mulai bahagia

397 44 6
                                    

Hari ini naret kembali ke rumah tin dengan membawa barang-barang nya.

Semua atas permintaan tin.
Setelah malam pertama mereka. Tin kembali melamar naret dan naret tentu dengan segala kesiapannya menjawab 'ya'.

Jika memang takdir menyatukan mereka setelah semua hal yang mereka lalui, kenapa naret harus menolaknya.

Dan akhirnya cincin mereka yang masing-masing tersimpan itu kembali mereka pakai , sebagai tanda bahwa mereka sudah ada yang memiliki.

Tin mendorong koper naret untuk dia bawa ke kamar utamanya.

Ternyata daeitadi tin sedang mendekor ulang kamar utama itu , dulu kamar itu milik kedua orangtuanya.

Jadi tin tidak menggangu nya sama sekali, namun sekarang rumah itu sudah menjadi miliknya, apalagi tin akan segera memiliki belahan hatinya, tentu semua harus berubah.

Tin tersenyum saat melihat naret yang terlihat senang saat melihat kamarnya.

"Bagaimana phi?apa kau suka?"tanya tin

"Hm... Terlihat seperti kamar di hotel"

"Ya... Ini adalah hotel bintang hatiku hanya untuk naret"

"Aish... Sejak kapan kau pintar berkata manis seperti itu?"

"Sejak aku jatuh cinta padamu"
Jawab tin sambil memberikan playing kiss pada Naret

Naret hanya tersenyum geli, sepertinya tin benar benar telah berubah.

setelah beberapa lama mereka bersama, naret masih bisa merasakan tin yang dulu, tin yang dewasa dan hangat , tin yang selalu ada untuknya.

Dan sebagai tambahan nya, tin sekarang lebih cerewet dan terang-terangan, kadang dia akan bersikap kekanak-kanakan seperti anak SD .

Tapi sungguh hal itu justru yang membuat naret semakin menyukainya.

Rasanya naret mendapatkan double tin yang menghibur nya namun juga yang menjaganya.

Hari hari naret tampak lebih berwarna dari biasanya.

Tin dan naret kembali melanjutkan membersihkan rumah itu, ternyata tin berencana untuk mendekor ulang semua interiornya.

Yang akhirnya selama 3 hari mereka harus bergerak sendiri, antara membeli barang baru dan menjual barang lama.

***

Weekend ini tin sudah sibuk dengan laptopnya sejak dia bangun.

Dia duduk di meja makan sambil sesekali menyesap kopinya.

Tak lama naret berjalan menghampirinya dengan baju mandinya,

Dia lalu duduk di pangkuan tin dan memeluk tin perlahan.

Hal itu membuat tin mau tidak mau menghentikan acara mengetiknya.

Naret mencium dan menghirup dalam leher tin yang menjadi tempat nyamannya selama ini.

"Phi..."

Naret memeluk erat tubuh tin.
"Sebentar saja, meski ini sudah berlalu 3 bulan, aku masih merasa takut kalau ini hanya mimpi "

"Kita akan menikah Minggu depan, apa masih terasa mimpi?"

"Hm"
Naret melepaskan pelukannya dan menatap wajah tin

"Apa yang kau khawatirkan?"tanya tin lagi saat dia melihat wajah naret yang murung,

Tangannya mencoba membenarkan alah rambut naret yang sedikit menghalangi mata naret,

Until You (Poohpavel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang