BAB 8. AKU AKAN SELALU MENUNGGUMU

271 13 0
                                    

Selamat Siang

Maaf ya Kak, aku baru sempet Update padahal sudah melebihi target. Aku baru sempet cek jumlah View-nya

Next, boleh diingetin via comment atau DM ig aku @ri.chi_Rich

Terima kasih untuk support-nya dan terima kasih sudah terus ikutin sampai bab ini.

Baiklah, sampai sini aja cuap-cuap-nya, selamat membaca 💕💕💕💕

Baiklah, sampai sini aja cuap-cuap-nya, selamat membaca 💕💕💕💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 8. AKU AKAN SELALU MENUNGGUMU

“Lo dari mana aja? Jam segini baru nyampe? Tumben!”

"Jangan tanya-tanya dulu, Ka! Gue ngos-ngosan!"

Nada berlari hingga kelasnya. Ika sahabatnya tak biasa melihat Nada telat. Apalagi tampilannya sekarang semrawut. Wajahnya pucat, rambut berantakan dan napas seperti tesengal.

Ika tak bertanya lagi karena dosen sudah memasuki ruangan. Nada pun mulai mengatur napas dan detak jantungnya. Dia mencoba berkonsentrasi.

Untuk tiga jam pelajaran tidak ada seorang pun yang berani bicara. Karena pelajaran ini adalah pelajaran tersulit pada semester ini. Urologi, Andrologi dan Ginekologi. Mata kuliah 6 SKS ini cukup menakutkan untuk mereka semua para calon dokter.

Beruntung pelajaran kali ini dapat diselesaikan tanpa ada masalah bagi Nada. Tugas-tugas kuliahnya pun sudah dikumpulkannya membuat Nada bisa bernapas lega. Meski Nada mengerjakan tugas sambil mendengarkan dosennya. Itupun dapat contekan dari Ika. Dia semalam tak sempat menyalinnya.

Semua karena Radit dan Viola menyedot energinya, di ranjang dan untuk beberes rumah. Untung saja dosennya baru ingat tugas saat diujung jam kuliah. Nada bisa punya sedikit waktu mengerjakannya.

"Lo gak biasanya se-kacau ini."

"Emang hidup gue kacau, Ka! Berantakan, hancur, doomed! Dah, lo gosah tanya-tanya!" cicit Nada yang memang lelah. Lapar pula perutnya karena kemarin hanya diisi nasi gudeg dan tadi pagi cuma sehelai roti tawar.

“Praktikum masih dua jam lagi, lo mau ke mana dulu?" Ika tak mau cari masalah dengan sahabatnya yang moody.

“Nada, kita bisa mengobrol sebentar?” tapi sebelum Nada menjawab, seorang pria, teman sekelasnya yang juga tadi memperhatikan Nada yang kacau di kelas menghampirinya.

Pria itu tampak khawatir.

"Gue duluan ke kantin ya!" Ika yang tahu hubungan diantara keduanya pun menyingkir.

Dia tahu, pasti ada sesuatu yang tak beres kalau melihat kecanggungan keduanya.

Lagian, Nada biasa diantar jemput oleh pria itu. Tadi teman lelaki Nada sudah lebih dulu sampai, bahkan setengah jam sebelum kuliah di mulai. Sedangkan Nada terlambat. Nada, tak melarang sahabatnya pergi. Dia memang harus bicara dengan pria itu. Selain, hatinya juga merindu sosok itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cuma Istri BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang