Hari libur ini tin sedang membersihkan rumah Naret, lagi lagi tin membuat naret tidak bisa menolaknya.
Entah apa yang dia pikirkan, apa semua yang naret katakan beberapa Minggu lalu tidak membuat tin mengerti .
"Hahhh... Selesai!"ujar tin seraya mengusap keringatnya yang berada di keningnya
"Jika sudah selesai kau boleh pergi!"ujar naret lalu pergi ke kamarnya
Tin sedang mencoba melemaskan otot-otot nya. Dan memindahkan semua alat bersih bersih nya, dan saat tin hendak keluar untuk pulang
Tiba-tiba suara naret terdengar di kamar sana.
"Huwaa!!"
Itu membuat tin terkejut dan langsung berlari masuk kesana.
Ternyata naret berada di kamar mandi nya, tin membuka pintu dan melihat apa yang terjadi.
Naret sedang berusaha menahan air keran yang memuncrat keluar
"Phi apa uang terjadi?"tanya tin
"Oh... Ini tiba-tiba rusak!"jawab naret masih dengan susah payah menahan air itu
Tin lalu menghampiri dan mencoba membantu, namun hal pertama yang dia lakukan adalah mematikan saluran airnya
Dan airpun berhenti.
Tin sedikit terkekeh saat melihat naret yang basah kuyup, lalu tin pergi ke tempat lain untuk mencari alat untuk memperbaiki kerannyaTak lama dia kembali dan langsung memperbaiki nya seolah itu bukan hal sulit.
Setelah selesai tin mencoba kembali menyalakan saluran airnya dan itu bekerja dengan baik.
"Terimakasih"
Ucap naret .Tin tersenyum mengangguk seraya menatap lekat tampilan naret yang basah kuyup
Merasa di tatap dengan intens seperti itu membuat naret mengalihkan pandanganmua dengan gelagat malu,
dia mencoba menghalangi tubuhnya dengan tangannya sendiri karena kameja putih kebesarannya yang terkena air membuat warnanya terlihat transparan .
Tin sebenarnya tidak memikirkan hal lain saat melihat pemandangan itu, namun... Gejolak di dadanya cukup membuat dia merasakan panas di tubuhnya
Sebelum hal lain terjadi tin hendak pergi , namun dia melupakan satu hal, membereskan alat yang dia gunakan untuk memperbaiki kerannya
Hingga..
"Eh tin hati-hati it.."
Belum sempat naret menyelesaikan perkataannya, tangannya langsung di tarik oleh tin karena gerakan refleks nya yang terjatuhBrugg!!
"Arghh..."ringis tin di bawah sana
"Tin.. kau tidak apa-apa?"tanya naret
Tin masih merasakan nyeri di punggung nya , sebelum dia membuka mata dan melihat mata naret yang ada di hadapannya
Untuk kesekian kalinya pandangan mereka kembali bertemu.
Lama hingga naret bisa merasakan deru angin nafas tin dan detak jantung mereka yang beriringan.
Tin menyentuh wajah naret perlahan, dia menelusuri setiap inci wajah cantik itu hingga sampai di bibir pink nya yang sedikit mengigil
Tin lalu mengangkat sedikit kepalnya untuk meraih bibir yang bergetar itu, sebelum naret menghalanginya dengan dua jarinya
Namun tin malah menyingkirkan jari itu dan menarik tengkuk naret hingga akhirnya dia bisa merasakan benda kenyal itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Until You (Poohpavel)
Teen Fiction3 tahun berpacaran bukanlah waktu sebentar bagi tin dan naret untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius . namun beberapa hal setelah semuanya baik-baik saja. membuat mereka harus mengakhiri hubungannya. ada alasan tertentu yang tak bisa mereka...