1.1) Cemburu, dan Iri

21 6 0
                                    

• 02.01 WIB

Di dalam kegelapan malam yang hanya mendapatkan sedikit cahaya dari lampu sorot sebuah kendaraan, ditambah tak ada satupun rumah ataupun lampu jalanan, sebuah motor besar melaju dengan kecepatan sedang melewati jalan ditengah hutan. Si pengendara memang sengaja melajukan dengan kecepatan sedang.

Hanya pepohonan yang memenuhi sisi jalan. Terdengar beberapa jenis suara hewan malam yang saling bersahutan dari dalam rimbunan pohon.

Puk.

"Tuan..."

Yeira mengangkat sedikit helm yang ia pakai, dan mendekatkan mulutnya pada telinga Zavier. Mencoba memanggil lelaki itu namun tidak mendapat respon apapun.

"Ish. Zavier! Tambah kecepatan nya!"

"Kamu takut?"

"Tidak!"

"Lalu?"

"Ini sudah jam dua! Besok aku harus bangun pagi, memasak sarapan kakekku!"

Tanpa menjawab Zavier menambah kecepatan motor nya hingga akhirnya mereka sampai di depan rumah Yeira dan kakek Jeremi.

Yeira turun dan membuka helm. Ia menyerahkan helm milik Zavier pada pemiliknya, kemudian melepaskan juga jaket yang tadi Zavier pinjaman untuk Yeira.

"Kenapa bukan Xavier saja yang mengantar ku? Seharusnya aku pulang diantar Xavier karena tadi berangkat bersama nya juga..." Maksud ku dengan mobil.

"Dia bersama Willona jika kamu lupa."

"Ooooh iya, aku baru melihat nya. Pantas saja Xavier sejak dulu sering menyebut nama Willona, Willona sangat caaantik...dan imut karena poni lucunya."

"Hm..-tunggu, kenapa kamu berharap diantar oleh kakakku? Apa kamu ingin mendekati Fendri?"

Yeira mematung dengan mulut yang terbuka sedikit. Tidak menyangka jika Zavier masih saja menuduhnya menyukai Fendri.

Melihat Yeira yang terdiam seperti itu membuat Zavier merasa ucapannya benar. Ia turun dari motornya dan meletakkan helm juga jaket miliknya diatas motor. Lalu mendekati Yeira.

"Ku bilang jangan mencoba menyukainya."

"Zavier mundur," Yeira mendorong Zavier sedikit agar memperbesar jarak. "Kenapa kamu..." Yeira menyeringai, tak melanjutkan ucapan nya.

"Kamu-"

"Apa kamu cemburu tuan Zavier?"

Zavier terdiam sebentar, tangannya terangkat dan mendorong pelan dahi Yeira dengan telunjuknya.

"Aku bahkan tidak menyukaimu,"

"Benarkah??"

Zavier melipat kedua tangannya didepan dada. Menatap datar Yeira yang masih memasang ekspresi wajah menggoda.

"Hmm...baiklah aku percaya, lagipula aku yakin tipe perempuan yang kamu sukai bukanlah seperti ku, aku hanya gadis miskin yang...hidup bersama kakekku saja..." Ucap Yeira sambil mengusap ujung matanya yang kering.

"Bagus jika kamu sadar itu." Balas Zavier sengaja.

Ekspresi Yeira berubah sedikit kesal, namun dengan cepat kembali berubah menjadi tersenyum tipis.

"Aku...sepertinya aku sudah menemukan cinta sejati yang pantas untuk ku, dia juga bukan termasuk kalanganmu...lelaki sederhana,-"

"Siapa." Zavier kembali mendekat hingga Yeira harus mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah Zavier.

Kali ini Yeira tidak mendorong mundur Zavier melainkan dirinya yang melangkah mundur dua langkah. Dan Zavier kembali mendekat dengan kedua tangannya memegang lengan Yeira erat.

WX.YZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang