Naret terbangun dari tidurnya, indra penciumannya sedikit terganggu dengan aroma kopi yang menyeruak di ruangan
Dia membuka matanya melihat seseorang yang sedang serius menatap laptopnya dengan kopi yang berada di samping mejanya
Naret lalu menyibakkan selimutnya dan memakai piyamanya, dia berjalan perlahan mendekati tin
Hingga dia bisa memeluk leher kekasihnya itu dari belakang
"Pagi pagi sudah bekerja? hm?"tanya naret
"Phii ... Oh yahh... Ini tugas kuliahku, ujianku tinggal 2 Minggu lagi. Ini tugas terakhirku"
"Kau perlu bantuanku?"
"Tidak apa-apa, aku akan menyelesaikannya sendiri "
"Hm baiklah... Kalau begitu aku akan mandi lebih dulu"
"Oke!"
Naret lalu mencium pipi kiri tin dan melenggang pergi ke kamar mandi.
***
Hari Minggu ini naret menepati janjinya untuk berkunjung ke rumah tin melihat calon mertuanya
"Naret.. masuklah nak!"ucap ibu tin saat dia membuka pintu
"Terimakasih bibi.."
"Tin sedang pergi sebentar membeli barang, kau bisa menunggu di kamarnya"
"Oh tidak perlu bibi, aku juga ingin bertemu denganmu"
"Benarkah?haha... Baiklah"
Merekapun duduk di sofa dengan dua cangkir teh yang sudah tertata di meja.
"Bagaimana kabar ibumu ?"tanya ibu tin
"Dia... baik-baik saja"
"Ohh... Aku sangat menyesal belum bisa menemuinya, mungkin harusnya dia sedang berbulan madu dengan suaminya"
"Ehee... Bibi benar!"
"Tapi ini sudah berlalu 3 bulan. Apa mereka masih belum pulang"
"Aku rasa... Ibuku mungkin tidak akan kembali, dia akan ikut dengan suaminya ke Phuket dan menetap disana"
"Apa?ahh sayang sekali. Pekerjaanku lumayan banyak hingga tidak punya waktu untuk menyapa, hmm bagaimana jika kau atur pertemuan kami naret, bisakah?"
"Ohh.. yah. Baiklah "
Ibu tin menyesap tehnya perlahan, dan naret menatapnya dengan tatapan bersalah
Dia merasa sedang membohonginya, naret bahkan sampai membayangkan bagaimana sedihnya calon mertuanya itu saat dia tahu berita sebenarnya
"Naret... Lalu bagaimana dengan hubunganmu dengan tin?ku dengar tin sudah memberikan cincin padamu?"tanya ibu tin lagi memecahkan lamunan naret
Dia tersenyum menunggu jawaban naret ,
"Euh yah... Kami mungkin sudah menganggap itu tunangan, tapi mungkin belum secara resmi, kami memilih untuk langsung menikah setelah tin lulus""Ohh baguslah. Aku turut senang mendengarnya"ucap ibu tin dengan senyuman
Naret tersenyum dan mengangguk .
Dan tak lama tin datang dengan membawa beberapa barang.
"Tin. Biar aku bantu "
Ucap naret sambil berjalan ke arahnya mengambil barang belanjaannya dapur yang tin pegangTin lalu menghampiri ibunya,
"Ibu Ini obatmu"
Ucap tin lalu duduk di samping ibunya"Terimakasih tin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Until You (Poohpavel)
Teen Fiction3 tahun berpacaran bukanlah waktu sebentar bagi tin dan naret untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius . namun beberapa hal setelah semuanya baik-baik saja. membuat mereka harus mengakhiri hubungannya. ada alasan tertentu yang tak bisa mereka...