0.6) Kebiasaan Zavier

26 6 0
                                    

• 21.59 WIB

"Kenapa mobilmu berjalan dengan lambat. Kakekku pasti sangat mengkhawatirkan ku karena aku keluar larut seperti ini." Ucap Yeira sambil memelas.

"Jangan berbohong, saat dirumah mu tadi kamu sudah bilang kakekmu pulang besok pagi."

"Ah iya ya..." Sial, dia ingat.

Beberapa jam lalu Zavier menjemput Yeira, mereka berdua keluar bersama karena Zavier sudah berjanji siang tadi untuk membelikan novel yang bagi Yeira sudah dirusak oleh Adelio.

Sebelum berangkat Yeira mengatakan jika kakeknya harus menggantikan jam kerja temannya karena teman kakeknya sedang sakit. Itu artinya kakek akan pulang besok pagi pukul enam. Zavier mengingat itu dengan jelas.

"Yeira."

"Iya?" Yeira menfokuskan pandangan nya ke depan, memandangi pemandangan malam yang lumayan menarik baginya. Kedua tangan Yeira menepuk-nepuk pelan pahanya sendiri, bertujuan agar ia tidak mengantuk.

"Kenapa kamu membeli obat itu?"

"Obat apa? Yang ini?" Tanya Yeira menunjuk obat oles dari tas kecil nya.

"Hm..."

"Sepertinya aku punya alergi pada angin malam...pasti, besok pagi di sini dan di sini akan muncul bulat-bulat merah, alergi." Jelas Yeira sambil menunjuk bagian perut dan belahan dadanya.

"Alergi..." Zavier menggumang lirih namun masih terdengar oleh Yeira.

"Iya, aku menggunakan ini untuk mengobati alergiku, sangat mempan." Jawab Yeira memberikan dua jempol pada Zavier.

Zavier tak menjawab, ia menyetir dengan bibir yang tersenyum tipis. Yeira tidak menyadari itu karena cahaya mobil yang remang.

"Zavi," panggil Yeira tiba-tiba. Ia mengingat sesuatu.

"Apa alergi ku normal? Bulat-bulat di perut dan dadaku ada yang warna ungu juga..."

Zavier dengan menelan ludah dengan wajah yang kaku. Ia melirik Yeira yang menunduk dengan wajah sedih.

"Yeira,"

"Apa aku punya penyakit? Bisa saja ternyata ada tumor ganas di perutku."

Astaga...

"Ini mulai muncul sejak...sekitar lima bulan yang lalu, jika aku mati tolong jaga kakek ku." Tangan Yeira meremas lengan Zavier, ia menatap Zavier dengan wajah memohon.

"Itu bukan tumor Yeira." Zavier menutup mulutnya yang tersenyum lebar dengan tangan kiri. Menahan untuk tidak tertawa karena Yeira sedang serius, meskipun wajahnya tidak serius.

Yeira berdecak dan menabrakkan kasar punggungnya pada sandaran. Ia memalingkan wajahnya membelakangi Zavier.

"Mau minum?"

"Tidak, perutku penuh dengan makanan."

"Meminum air putih yang cukup bisa mencegah tumor-"

"Mana." Yeira menoleh, tangannya mengadah pada Zavier. Zavier mengambil sebotol air mineral dan memberikannya pada Yeira. Gadis itu langsung menghabiskan setengah botol air yang ada.

Zavier melirik nya sekilas dan tersenyum tipis.

Yeira memasukkan botol air yang diberikan Zavier ke dalam tas nya. Ia menatap lurus ke depan dengan kening berkerut, masih memikirkan tentang tumor nya.

Mulai besok...aku hanya akan memakan makanan sehat. Mi instan ku sebaiknya di...buang? Tidak-tidak, lebih baik ku berikan pada mereka saja. Pikir Yeira membayangkan ia memberikan semua mi instan nya pada Zavier, Adelio dan Liam.

WX.YZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang