23. Empat Sekawan

47.7K 4.1K 151
                                    

Selamat datang pembaca baru🤝🏻 ruang terbuka untukmu🌹semoga betah menunggu bab baru🙏🏻

SELAMAT MEMBACA CINGTAH🫀

Nathan duduk di kursi kerjanya sembari membolak-balik dokumen dengan santai. Tak ada niatan untuknya peduli dengan ketiga manusia yang kini tengah asik dengan dunia mereka sendiri.

"Aku bosan, bisakah kita jalan-jalan?" celetuk seorang laki-laki dengan kaca mata hitam dan baju pantainya. Dia Ronier Altheya, sahabat Nathan yang merupakan lulusan kampus luar negeri dan sekarang memegang 3 cabang perusahaan di Rusia. Karena pekerjaannya itulah yang membuat Ronier jadi jarang pulang ke Indonesia. Bahkan untuk mengunjungi kedua orang tuanya pun begitu sulit. Namun, sudah menjadi sifatnya jika ia bosan, ia akan meninggalkan pekerjaannya kepada seorang asisten dan pergi bersenang-senang. Salah satu contohnya seperti sekarang ini.

"Keluar saja," jawab Nathan acuh.

"Tinggalkan pekerjaanmu dan mari bersenang-senang bersama kami, Nath," ujar seorang lelaki berpenampilan rapi dengan kacamata minus bertengger di pangkal hidungnya. Namanya Elias William, satu lagi sahabat Nathan yang sifatnya lebih kalem dari Ronier. Perawakan tinggi, kulit putih, hidung mancung, dan mata sipit. Ia sangat suka membaca buku, karena itu juga ia jadi harus menggunakan kaca mata.

Nathan melirik Elias dengan tatapan tajam. Pandangannya menyorot lelaki itu dengan intens, kemudian berhenti menatap netra di balik kacamata tebal itu. Aku muak.

"Tidakkah kau melihatku sedang sibuk?" sinisnya

"Ck." Decakan itu berasal dari seseorang yang sedari tadi hanya duduk diam di sofa sembari memainkan ponselnya. Menarik atensi ketiga sahabatnya. "Ternyata kau lebih menyebalkan dari yang ku kira," lanjutnya. Dia Dean, lebih tepatnya Dean Marvelino Anderson. Kalian tentu tidak melupakan fakta bahwa Dean juga merupakan sahabat Nathaniel bukan? Bahkan lelaki itu yang selalu bersama Nathan setelah Ron dan El harus pergi ke jalan mereka masing-masing. Namun, semua itu harus berubah ketika keduanya mengenal sosok Naqila.

Mereka berempat, Ron, Elias, Dean, dan Nathan merupakan empat sekawan yang sudah berteman sejak SMA. Ke manapun mereka selalu bersama. Canda tawa keempat lelaki tampan itu selalu menjadi kenangan berharga yang tidak akan pernah terlupakan bagi mereka, mungkin.

Nathan menghela napas singkat. "Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu Dean," tegasnya.

Ron dan Elias saling memandang satu sama lain. Apa yang terjadi dengan kedua sahabatnya itu? batin Ronier

"Aku akan meminta Antonio melayani kalian, jadi keluarlah, aku sibuk."

"Hey, mana bisa seperti itu?" sentak Ronier. Bagaimana ia tidak kesal, jauh-jauh ia terbang ke Indonesia untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya, tapi Nathan malah bersikap menyebalkan seperti itu.

"Ron," panggil Nathan dengan senyuman melebar. "Sepertinya tugas yang kuberikan padamu masih kurang."

Gleg!

Lelaki manis itu terdiam, dengan susah payah ia menelan salivanya. Susah memang kalau temanmu adalah bosmu, batinnya nelangsa.

Dean berdiri dari duduknya, menyimpan ponsel ke dalam saku jaketnya. "Kalian hanya membuang waktuku." Setelah mengatakan itu, Dean berlalu pergi meninggalkan ruangan. Wajahnya jelas tampak kesal.

Ronier melongo tak percaya, tak jauh berbeda dengan ekspresi yang dibuat El.

Lelaki itu melepas kacamata hitamnya. Raut wajahnya kecewa. Ia menatap Nathan yang masih sibuk dengan berkas-berkas di meja.

Figuran : Change Destiny of The Antagonist (END) || Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang