BAB 2. AKU TIDAK MENGKHIANATIMU

401 14 2
                                    

Selamat Pagi, terima kasih yang sudah lanjut baca ☺️☺️☺️

Untuk Bab ini ‼️Warning‼️ uji kesabaran ya Kak ☺️☺️☺️

Sebelum baca, boleh vote ⭐ dulu ya Kak, sebelum kelupaan 🥹🥹🥹🥹

Terima kasih untuk vote-nya & Selamat Membaca

Terima kasih untuk vote-nya & Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menggodanya?

“Apa maksudmu? Aku tidak….”

Namun sebelum Nada sempat meneruskan ucapannya, Radit sudah memotong terlebih dahulu, “Bukan. Bukan apa-apa. Lupakan!” serunya tampak salah tingkah, tapi sesaat kemudian kembali berekspresi datar.

“Cepatlah berpakaian! Aku tidak mau istriku berpikiran yang tidak-tidak pada kita!”

Setelah itu, Radit pun keluar dari kamar secepat mungkin seakan ada penagih hutang yang mengejarnya.

Nada tampak menghela napas lega setelah Radit menutup pintu kamar. Nada masih mengingat ucapan Radit sebelum dia keluar dari kamar.

Aneh. Kenapa pria itu marah dan berpikir jika dirinya sengaja menggodanya?

Padahal, Nada hanya takut kalau dia bergerak, benih di dalam akan tumpah dan menetes keluar. Sekarang saja, inti Nada masih terasa becek. Jadi, dia pun masih dalam posisi berbaring. Lagian tadi kamar mandi sedang dipakai Radit dan tubuhnya juga masih terasa sakit. Siapa yang mau menggoda?

Pria aneh! Nada malas memikirkan Radit. Nada masih diam beberapa saat hingga dipikirnya cukup aman untuk duduk. Tapi hatinya malah sakit saat melihat bercak darah di ranjang.

Nada meneteskan kembali air matanya.

“Ibu, cepat sembuhlah ... jangan sia-siakan pengorbananku," gumamnya sedih.

Masih teringat dalam ingatan Nada, tiga hari lalu ketika ayahnya datang menemuinya di luar kamar ICU tempat ibunya berbaring.

"Kita tak ada pilihan lain, Nada. Hanya ini cara tercepat mendapatkan uang untuk pengobatan ibumu. Ratusan juta biaya pengobatan, walaupun Ayah bekerja siang malam tanpa berhenti, Ayah tak mungkin bisa mengumpulkan uang sebanyak itu." Padri, ayah Nada yang hanya lulusan SD dan bekerja sebagai tukang kebun di rumah Prawiryo Prayoga, merasa kecil hati mendengar biaya pengobatan istri yang sangat dicintainya.

Inilah alasan Nada setuju dengan rencana kakek Radit, Prawiryo Prayoga untuk menjadi surrogate mom bagi cucunya. Istri Raditya Abimanyu Prayoga, tidak bisa mengandung setelah keguguran beberapa tahun lalu.

Rahimnya harus diangkat. Meski Radit tak masalah tak lagi bisa punya anak, tapi Prawiryo tak terima kalau tidak ada penerus keluarganya. Dia berjanji akan memenuhi semua kebutuhan biaya pengobatan istri Padri asalkan Nada mau menikah dengan cucunya.

"Tenang, ini hanya sampai bayi itu lahir, kamu bisa bercerai. Itu kan janji tuan besar Prawiryo."

Nada menghela napas setelah tersadar dari lamunannya. Sudah terlambat untuk menyesali apa yang telah terjadi. Lagipula, inilah jalan yang dipilihnya demi kesembuhan ibunya.

Cuma Istri BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang