kan?" Mimik wajah Soraya menggoda kakaknya.

"Nay, Soraya, aku mau ngasih titipan Mama ke Mety dulu, ya," pamit Firaz.

Kanaya mengiyakan. Firaz yang enyah dari hadapan dua perempuan bersaudara itu membuat Kanaya mengangkat salah satu alisnya. Seolah non verbal ejekan bahwa tidak ada yang spesial dari perilaku Firaz. Karena yang dibawakan oleh-oleh bukan hanya dirinya, tetapi tetangga kos yang lain.

"Beneran cuma tetangga, Mbak? Kok aku ngerasa ada yang beda, ya?"

Kanaya hanya menggendikkan bahu, membiarkan pikiran adiknya berspekulasi apapun.

"Yaudah sekarang kamu siap-siap, katanya habis ini mau di jemput Dewa," ucap Kanaya mengingatkan adiknya untuk memoles riasan sebelum pacarnya datang.

Siang tadi, selepas jum'atan Soraya baru saja tiba ke Jakarta karena ada urusan saudara Dewa yang sedang melangsungkan pernikahan. Jadi, sebagai kekasih yang diajak berkenalan dengan keluarga besar dan Soraya yang sudah ingin bertemu kakaknya di perantauan membuat adik Kanaya sekarang sudah ada di indekos yang ia huni.

Soraya pun menurut akan perintah kakaknya, dia segera ke kamar mandi untuk mengambil wudu. Dia mau menggunakan riasan tanpa nanti saat magrib harus membasuh muka kembali. Dan seperti kakaknya, Soraya bukan orang yang membutuhkan waktu lama untuk mematut diri. Sehingga, sebelum azan berkumandang, adik Kanaya sudah siap menunggu pujaan hatinya menjemput.

Pilah Pilih PasanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang