1.3) Demam

18 6 0
                                    

• 14.25 WIB

Tok tok tok tok.

"Ini sudah lima menit kita berdiri...kemana dia?" Tanya Liam.

"Kita? Kita kau bilang? Hanya aku yang berdiri! Kau dan Zavier? Sabar Adel..." Adelio mengelus dadanya saat Zavier meliriknya, hanya dua detik.

Liam dan Zavier duduk di kursi sedangkan Adelio sudah berdiri selama tujuh menit didepan pintu rumah Yeira. Adelio sudah beberapa kali mengetuk pintu namun tidak kunjung membuat pintu rumah Yeira itu terbuka.

Sebenarnya bisa saja Zavier menggunakan kunci yang ia bawa untuk membuka pintu, namun ia tidak ingin kedua sahabatnya mengetahui jika ia memiliki kunci rumah Yeira.

Tok tok tok.

"Yeiiiii!"

Tok tok tok tok tok.

"Yeira!!!"

"Aku yakin dia pasti sembunyi agar kita tidak bisa menyuruh nya."

"Jangan berfikir negatif." Ucap Liam menasihati Adelio.

Tok tok tok tok tok.

"Yeira! Rararara!"

"Zavier potong gaji Yeira besok!" Teriak Adelio, ia sabar lagi.

BRAK.

Pintu terbuka dengan kasar dan keras. Bantingan dari seorang gadis yang membukanya dari dalam rumah.

"Adel.., kenapa kamu sangat suka menyiksa ku?"

"Zavier! Istrimu sekarat!" Dengan jelas Adelio melihat wajah Yeira yang sangat pucat.

Zavier dan Liam dengan spontan berdiri melihat Yeira. Detik berikutnya Liam tetap tenang, namun tidak dengan Zavier.

"Apa yang terjadi dengan mu?!"

"Tuan, jangan potong gajiku dan jangan...berisik..." Lirih Yeira sebelum merasa pandangan nya mulai menggelap.

"Yeira!" Teriak Zavier. Ia menangkap tubuh Yeira yang terjatuh kearah depan. Gadis itu hanya menggunakan baju tidur pendek.

Adelio dan Liam mengikuti Zavier yang menggendong tubuh Yeira menuju mobilnya.

"Adelio! Tetap di sini, jaga rumah Yeira dan beritahu kakeknya jika aku membawa Yeira ke rumah sakit."

Adelio bernafas lega, ia akan bersantai di rumah Yeira sambil menunggu mereka kembali, atau mengobrol dengan kakek Jeremi.

Liam mendahului untuk membukakan pintu mobil. Lalu menutup nya saat Zavier sudah masuk. Bergegas ia duduk di kursi kemudi dan menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi tanpa suruhan Zavier.

Zavier sangat khawatir merasakan tubuh panas Yeira dalam dekapannya.

"Tenanglah Zav, mungkin dia demam karena tadi malam."

"Demam..." Lirih Zavier yang tidak terdengar jelas oleh Liam.

"Dia tidak akan ikut lagi saat kita keluar malam."

Liam tidak menjawab. Ia berpikir sangat menyayangkan uang yang digunakan untuk membayar Yeira, yang sebenarnya tugas Yeira memang menemani mereka kemana pun saat dipanggil. Menjadi pesuruh, meskipun beberapa kali ketiganya yang malah menjadi suruhan Yeira.

Zavier menyayangi Yeira, dan kurang menyayangi uang nya. Itulah kenyataan yang tertanam dalam benak Liam.

💜🤍💜🤍💜🤍💜🤍💜🤍

"Ini enak, lain kali aku akan ke sana lagi."

"Kalian berlebihan."

"Aku bukan sedang sekarat sampai membawaku ke rumah sakit."

WX.YZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang