cinta tetaplah cinta

332 42 4
                                    

Naret terdiam lama.

"jadii...anak yang kulihat saat itu adalah anakmu?" tanya naret mencoba memberanikan diri

"kau melihatnya?kapan?"

naret lalu mengusap air matanya, 

"tahun kedua sejak kau pergi, aku melihatmu menggendong seorang bayi perempuan , aku bahkan melihat wajah seorang wanita berambut pirang, kalian tampak serasi" ujar naret mncoba tersenyum

tin menatap naret dengan wajah tak yakin. meskipun dia tahu waktu yang di bicarakan naret namun dia enggan menjelaskan.

"meski terlambat aku ingin mengucapkan selamat atas pernikahanmu!" lanjut naret

mendengar sauara naret yang bergetar ketika mengatakan itu membuat tin tak tega.

"phi...sebenarnya..."

"ini sudah larut, seperti yang kau bilang berkendara terlalu malam tidak baik, aku akan pulang sekarang, semoga kau cepat sembuh!" naret berdiri dari duduknya lalu pergi meninggalkan tin yang hendak bicara

tin hanya  bisa membuang nafasnya menatap ruangan dalam kesendirian.

***

1 minggu kemudian.

tin kembali bekerja seperti biasa, tidak ada yang berubah sejak naret membantu tin di rumah sakit. mereka tetap bekerja profesional layaknya kolega seperti biasanya.

namun satu hal yang tin sadari, naret bahkan enggan menatap matanya entah saat mereka berpapasan ataupun sedang membahas pekerjaan.

tin sedikit meringis saat di rasa kepalanya kembali berdenyut. 

"khun tin..anda tidak apa-apa?" tanya salah satu rekannya

"tidak apa-apa, lanjutkan saja" jawab tin

setelah rapat selesai tin langsung pulang ke rumahnya tanpa menunggu waktu jam kerja selesai, tampaknya dia sedang terburu-buru pergi hingga mengabaikan panggilan joong yang memanggilnya dari belakang

20 menit kemudian.

tin sampai di rumahnya. kepalanya semakin berdenyut membuat tin tak tahan bahkan untuk berjalan, seiring dia berjalan sambil memegang dinding rumah, tiba-tiba hidungnya mengeluarkan darah

tin dengan cepat langsung mengambil obatnya dan meminumnnya.

lalu mencuci hidungnya yang masih mengalirkan darah disana.

setelah dirasa darahnya berhenti akhirnya tin bisa sedikit tenang , dia mengatur  nafasnya dan menatap dirinya di cermin.

nafasnnya masih sedikit tersenggal dengan rambut sedikit berantakan akibat ulahnya yang meremas kuat kepalanya.

tin mencoba merapikan lagi penampilannya dengan tangan bergetar. dan tak lama suara ketukan pintu ruamahnya terdengar.

membuat tin harus segera keluar dan melihat siapa yang datang.

***

"tin?"

sapa sang ayah sambil tersenyum.

tin hanya menatap malas wajah ayahnya yang sumringah.

"kenapa kemari?" tanyanya

"ayah dengar minggu lalu kau sakit, ayah akan masakan sesuatu untukmu"ujar sang ayah lalu memasuki rumah

tin membuang nafasnya lalu kembali menutup pintu.

dia lalu meletakkan dirinya di kursi meja makan uuntuk melihat apa yang akan dilakukan ayahnya yang berada di dapur

Until You (Poohpavel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang