2.2) Permen dari Zavier

13 4 0
                                    

• 18.58 WIB

"Tuan Gavin?!"

"Dia ayah ku."

"Apa? Tuan muda Xavier?"

"Aku adiknya."

"Ah maaf! Tuan muda Zavier apa yang tuan lakukan di-"

"Diam dan jangan melaporkan apapun tentang ku."

Zavier menghentikan langkahnya dengan tangan yang masih menggenggam pergelangan tangan Yeira. Matanya menatap tajam pada penjaga itu.

"Hahahahaha." Yeira tertawa mendengar percakapan Zavier dan seorang penjaga asrama yang membawa sebuah senter.

"T-tapi tuan-"

"Aku tidak akan memperkosa nya, kita hanya berbicara sebentar dan dia langsung ku antar kembali ke kamar nya nanti."

"Heh! Mulutmu!"

Plak.

Pukulan telapak tangan Yeira yang cukup keras tak berasa sakit sedikitpun di bahu Zavier. Zavier hanya melirik Yeira sebentar dan beralih kembali menatap penjaga.

Pasti ayah yang menyuruh mereka menjadi penjaga di sini.

"Dan lagi, jangan memanggilku tuan. Aku bukan tuan mu." Ucap Zavier lalu melanjutkan langkahnya meninggal penjaga yang masih berdiri terdiam memandang ke arah nya.

"Tidak sopan."

"Hm?"

"Kamu bicara seperti itu pada pak penjaga, padahal dia lebih tua dari mu."

Tak mendapat respon dari Zavier, Yeira diam. Berusaha menyamakan langkah nya dengan Zavier yang memiliki langkah lebar.

"Pelan-pelan Zavi..."

Tanpa memelankan langkah nya, Zavier malah mempercepat langkah membawa Yeira hingga melewati gedung asrama laki-laki. Mereka berpapasan dengan satu dua orang siswa yang hanya melihat mereka sekilas, karena tak berani pada Zavier. Semua murid tau jika Zavier sangat membenci di perhatikan oleh siswa laki-laki.

"Zav, kita mau kemana? Jangan membuat ku takut." Yeira melihat ke sekeliling. Mereka berada di bagian belakang asrama yang cukup jauh dari gedung-gedung kamar.

Di depan mereka saat ini ialah sebuah pintu keluar dari besi yang terhimpit oleh tembok pagar yang terbuat dari bata tebal setinggi lima meter.

"Dari mana kamu mencuri kunci itu?" Tanya Yeira saat Zavier mengeluarkan sebuah kunci dari saku celananya. Namun Zavier tak menjawab.

Memperhatikan penampilan Zavier yang berantakan, Yeira terdiam, berpikir keras tentang apa yang membuat Zavier terlihat marah seperti ini.

"Sebenarnya kita mau kemana?"

Mereka melangkah keluar dan terlihat pemandangan gelap gulita di depan mata. Yeira menatap seram, namun ia tak takut karena sedang tidak sendirian.

"Zavier di sini gelap...apa yang mau kamu lakukan?"

Zavier masih saja diam. Ia membawa Yeira semakin menjauhi asrama, memasuki hutan lebat yang gelap. Mereka bisa melangkah sedikit demi sedikit karena cahaya rembulan yang masih bisa membantu keduanya melihat jelas jalan yang dipenuhi rumput cukup tinggi.

Astaga kemana dia mau membawaku, apa jangan-jangan Zavier mau membunuh ku?

Kaki ku gatal...apa di rumput ini ada ulat??!

"Hei, bagaimana jika di sini ada ulat?"

Masih saja berjalan, Yeira memperhatikan sebuah pohon besar yang mereka lewati. Daun lebat nya bergerak karena hembusan angin malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WX.YZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang