hari-hari

300 45 5
                                    

pagi ini naret sudah sibuk membuat sarapan di dapur, tak lupa telpon genggam yang menempel di telinganya ikut menyertai gerak geriknya disana.

"oh oke , aku akan kesana siang nanti"

naret menutup telponnya dan menyimpan hp nya di meja lalu membalikkan telur gulung yang sedang dia masak.

setelah beberapa menit. akhirnya masakannya siap di hidangannya.

bertepatan dengan tin yang keluar kamar dengan stelan rapinya, tak lupa koper besarnya ikut dia seret keluar dari kamar.

"tin makanlah dulu"

"baik sayang.."

"berhenti berkata manis atau aku benar-benar tidak akan mengijinkamu pergi"

"tidak apa-apa , aku juga tidak akan pergi jika kau melarang"

"bukankah kau bilang ini dinas pertamamu sebagai pemilik gedung?"

"yahhhh.. meskipun begitu, istriku tetap yang pertama, aku bisa membatalkan rencanaku dan membicarakan ini pada william"

"ey tin... aku hanya bercanda, pergilah, itu hanya satu minggu, tidak akan lama"

"kau yakin tidak ingin aku tinggal"

"aku tidak mau karirmu hancur karenaku, jadi pergilah"

"kau yakin?"

"tin janagn terus bertanya"

"kau tidak akan marah seperti tempo hari lalu kan?"

"hmm tentu saja!"

"tapi jangan biarkan diao datang kesini, pastikan harus ada orang lain selain kalian berdua"

"kau tidak percaya padaku?"

"bukan , aku tidak percaya pada anak itu"

"hhhhh.. tin. kapan kau akan mulai berhentii cemburu padanya"

"jika dia sudah menikah atau memiliki pacar"

"hhhh... baiklah"

tin tersenyum lalu meminum airnya

"aku sudah selesai"ujarnya lalu bangkit dari duduknya,

naret dan tin lalu berjalan ke teras rumah sambil bergandengan tangan

"phi pastikan kau kunci pintu dan jendela saat di rumah, jika malam telpon ibumu agar dia menginap denganmu, aku yang akan bicara pada ayah agar mengirimkan orang untuk menjaga rumah, dan telpon aku segera jika terjadi sesuatu atau saat kau sedang merindukanku"

"hmm baiklah, kau juga berhati-hatilah disana, jangan lupa makan dan sitrahat yang cukup"

"baik istriku!"

tin dan naret saling berhadapan, lalu tin mencium kening naret lama kemudian mereka mempertemukan bibir mereka dengan di bumbui beberapa kali lumatan dan hisapan.

setelah beberapa menit mereka melepaskan tautannya lalu memeluk tubuh pasangannya dengan erat.

setelah itu tin lalu perlahan berjalan menuju mobilnya dengan koper yang sudah di masukkan ke dalam bagasi mobil oleh supirnya.

tak lama mobil itu melaju pergi meninggalkan naret yang masih tersenyum dengan tangan yang melambai.

***

naret baru saja sampai di restaurannya.

"phi...oh mkasudku, khun naret kau sudah datang?"ujar diao mendekat

"Toko di sebelah berubah menjadi restoran juga? Apa itu masalah yang kau maksud?"tanya naret langsung

"Benar khun..."
Jawab diao

Until You (Poohpavel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang