0.8) Es krim, sup ayam, telur gulung

22 5 0
                                    

• 07.12 WIB

Setelah sarapan bersama ayah dan kakek nya, Willona pamit untuk pergi bersama ketiga temannya. Kini ia duduk di sebelah Nadira yang mengemudikan mobil. Jenna dan Eris duduk bersama di kursi tengah, berdebat tentang tujuan pertama mereka.

"Toko es krim."

"Tidak."

"Toko es krim."

"Tidak."

"Es kriiiim."

"Tidaaaaak." Jenna melembutkan suaranya, ia mengejek.

"Eris, kemarin kamu sudah banyak memakan es krim, apa perutmu tidak sakit?" Tanya Nadira pertama-tama, sebelum mengeluarkan kalimat nasihat.

"Tapi aku masih kurang, aku mau es krim."

"Apa kamu tidak takut perut mu sakit Eris?" Jenna menatap Eris dari ujung rambut hingga kaki.

"Tadi malam perutku sakit, dan setelah buang air besar tiga kali perutku sudah tidak sakit. Jadi...a-"

"Eris...jangan terlalu sering memakan es krim. Jaga kesehatan perutmu, kamu tidak mau minum obat pahit kan?" Ucap Willona.

Bukan marah atau menyangkal, Eris menggeleng pelan. Ia menurut dengan cepat setiap apapun nasihat kecil yang terucap oleh Willona padanya.

"Makan es krim banyak bisa membuatku makan obat pahit?"

"Iya Eris..."

"Oke Will, untuk beberapa hari kedepan aku janji tidak akan makan es krim. Sekarang apa yang akan kita makan? Perutku lapar."

Merasa gerah Jenna melepaskan ikatan rambutnya dan menatanya ulang dengan kedua tangan. Kali ini ia mengikat lebih kencang rambutnya. Dan menyandarkan kepalanya pada kaca pintu mobil.

"Kamu belum sarapan?" Nadira bertanya pada Eris.

"Sudah, tapi masih lapar. Will, boleh aku makan sebelum kita berbelanja?"

"Tentu saja Eris, bagaimana dengan kalian?"

"Baik..." Jawab Jenna. Sedangkan Nadira hanya mengangguk sebagai jawaban persetujuan nya.

Makan, makan, dan makan. Tapi tubuhnya masih kurus seperti ini. Pikir Jenna, yang sejujurnya ia merasa sedikit iri.

"Semoga saja restoran itu masih ada."

Hanya Nadira yang mendengar suara pelan Willona. Ia tinggal menunggu Willona mengarahkan nya ke tempat tujuan karena ia belum terlalu mengenal wilayah tempat tinggal Willona.

❤️🖤❤️🖤❤️🖤❤️🖤❤️🖤

• 08.06 WIB

Pagi ini Kakek Jeremi libur bekerja karena digantikan oleh temannya. Ia pulang pukul enam pagi dan disambut oleh Yeira yang sudah membeli ayam untuk dimasak.

Yeira memaksa kakeknya untuk duduk memperhatikan sedangkan ia yang memasak sendirian.

Memasak dengan ditemani dan juga mengobrol dengan kakeknya, sudah cukup membuat Yeira merasa sengat senang. Ia berniat setelah sarapan akan mengajak kakeknya berbelanja, tentu menggunakan uang yang diberikan Zavier sebagai gaji.

Yeira sudah mengenal Zavier selama satu tahun. Setiap bulan, Yeira mendapat gaji dua juta hanya untuk menjadi pesuruh ketiga remaja laki-laki. Yeira yang sangat ingin membantu kakeknya, menyetujui itu. Ditambah beberapa kali Zavier memberinya bonus tambahan. Yeira menyukai uang untuk ia belikan buku juga berikan pada kakeknya.

Sedangkan kakek Jeremi yang bekerja menjadi seorang satpam di sebuah perusahaan, mendapatkan gaji sebesar tiga juta dalam sebulan.

"Kakek...bagaimana rasanya?" Yeira membawa semangkuk sup ayam yang baru matang pada Jeremi.

WX.YZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang